MerahPutih.com - Sebanyak 1,5 juta tenaga medis menjadi prioritas penerima vaksin COVID-19. Tenaga medis menjadi kekuatan Indonesia untuk melakukan imunisasi atau vaksinasi massal pada awal tahun depan atau akhir tahun 2020.
Ketua Pelaksana Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional Erick Thohir menyampaikan jumlah itu masih dalam hitungan estimasi. Pihaknya masih terus melakukna konsolidasi dengan IDI, PPNI, serta Ikatan Bidan Indonesia.
"Tadi dapat masukan kriteria dokter dan perawat, karena ada macam-macam dokter, ada dokter paru, jantung, dan lain-lain," kata Erick Thohir.
Baca Juga:
Lebih dari 800 Orang Jadi Relawan Cadangan Vaksin COVID-19 di Bandung
Ia mengatakan, data dari IDI dan PPNI penting untuk memastikan tim medis terdepan yang menjadi prioritas.
"Kita minta masukan IDI supaya jangan sampai salah konsolidasi data, termasuk perawat. Kalau nanti bahan baku sudah bisa diproduksi, kita masukan dalam skala prioritas yang menjadi garda terdepan," ujarnya.'
Erick Thohir juga mengatakan vaksinasi dilakukan dengan dua skema yakni melalui bantuan pemerintah dan vaksin secara mandiri.
"Tapi bukan berarti yang bayar didahulukan dari yang gratis, bukan. Nanti ada sinkronisasi jadwal data, jadi bukan juga diputarbalikkan seakan-akan pemerintah cari uang, tapi pemerintah punya gratis," ucap Erick.

Ketua Umum PB IDI Daeng M Faqih mengatakan, pihaknya berkomitmen untuk bekerja sama dengan komite dalam melaksanakan vaksinasi.
"Pada saatnya penyuntikan vaksin di lapangan kami akan koordinasi sampai tingkat kabupaten bahkan kecamatan," ucapnya.
Baca Juga:
Kasus COVID-19 di Jakarta Masih Tinggi, IIMS Motobike Expo 2020 Ditunda