Wawancara Khusus dengan Mantan Teroris: Bagi Teroris Penjara adalah Sekolah

Luhung SaptoLuhung Sapto - Sabtu, 27 Mei 2017
Wawancara Khusus dengan Mantan Teroris: Bagi Teroris Penjara adalah Sekolah
Ilustrasi Penjara (foto: Pinterst)

Ali Fauzi, mantan teroris sekaligus adik kandung Amrozi dan Ali Imron, punya pandangan berbeda dalam penanganan teroris. Menurut Ali, yang merupakan perakit bom Kuningan yang meledak 9 September 2004, perlakuan terhadap teroris dengan orang di sekitarnya yang belum terlibat terlalu jauh dengan kegiatan teroris harus dibedakan.

Mantan anggota kelompok teroris Front Pembebasan Islam Moro (MILF) Filipina pimpinan Abdul Matin dan Omar Patek itu memberikan saran kepada pemerintah untuk tidak memproses hukum orang maupun individu yang tidak terlibat jauh dalam tindak pidana teroris.

Sejatinya, pelaku yang belum masuk ke dalam paham radikal dilepas dan tak perlu di BAP. Di dalam lapas, status orang yang belum terlibat jauh ini akan naik. Akan jadi sebuah kehormatan mereka ketika ditangkap dan dijebloskan ke dalam lapas khusus narapidana teroris.

"Setelah keluar akan dihormati di kalangan mereka. Kalau tidak pemain inti, tidak usah dijerat pasal teroris. Karena akan menyuburkan teroris baru dari dalam," kata Ali dalam wawacara khusus dengan Angga Yudha dari Merahputih.com, Jumat (7/4).

Dengan metode 'merangkul' mantan teroris dan mengembalikannya ke jalan yang benar, Islam yang rahmatan lil alamin, diharapkan para mantan teroris itu 'putus' dari sel-sel lama.

"Mereka sudah seharusnya dilakukan pembinaan," kata Ali.

#Ali Fauzi #Ali Imron #Bom Kuningan #Teroris Lamongan
Bagikan
Ditulis Oleh

Luhung Sapto

Penggemar Jones, Penjelajah, suka makan dan antimasak
Bagikan