Tradisi Liwetan Cara Warga Jaga Sungai Ciliwung


Wali Kota Depok Idris Abdul Somad bersama warga dan pegiat lingkungan makan bersama pada tradisi liwetan, bantaran Sungai Ciliwung, jembatan Grand Depok City, Minggu (21/2). (Foto: Noer Ardiansyah)
MerahPutih Budaya - Seperti yang kita ketahui, istilah "liwetan" merupakan suatu bentuk kerja sama dan kebersamaan yang kuat masyarakat di Indonesia. Dengan sajian makanan yang beralaskan daun pisang, masyarakat duduk sama rata menikmati makanan yang telah disediakan. Hal tersebut juga dilakukan oleh Idris Abdul Somad, Wali Kota Depok usai bersih-bersih Sungai Ciliwung.
Meski sejatinya, leluri (tradisi) tersebut oleh sebagian besar masyarakat Jawa digunakan sebagai ritual ibu hamil ketika terjadi gerhana bulan. Namun, esensi yang digunakan oleh Idris Abdul Somad tetap mengedepankan kebersamaan dan kedekatan bersama warga Kota Depok.
Duduk di tengah masyarakat dan juga beberapa anak sekolah, Idris Abdul Somad begitu menikmati waktu makan tersebut.
Dalam hal ini, Hidayat Al Ramdani selaku Koordinator Sekretariat Bersama (Sekber) Sahabat Ciliwung mengatakan, kebiasaan tersebut merupakan salah satu program dari komunitas pegiat lingkungan hidup dalam mewujudkan kebersamaan sesama.
"Kami sudah mengemas semuanya dalam satu rangkaian program, yakni Liwetan," kata Dayat usai menyantap liwetan di bawah kolong jembatan Grand Depok City (GDC), Minggu (21/2).
Liiwetan ini, tambah Dayat, dikerjakan oleh salah satu komunitas yang bergiat di lingkungan Sungai Ciliwung. "Ahlinya adalah Kancil (Komunitas Ciliwung) Pondok Cina. Mereka ini adalah ahli liwet. Ha ha ha," tambah dia yang disusul dengan gelak tawa.
Selain merawat kebersihan Sungai Ciliwung, Dayat juga memaparkan akan terus menjaga beberapa kearifan lokal lainnya yang kemudian dibuatkan program edukasi.
Rencana tersebut, masih kata dia, merupakan langkah yang efektif untuk memaksimalkan potensi Ciliwung serta masyarakat sekitar.
"Program selanjutnya yang merupakan kearifan lokal yaitu menangkap ikan dengan tangan kosong. Jadi, menangkap ikan di Ciliwung tidak menggunakan pancing, jala atau sebagainya, melainkan dengan menggunakan tangan," kata Dayat.
Dengan mengasah keahlian menyelam dan menangkap ikan, Dayat sangat berharap ke depannya warga akan mempunyai pendapatan dari hal tersebut. "Inilah yang sedang kami bina sehingga ketika ekowisata nanti jadi dijalankan, mereka bisa mendapatkan penghasilan dari keahlian mereka. Mudah-mudahan, konsep kami ini tidak diambil orang. Ha ha ha," tutupnya. (ard)
BACA JUGA:
Bagikan
Berita Terkait
Penanganan Banjir Ibu Kota, Pemprov DKI Segera Lakukan Pembebasan Lahan untuk Normalisasi Ciliwung

DPRD DKI Ingatkan Pramono jangan hanya Semangat di Awal saat Menata Sungai Ciliwung

Susuri Sungai Ciliwung, Gubernur Pramono: Tidak Cocok untuk Waterway

Gubernur Pramono Ingin Sungai Ciliwung Dijadikan Lokasi Malam Mingguan Warga

Sungai Ciliwung Meluap, Ratusan Warga Jakarta Timur Harus Mengungsi

Dianggap Jadi Pemicu Banjir Jabodetabek, Puluhan Vila di Puncak Disegel

Percepat Nomalisasi, Pramono Bakal Lakukan Pembebasan Lahan Sungai Ciliwung

Tiru Citarum, Cagub RK Bakal Bentuk Satgas Ciliwung dengan Konsep Pentahelix

Warga Condet Minta Cagub Ridwan Kamil Realisasikan Transportasi Air di Jakarta

Upacara Bendera Merah Putih Peringatan HUT Kemerdekaan RI Ke-79 di Sungai Ciliwung
