Tradisi Grebeg Gule di Magelang Sebagai Ungkapan Syukur Hingga Tolak Bala


ejumlah warga mengirab Gunungan Palawija menyusuri persawahan saat dilaksanakan tradisi Grebeg Gule di Kelurahan Cacaban, Magelang, Jateng, Kamis (17/9).(ANTARA FOTO/Anis Efizudin)
MerahPutih Budaya - Sejumlah warga mengirab Gunungan Palawija menyusuri persawahan saat dilaksanakan tradisi Grebeg Gule di Kelurahan Cacaban, Magelang, Jateng, Kamis (17/9).
Sebelumnya tradisi grebeg gule ini hanya berziarah di makam Kyai Tuk Songo. Namun, untuk memeriahkan rangkaian acara, sejak tahun 2012 telah disepakati bahwa tradisi grebeg gule ini ditambah dengan kirab dari lapangan Kwarasan menuju makam yang berjarak sekitar dua kilometer.
Sedangkan perbedaan pada tahun ini rangkaian acara bukan hanya dengan grebeg gule, melainkan diubah menjadi Grebeg Besar dan kirab gunungan sekaligus kirab dua ekor kambing yang akan dijadikan gule/gulai.
Dalam kirab tersebut, gule beserta hasil panen yang dibawa menuju makam diperebutkan oleh warga yang datang. Suasana tradisional juga terasa begitu kental dengan pemakaian pakaian adat jawa serta iringan musik gending jawa.
Tradisi grebeg gule ini sudah turun temurun dilakukan sejak puluhan tahun. Selain untuk nguri-nguri (melestarikan) tradisi yang sudah ada, tradisi ini juga sebagai bentuk penghormatan kepada tokoh adat setempat yang bernama Kyai Tuk Songo sekaligus sebagai ungkapan rasa syukur kepada Tuhan YME.
Sementara gule ini berfungsi untuk menolak bala atau bencana (pagebluk) yang dapat menyerang warga kampung. Hal tersebut disarankan oleh leluhur kampung.
Baca Juga:
1. Mengenal Tradisi Pladu dari Tulungagung
2. Parade Budaya di Festival Senggigi 2015
3. Semarak Tari Jaran Kepang Massal di Boyolali
4. Menengok Segala Hal tentang Batak di Museum TB Silalahi
5. Parade Budaya Sail Tomini 2015 di Sulawesi Penuh Warna-Warni