TNI Bantah Isu Penyusup pada Aksi Super Damai 212


Aksi damai 212. (Foto: MerahPutih/Rizki Fitrianto)
MerahPutih Nasional - Beredarnya isu yang berkembang di media sosial dan masyarakat, terkait adanya penyusup yang dibayar oleh Ahoker untuk membunuh Presiden Joko Widodo dan Habib Riziq saat berlangsungnya Aksi Super Damai 212, Jumat (2/12), sangatlah tidak benar.
Demikian pernyataan Panglima TNI Jenderal (TNI) Gatot Nurmantyo di Jakarta, Minggu (4/12). Jenderal Gatot mengatakan bahwa pada saat itu, ia ikut dan berada di belakang Presiden Joko Widodo. “Tidak ada anggota Pasukan Pengamanan Kepresidenan yang menangkap salah satu oknum yang ditengerai merupakan salah satu pendukung Ahoker,” kata Jenderal Gatot dalam rilis tertulis yang diterima merahputih.com.
“Kepada seluruh masyarakat Indonesia di manapun berada, agar lebih waspada dan selektif lagi dalam memilah dan memilih berita ataupun informasi yang disebarkan oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab melalui media massa, khususnya media sosial,” imbaunya.
Sementara itu, Kapuspen TNI Mayjen (TNI) Wuryanto menambahkan bahwa Aksi Super Damai 212 yang berlangsung dengan tertib dan aman tersebut jangan dinodai oleh isu-isu atau berita-berita tidak benar yang bertujuan untuk mencederai umat Islam Indonesia dalam menyampaikan aspirasinya. “Jangan membenturkan kelompok yang satu dengan kelompok masyarakat lainnya,” tegasnya.
“Kita semua berterima kasih kepada seluruh warga masyarakat yang datang ke Silang Monas melakukan doa bersama, untuk negara dan bangsa Indonesia yang tercinta ini,” katanya.
Menurut Kapuspen TNI, peristiwa Aksi Super Damai 212 beberapa waktu lalu sudah berjalan dengan aman. “Ini benar-benar menunjukkan kepada dunia bahwa, Islam adalah rahmatan lil alamin,” pungkasnya.
BACA JUGA: