Titiek Soeharto: Bangsa Indonesia Masih Butuh Trilogi Pembangunan
sumber foto: titieksoeharto.com
MerahPutih Nasional- Siti Hedianti Soeharto atau lebih akrab disapa dengan sebutan Titiek Soeharto mempunyai segudang aktivitas. Selain aktif diberbagai yayasan sosial dan dunia politik, Putri Mendiang Presiden RI kedua (HM. Soeharto) juga semakin fokus untuk memperjuangkan bangsa Indonesia menjadi bangsa yang jaya dan mandiri.
Perjuangan Titiek sejatinya bukanlah perjuangan yang mengusung ide dan gagasan baru. Titiek berjuang dan kembali mengusung ide-ide besar Presiden Soeharto dalam bidang pembangunan.
"Upaya mewujudkan sebagai bangsa yang tangguh itu dilakukan melalui konsep trilogi pembangunan," seperti dilansir dari website www.titieksoeharto.com, Jumat (2/1).
Lebih lanjut Ketua Bidang Tani dan Nelayan DPP Partai Golkar melanjutkan yang dimaksud dengan Trilogi Pembangunan adalah terciptanya stabilitas yang mantap, pembangunan di segala bidang, dan pemerataan pembangunan bagi seluruh rakyat.
Tanpa stabilitas, pembangunan mustahil diwujudkan untuk dapat secara cepat berkompetisi dengan dinamika global yang semakin kompetitif. Begitu pula dengan pembangunan, bukan sekedar ditandai oleh pergerakan ekonomi, tapi juga harus berorientasi pada kedaulatan ekonomi.
"Pembangunan dan hasil-hasilnya juga harus bisa di akses dan dinikmati secara merata bagi seluruh lapisan masyarakat dan wilayah NKRI," sambung Titiek yang juga Ketua Dewan Pembina Yayasan Supersemar.
Masih kata Titiek, pada zaman Orde Baru Dahulu dikenal adanya delapan jalur pemerataan pembangunan. Pertama, pemerataan pemenuhan kebutuhan pokok yang ditekankan pada pemenuhan kebutuhan pangan, kebutuhan sandang dan papan. Kedua, pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan dan pelayanan kesehatan. Ketiga, pemerataan pembagian pendapatan. Keempat, pemerataan kesempatan kerja. Kelima, pemerataan kesempatan berusaha. Keenam, pemerataan kesempatan berpartisipasi dalam pembangunan, khususnya generasi muda dan wanita. Ketujuh, pemerataan penyebaran pembangunan di seluruh wilayah tanah air. Kedelapan, pemerataan kesempatan memperoleh keadilan.
"Konsep itu kini masih relevan untuk diterapkan. Apapun istilah teknis dan modifikasi programnya, trilogi pembangunan masih dibutuhkan bangsa kita. Melalui media ini, semoga kita semua bisa saling berbagi spirit dalam melanjutkan perjuangan bangsa kita, mencapai fase lepas landas, sejajar dengan negara-negara maju," tandas Titiek yang juga Anggota DPR RI dari daerah pemilihan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). (BHD)
Bagikan
Berita Terkait
Presiden RI ke-2 Soeharto Diusulkan Dapat Gelar Pahlwan, MPR: Harusnya Tidak Lagi Menimbulkan Problem
Amnesty International Indonesia Desak Pemerintah Cabut Nama Soeharto dari Daftar Calon Pahlawan Nasional
Soeharto Diusulkan Jadi Pahlawan, Politisi PDIP: Aktivis 1998 Bisa Dianggap Pengkhianat
40 Nama Calon Pahlawan Nasional Resmi Diajukan, Ada Marsinah, Ali Sadikin, Hingga Soeharto
Golkar Nilai Wacana Soeharto Jadi Pahlawan Nasional Sebagai Hal Wajar, Era Orde Baru Resmi Dihormati Negara?
Langkah Prabowo Beri Abolisi dan Amnesti Ternyata 'Bangun Jembatan Retak' Order Baru, Lama dan Reformasi
Megawati Dikukuhkan Jadi Ketum PDIP Lagi, Titiek Soeharto Doakan Panjang Umur
Rapat Komisi X DPR Ricuh, Koalisi Sipil Tolak Pemutihan Sejarah dan Gelar Pahlawan untuk Soeharto
Jelaskan Izin PT GAG Tidak Dicabut, Menteri Bahlil Singgung-Singgung Orba
Peringati 27 Tahun Reformasi, Aktivis 98 Pamerkan Tengkorak Korban Kekejaman Orba