Titiek Soeharto: Bangsa Indonesia Masih Butuh Trilogi Pembangunan

Noer ArdiansjahNoer Ardiansjah - Jumat, 02 Januari 2015
Titiek Soeharto: Bangsa Indonesia Masih Butuh Trilogi Pembangunan

sumber foto: titieksoeharto.com

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

MerahPutih Nasional- Siti Hedianti Soeharto atau lebih akrab disapa dengan sebutan Titiek Soeharto mempunyai segudang aktivitas. Selain aktif diberbagai yayasan sosial dan dunia politik, Putri Mendiang Presiden RI kedua (HM. Soeharto) juga semakin fokus untuk memperjuangkan bangsa Indonesia menjadi bangsa yang jaya dan mandiri. 

Perjuangan Titiek sejatinya bukanlah perjuangan yang mengusung ide dan gagasan baru. Titiek berjuang dan kembali mengusung ide-ide besar Presiden Soeharto dalam bidang pembangunan. 

"Upaya mewujudkan sebagai  bangsa yang tangguh itu dilakukan melalui konsep trilogi pembangunan," seperti dilansir dari website www.titieksoeharto.com, Jumat (2/1). 

Lebih lanjut Ketua Bidang Tani dan Nelayan DPP Partai Golkar melanjutkan yang dimaksud dengan Trilogi Pembangunan adalah  terciptanya stabilitas yang mantap, pembangunan di segala bidang, dan pemerataan  pembangunan bagi seluruh rakyat. 

Tanpa stabilitas, pembangunan mustahil diwujudkan untuk dapat  secara cepat berkompetisi dengan dinamika global yang semakin kompetitif. Begitu pula dengan  pembangunan, bukan sekedar ditandai oleh pergerakan ekonomi, tapi juga harus berorientasi pada  kedaulatan ekonomi. 

"Pembangunan dan hasil-hasilnya juga harus bisa di akses dan dinikmati secara merata bagi seluruh lapisan masyarakat dan wilayah NKRI," sambung Titiek yang juga Ketua Dewan Pembina Yayasan Supersemar. 

Masih kata Titiek, pada zaman Orde Baru Dahulu dikenal adanya delapan jalur pemerataan pembangunan. Pertama, pemerataan pemenuhan kebutuhan pokok yang ditekankan pada pemenuhan kebutuhan pangan, kebutuhan sandang dan papan.  Kedua, pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan dan pelayanan kesehatan. Ketiga, pemerataan  pembagian pendapatan. Keempat, pemerataan kesempatan kerja. Kelima, pemerataan kesempatan  berusaha. Keenam, pemerataan kesempatan berpartisipasi dalam pembangunan, khususnya generasi muda dan wanita. Ketujuh, pemerataan penyebaran pembangunan di seluruh wilayah tanah air.  Kedelapan, pemerataan kesempatan memperoleh keadilan.

"Konsep itu kini masih relevan untuk diterapkan. Apapun istilah teknis dan modifikasi programnya, trilogi pembangunan masih dibutuhkan bangsa kita. Melalui media ini, semoga kita semua bisa saling berbagi spirit dalam melanjutkan perjuangan bangsa kita, mencapai fase lepas landas, sejajar dengan negara-negara maju," tandas Titiek yang juga Anggota DPR RI dari daerah pemilihan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). (BHD) 

 

#Orde Baru #Soeharto #Rindu Soeharto #Titiek Soeharto
Bagikan
Ditulis Oleh

Noer Ardiansjah

Tukang sulap.

Berita Terkait

Indonesia
Presiden RI ke-2 Soeharto Diusulkan Dapat Gelar Pahlwan, MPR: Harusnya Tidak Lagi Menimbulkan Problem
Muzani menyerahkan sepenuhnya pemberian gelar pahlawan itu kepada Presiden Prabowo Subianto, termasuk tokoh-tokoh lainnya yang akan diberi gelar pahlawan.
Alwan Ridha Ramdani - Jumat, 24 Oktober 2025
Presiden RI ke-2 Soeharto Diusulkan Dapat Gelar Pahlwan, MPR: Harusnya Tidak Lagi Menimbulkan Problem
Indonesia
Amnesty International Indonesia Desak Pemerintah Cabut Nama Soeharto dari Daftar Calon Pahlawan Nasional
Amnesty International Indonesia menilai upaya menjadikan Soeharto sebagai pahlawan nasional merupakan bentuk pengkhianatan terhadap Reformasi.
Ananda Dimas Prasetya - Kamis, 23 Oktober 2025
Amnesty International Indonesia Desak Pemerintah Cabut Nama Soeharto dari Daftar Calon Pahlawan Nasional
Indonesia
Soeharto Diusulkan Jadi Pahlawan, Politisi PDIP: Aktivis 1998 Bisa Dianggap Pengkhianat
Soeharto kini diusulkan jadi pahlawan nasional. Politisi PDIP mengatakan, bahwa aktivis 1998 bisa dianggap sebagai pengkhianat.
Soffi Amira - Kamis, 23 Oktober 2025
Soeharto Diusulkan Jadi Pahlawan, Politisi PDIP: Aktivis 1998 Bisa Dianggap Pengkhianat
Indonesia
40 Nama Calon Pahlawan Nasional Resmi Diajukan, Ada Marsinah, Ali Sadikin, Hingga Soeharto
Kementerian Sosial (Kemensos) resmi mengajukan 40 nama untuk diseleksi menjadi calon penerima anugerah gelar Pahlawan Nasional tahun ini.
Wisnu Cipto - Rabu, 22 Oktober 2025
40 Nama Calon Pahlawan Nasional Resmi Diajukan, Ada Marsinah, Ali Sadikin, Hingga Soeharto
Indonesia
Golkar Nilai Wacana Soeharto Jadi Pahlawan Nasional Sebagai Hal Wajar, Era Orde Baru Resmi Dihormati Negara?
Setiap bangsa besar menghargai para pendirinya, pemimpinnya
Angga Yudha Pratama - Rabu, 22 Oktober 2025
Golkar Nilai Wacana Soeharto Jadi Pahlawan Nasional Sebagai Hal Wajar, Era Orde Baru Resmi Dihormati Negara?
Indonesia
Langkah Prabowo Beri Abolisi dan Amnesti Ternyata 'Bangun Jembatan Retak' Order Baru, Lama dan Reformasi
Sebagai informasi, abolisi adalah hak presiden untuk menghapus tuntutan pidana dan menghentikan proses hukum
Angga Yudha Pratama - Sabtu, 02 Agustus 2025
Langkah Prabowo Beri Abolisi dan Amnesti Ternyata 'Bangun Jembatan Retak' Order Baru, Lama dan Reformasi
Indonesia
Megawati Dikukuhkan Jadi Ketum PDIP Lagi, Titiek Soeharto Doakan Panjang Umur
Megawati telah menjabat Ketum PDIP sejak akhir 1990-an.
Wisnu Cipto - Jumat, 01 Agustus 2025
Megawati Dikukuhkan Jadi Ketum PDIP Lagi, Titiek Soeharto Doakan Panjang Umur
Indonesia
Rapat Komisi X DPR Ricuh, Koalisi Sipil Tolak Pemutihan Sejarah dan Gelar Pahlawan untuk Soeharto
Koalisi Masyarakat Sipil menggeruduk rapat Komisi X DPR.
Ananda Dimas Prasetya - Rabu, 02 Juli 2025
Rapat Komisi X DPR Ricuh, Koalisi Sipil Tolak Pemutihan Sejarah dan Gelar Pahlawan untuk Soeharto
Indonesia
Jelaskan Izin PT GAG Tidak Dicabut, Menteri Bahlil Singgung-Singgung Orba
Kendati IUP PT GAG tidak dicabut, Bahlil memastikan pemerintah akan mengawasi ketat operasi mereka
Wisnu Cipto - Selasa, 10 Juni 2025
Jelaskan Izin PT GAG Tidak Dicabut, Menteri Bahlil Singgung-Singgung Orba
Indonesia
Peringati 27 Tahun Reformasi, Aktivis 98 Pamerkan Tengkorak Korban Kekejaman Orba
Pemajangan tengkorak-tengkorak memiliki simbol nyata dari berbagai tragedi pelanggaran HAM di masa lalu
Wisnu Cipto - Sabtu, 24 Mei 2025
Peringati 27 Tahun Reformasi, Aktivis 98 Pamerkan Tengkorak Korban Kekejaman Orba
Bagikan