Tas dari Kertas Semen, Harga Terjangkau Kualitas Boleh Diadu


Agnes Santoso, Co-Founder Startic. (youtube)
Anak muda bilang, produk fashion gak ada matinya. Begitu juga pihak Kementerian Perindustrian yang mendorong fashion menjadi industry nasional yang berkelanjutan.
Dunia fashion Indonesia bahkan diyakini akan terus berkembang, terindikasi dengan tingginya penyerapan tenaga kerja, dengan target pencapaian sebesar Rp 537,8 triliun di tahun 2025 dari sektor industri kreatif.
Fashion memang masuk kategori industri kreatif. Dari konsep produk hingga inovasi bahannya.
Seperti yang ditemukan pada produk Startic, brand fashion seperti tas dan sepatu, temuan AV Peduli perusahaan milik kakak-adik Agnes dan Vania Santoso. Keunikannya produk Startic dibuat dari bahan daur ulang Sak Semen.
Manager Startic Niniek menyatakan kualitas produk yang dipamerkan seperti tas dan sepatu tak kalah dengan produk-produk branded.
"Asli produk kami terbuat dari bahan ramah lingkungan", kata Niniek saat ditemui merahputih.com di Pameran Trade Expo Indonesia (TEI), Jiexpo, Jakarta Pusat, Sabtu (15/10).
Produk unggulan Startic lainnya adalah dompet, tas laptop hingga sepatu. Kertas sak semen, terkenal tidak hanya cukup tebal, namun juga kuat dan tidak mudah sobek atau rusak.
Selain menjual kekuatan, produk Startic juga memberikan pilihan corak-corak yang etnik, artistic, trendi dan sangat ecofashion. Produk dari bahan sak semen itu juga dipadupadankan dengan bahan dari kulit. Sehingga hasil akhirnya seperti dikatakan orang Italia adalah, “Magnifico!”
Untuk harga produk tas, dompet dan sepatu Startic masih sangat terjangkau, dibanding produk luar negeri seperti produk tas Italia Salvatore Ferragamo atau tas Jepang Nagatani. (Abi)
BACA JUGA:
Bagikan
Berita Terkait
Pengusaha China Komitmen Beli Produk Indonesia Rp 212 Triliun

13 Negara Lakukan Penandatangan Kontrak USD 863 Juta di TEI 2024

Trade Expo Indonesia Diharapkan Dorong Pertumbuhan Ekspor

Kontrak Dagang Hari ke-4 Penyelenggaraan TEI Capai Rp 128 Triliun

TEI Hari Kedua Catatkan Nilai Kontrak Dagang Rp 9,3 Triliun
