Sukai Perempuan Cantik, Alasan Bung Karno Pilih Cindy Adams


Seorang petugas membersihkan patung Presiden RI pertama Soekarno yang terkena debu vulkanik Gunung Sinabung, Sumatera Utara, Sabtu (1/8). (ANTARA FOTO/Septianda Perdana)
MerahPutih Nasional - Cindy Adams wartawati gosip The New York Post asal Amerika Serikat dipilih Presiden Sukarno sebagai penulis biografinya. Banyak pihak heran mengapa pemimpin besar revolusi tersebut memilih Cindy Adams untuk menulis riwayat hidupnya. Betapa tidak, istri dari Joey Adams itu dinilai tidak memiliki reputasi mumpuni sebagai seorang jurnalis internasional yang mendalami isu-isu politik, ekonomi dan hubungan internasional.
Bahkan Duta Besar Amerika untuk Indonesia Howard Jones terkejut saat Bung Karno meminta Cindy Adams untuk menulis biografinya. Padahal sejak tahun 1960 Howard selalu membujuk Bung Karno untuk mau menuliskan riwayat hidupnya, namun permintaan tersebut selalu ditolak Bung Karno.
Pertemuan Bung Karno dengan Cindy Adams terjadi pada tahun 1961. Saat itu Cindy Adams datang bersama dengan suaminya Joey Adams sebagai duta kesenian Amerika Serikat untuk Asia Tenggara. Bung Karno bertemu dengan Cindy di Istana Bogor pada tahun ini.
Dalam pertemuan pertama itulah, Bung Karno merasa senang dengan sosok Cindy Adams yang dinilai periang, selalu berpenampilan menarik dan senang dengan humor.
Lantas apakah alasan Bung Karno memilih Cindy Adams sebagai penulis biografinya?
Roso Daras wartawan senior yang juga penulis beberapa buku soal Bung Karno menilai alasan Presiden pertama memilih Cindy Adams karena Cindy dianggap sebagai wartawati cerdas. Meski berasal dari latar belakang wartawati gosip, namun Cindy dinilai memiliki kecerdasan cukup.
"Bung Karno juga merasa klik dan nyaman dengan Cindy," kata Roso saat dihubungi MerahPutih.com, Jumat (7/8).
Penulis buku Bung Karno Serpihan Sejarah yang Tercecer melanjutkan, alasan lain yang mendorong Bung Karno memilih Cindy Adams sebagai penulis biografinya karena ia adalah sosok wanita cantik dan kerap berpenampilan menarik.
Bung Karno, sambung Roso adalah seorang Presiden yang mencintai keindahan dan seni. Kecintaan Bung Karno terhadap keindahan juga terlihat jelas terhadap perempuan-perempuan cantik.
"Sebagai Presiden Bung Karno juga amat mengagumi keindahan dan wanita cantik," sambung Roso.
Masih kata Roso, persoalan lain yang menjadi pertimbangan pemilihan Bung Karno memilih Cindy Adams karena hubungan politik luar negeri Indonesia dan Amerika Serikat sedang memburuk.
Pada tahun 1960, tensi politik antar kedua negara terbilang cukup tinggi. Bung Karno pernah menyambangi Amerika Serikat pada tahun 1960, namun ia tidak disambut oleh Presiden Eisenhower. Sikap Presiden Amerika tersebut menyinggung perasaan Bung Karno.
"Hal lain yang juga menyinggung perasaan Bung karno saat Eisenhower pergi ke Manila, Filipina, namun ia tidak singgah dan mampir ke Indonesia," celoteh Rosso.
Dalam hubungan politik yang sedang memanas, Presiden Sukarno tidak akan mungkin menyerahkan penulisan biografi politiknya kepada wartawan internasional yang memiliki reputasi mumpuni. Sebab jika ia menyerahkan penulisan biografinya kepada orang-orang tersebut akan sangat rentan fakta-fakta hasil wawancara diubah sesuai dengan kepentingan politik.
"Mungkin karena alasan itulah Bung Karno memilih Cindy Adams sebagai penulis biografinya," demikian Roso.
Untuk diketahui Cindy Adams lahir di New York City dan dibesarkan di Washington Heights, Manhattan dan Jamaica Estates, Queens. Sebelum menjadi wartawan ia adalah seorang model di Manhattan. Kemudian pada tahun 1952 ia menikah dengan Joey Adams.
Baik Joey Adams dan Cindy sama-sama menulis kolom di The New York Post. Cindy menjadi penulis kolom di kanal gaya hidup dan gosip selebriti di negara adidaya tersebut. (bhd)
BACA JUGA:
Cindy Adams Wartawati Gosip Penulis Biografi Bung Karno
Eisenhower Pernah Buat Jengkel Bung Karno
Bagikan
Bahaudin Marcopolo
Berita Terkait
Suara Megawati Bergetar saat Ceritakan Ziarah ke Makam Imam Al-Bukhari: Ingat Bung Karno Buka Pintu Warisan Islam Asia Tengah

Cerita Megawati Anggap Uzbekistan Jadi Bagian Sejarah Spiritual Bangsa Indonesia

Beda dengan Bung Karno, Jokowi Tampilkan Teater Para Penjajah yang Bungkam Rakyat

PDIP Undang 'KPK' untuk Meriahkan Puncak Bulan Bung Karno 2024
Relevansi "Indonesia Menggugat" Bung Karno di Zaman Sekarang
PDIP Setujui Pernyataan Prabowo soal Bung Karno Milik Seluruh Rakyat Indonesia

Tiga Ajaran Bung Karno Bagi Generasi Muda

Megawati Bersama Ganjar-Mahfud akan Ziarah ke Makam Bung Karno

Romo Sindhunata Ungkap Makna Pasang Patung Bung Karno di Kaki Gunung Merapi
