Suharso Minta Bank Indonesia Disupervisi
MerahPutih Ekonomi - Pakar Ekonomi, Suharso Monoarfa menghimbau agar Bank Central untuk diberikan supervisi. Supervisi terhadap Bank Central ini sangat diperlukan untuk mempertanyakan tentang sistem pembayaran, penjagaan lukuiditas, penjagaan nilai tukar dan penaikan suku bunga terhadap Bank Indonesia (BI).
"Memang Baknk indo bisa seenaknya saja atas nama kewenangan yang diberikan undang-undang untuk menjaga sistem pembayaran, menjaga lukuiditas, menjaga nilai tukar lalu suku bunga dinaikkan dalam hal supaya tidak terjadi inflasi," kata Suharso saat menjadi pembicara pada diskusi bertajuk "Seberapa Lama Rupiah Melemah?" Di restoran GADO-GADO BOPLO, jl. Gereja Theresia No. 41, Menteng - Jakarta Pusat, Sabtu (20/12).
Menurut Suharso, sistem pembayaran, penjagaan lukuiditas, penjagaan nilai tukar dan penaikan suku bunga untuk menjaga inflasi tersebut pada saat yang bersamaan mengganggu target. Sebab, kata dia, orang-orang di luar bank, dalam hal ini masyarakat ikut menanggung bebannya. Kenapa? Karena, kata dia, bank secara berbondong-bondong menaikkan angkanya.
"Itu artinya memukul balik memberikan efek inflasi. Ini kita belajar terlalu taxs book. Jadi kebijakan, opsinya itu tidak selamanya harus berpijak pada texs book," katanya.
Bagikan
Rendy Nugroho
Berita Terkait
Target RUU Redenominasi Rupiah Rampung 2027, BI Tegaskan Butuh Persiapan Matang
Surat Utang Global Bikin Cadangan Devisa Meningkat
Banyak yang Belum Tahu, Ingat Transaksi QRIS di Bawah Rp 500 Ribu Gratis Biaya Admin
Ekspor Dinilai Bagus, Tapi Ekonomi Indonesia Hanya Tumbuh 5,5 Persen
Legislator NasDem Rajiv Mangkir dari Panggilan KPK, Pemeriksaan Bakal Dijadwalkan Ulang
Ramai Bantahan Jumlah Dana Pemda Mengendap, Menkeu Purbaya Lempar Tanggung Jawab ke BI
Bantah APBD Jabar Parkir di Bank, Dedi Mulyadi Pegang Bukti Menkeu Pakai Data Lama dari BI
BI Tahan Suku Bunga Acuan, Perang Tarif AS Bikin Ekonomi Dunia Melemah
Utang Luar Negeri Pemerintah Meningkat 6,7 Persen, Begini Peruntukannya
Cadangan Devisa RI Turun Rp 33 T, BI Jamin Masih Aman Buat Bayar Utang Luar Negeri 6 Bulan