Siswi 'Tertidur' Saat Belajar Bersama Perdana Menteri Inggris
Screenshoot telegraph
MerahPutih Internasional - Masih ingat saat Presiden SBY berpidato di hadapan anak-anak sekolah kemudian seorang anak tertidur?, hal semacam itu juga terjadi pada Perdana Menteri David Cameron.
Seperti yang dilansir telegraph, Cameron berkunjung ke sebuah sekolah untuk mengumumkan rencana Partai Konservatif terkait SAT, atau ujian nasional di Inggris. Dan seorang anak perempuan berusia enam tahun menjadi bintang dalam kunjungan Cameron hari itu. (Baca: Choupette, Kucing dengan Harta Rp38 Miliar)
Betapa tidak, sebuah foto menggambarkan seorang bocah bernama Lucy Howarth tengah tertidur dengan kepala di atas meja saat Cameron berada di sampingnya.
Foto tersebut pun menyebar di dunia maya dan membuat heboh para netizen. Krtunis David McAndrews misalnya, ia berkomentar agak nyinyir soal foto tersebut. (Baca: Stav Strashko, Model Pria Super Cantik dan Seksi)
'Lucy pusing kepalanya karena kelak ia dan teman-teannya harus membayar utang yang dibuat di masa pemerintahan Cameron," ungkap McAndrews di Twitter.
Tapi sebuah video membuktikan jika Lucy bukan sedang tertidur, ia hanya merasa sedih karena gagal menyebut nama pangeran dalam buku 'The Paper Bag Princess'.
Bagikan
Berita Terkait
Digelar Mulai Rabu Ini, Simak Jadwal Lengkap Putaran keempat Piala Liga Inggris
Ratu Sirikit Wafat, PM Thailand Anutin Charnvirakul Batal Hadiri KTT ASEAN
Belum Sebulan Menjabat, Perdana Menteri Prancis Sebastien Lecornu Undur Diri
Simak Lirik Lengkap 'Mood Swings', Lagu Hit Superstar Muda Inggris Henry Moddie
Sejarah Tercipta, Bendera Kedutaan Besar Palestina Pertama Kali Berkibar di London
Gelombang Dukungan Global: Inggris, Kanada, Australia, dan Portugal Akui Negara Palestina
Inggris secara Resmi Akui Negara Palestina, Tandai Perubahan Signifikan Kebijakan Pemerintah 'Negeri Ratu Elizabeth'
Macron Tunjuk Sebastien Lecornu sebagai Perdana Menteri Baru Prancis
Nonton Oasis dari Ketinggian Stadion Wembley, Seorang Fan Terjatuh dan Meninggal Dunia
Indonesia Minta Tidak Ada Syarat Atas Pengakuan Palestina Jadi Negara Berdaulat