Sejarawan Lasem Tertawakan Program Televisi "Misteri" di Lawang Ombo

Widi HatmokoWidi Hatmoko - Senin, 06 Februari 2017
Sejarawan Lasem Tertawakan Program Televisi
Jangkar berusia ratusan tahun di Lawang Ombo Lasem. (MP/Widi Hatmoko)

Tayangan program salah satu acara di televisi swasta nasional tentang misteri di Lawang Ombo Lasem, dinilai ngawur. Program yang dibernama "Dunia Lain", dan hingga saat ini tayangannya masih beredar di situs internet, juga dianggap telah membengkak-bengkokan sejarah.

Dalam tayangan ini, dikatakan, jika bangunan tersebut dibuat pada tahun 1400-an. Padahal, menurut Sejawaran Lasem, Edi Winarno, bangunan ini berdiri sekitar abad 19, atau pada tahun 1800-an.

Tayangan lain yang dinilai hanya akal-akalan, adalah program "Mister Tukul Jalan-jalan". Dalam tayangan ini, disebutkan jika di Lawang Ombo terdapat misteri para serdadu Belanda yang menembaki pejuang karena menyelundupkan senjata.

"Pemilik rumah pernah saya konfirmasi, itu malah metu cerito (ada cerita-red), wektu ono (saat ada-red) Tukul, de'e (dia-red) mengatakan bahwa, itu diserang Belanda, karena menyelundupkan senjata, terus senjatanya untuk pejuang. Itu dari mana sumbernya aku yo ra ngerti (tidak tahu), ngarang iku bocah iki, bikin sejarah sendiri," ujar Edi Winarno kepada merahputih.com, sambil berkelakar menertawakan program tersebut.

Namun demikian, Edi tidak memungkiri jika di rumah Lawang Ombo ini disebut-sebut angker, sampai-samapai hingga saat ini tidak ada yang berani menempati. Angkernya rumah Lawang Ombo ini, menurut Edi, karena terdapat kuburan di sekitar rumah tersebut. Kuburan ini adalah kuburan sepasang suami isteri, Liem King Siok dan Tjan Ko Nio, yang meninggal karena bunuh diri menelan intan. Selain kuburan dua pemilik rumah tersebut, juga kuburan kuda putih milik Liem King Siok dan Tjan Ko Nio yang mati secara bersamaan.

"Nek (kalau-red) dulu itu saya pernah dengar, dulu itu, pemilik rumah candu yang sekarang ini, menjadi bandar candu. Dia itu transaksinya di tengah laut. Dia juga membawa kru Tionghoa-Tionghoa. Kemudaian, enggak kembali. Apakah enggak kembalinya ini dibunuh oleh teman sendiri karena pesaingan bisnis, atau dibunuh oleh Belanda. Yang jelas, kapiten pemilik rumah candu ini (Liem King Siok-red) merasa bersalah, terus akhirnya dia itu nguntal (menelan-red) iten (intan-red), bahasanya, bunuh diri. Sehingga akhirnya dimakamkan di situ," paparnya.

Dari situlah, kalau dari sisi misteri, yang sampai saat ini masih sering terdengar adalah misteri ringkikan kuda putih milik Liem King Siok, pemilik rumah tersebut sebelumnya.

"Jadi kalau ada yang bilang tentara nembak-nembak karena ada penyelundupan senjata untuk pejuang, itu seperti membuat sejarah sendiri. Itu dari mana sumbernya aku yo ra ngerti (tidak tahu), ngarang iku bocah. Wong dulu itu rumah tempatnya gudang candu, penyelunduan candu, bukan penyelundupan senjata," tandasnya.

Untuk mengetahui berita lain tentang destinasi wisata yang asik untuk berfoto selfie di Semarang, baca juga: Lawang Sewu, Destinasi Favorit untuk Penggila Selfie dan Fotografer

#Pesona Indonesia #Wisata Semarang #Kuliner Lasem
Bagikan
Ditulis Oleh

Widi Hatmoko

Menjadi “sesuatu” itu tidak pernah ditentukan dari apa yang Kita sandang saat ini, tetapi diputuskan oleh seberapa banyak Kita berbuat untuk diri Kita dan orang-orang di sekitar Kita.
Bagikan