Rupiah Melemah, Seniman Pusing Tujuh Keliling
Ilustrasi pementasan teater (Foto: Antara)
MerahPutih Budaya - Seniman tak hidup sendiri ketika mengadakan pementasan, baik skala regional, nasional, maupun internasional. Mereka selalu menggandeng sponsorship guna memenuhi kebutuhan ekonomi dalam pementasannya. Meski tak dapat dikatakan semua seniman, fakta seniman umumnya begitu adanya.
Jika seniman mengadakan pementasan teater di Taman Ismail Marzuki, misalnya, sungguh dana besar dibutuhkan untuk sewa lokasi, sewa logistik, make up artis, publikasi, hingga hal remeh temeh. Jumlahnya tak sedikit, bisa mencapai puluhan hingga ratusan juta untuk sekali pementasan.
Mirisnya, di tengah lesunya ekonomi yang menembus Rp14.000 per dollar, menyebabkan semakin terhimpitnya seniman. Hal ini diakui Viky Sianipar. "Perlahan tapi pasti barang-barang menjadi mahal. Faktanya banyak seniman Indonesia pada saat mau pementasan itu tergantung sama sponsorship," papar komponis itu di Viky Sianipar Music Center, Jakarta Selatan, Selasa (25/8).
Viky menjelaskan, dampak lesunya ekonomi saat ini melalui sistem sponsorship. Menurutnya, sponsorship yang umumnya pengusaha menjadi tertekan. Tentu kondisi itu berdampak nyata terhadap anggaran pementasan.
"Nah sponsorship rata-rata pembisnis yang bisnisnya tergantung sama barang impor, kalau bisnis mereka macet kita kena getahnya," imbuhnya. (hdi)
Baca Juga:
Bagikan
Fredy Wansyah
Berita Terkait
Resmi Ditutup, ini 5 Galeri di Art Jakarta 2025 yang Menarik Perhatian Pengunjung
Buka Art Jakarta 2025, Menbud Fadli Zon Janji Kirim Perupa Indonesia Ikut Pameran Internasional
Art Jakarta 2025 Tampilkan 75 Galeri dari 16 Negara, Kembali Bawa Segmen Unggulan
Mengubah Lelah Jadi Perayaan: Instalasi Seni Heineken Hadirkan Pengalaman Afterwork
Kisruh Royalti Lagu, Pelaku Usaha dan Seniman Desak DPRD Solo Bubarkan LMKN
Ruang Seni Portabel Pertama Hadir di Sudirman, Buka dengan Pameran ‘Dentuman Alam’
Gamelan Ethnic Music Festival 2025 Siap Digelar, Seniman dari 7 Daerah Bakal Ikut Meramaikan
Seniman Tato Korea Selatan Perjuangan Revisi Tattooist Act, Janjikan Praktik Sesuai Standar Kesehatan dan Keamanan
Seniman Tak Mau Kalah dari Ilmuwan yang Temukan Olo, Ciptakan Warna Baru yang Disebut Yolo
ara contemporary Hadirkan Galeri Seni Beriskan 17 Seniman Asia Tenggarra