Revitalisasi Kebudayaan, Kemdikbud Ajak Budayawan Banten Berdialog

Ana AmaliaAna Amalia - Jumat, 26 Agustus 2016
Revitalisasi Kebudayaan, Kemdikbud Ajak Budayawan Banten Berdialog

Foto:MP/CTR

Ukuran:
14
Font:
Audio:

MerahPutih Budaya - Balai Pelestarian Nilai Budaya Jawa Barat yang berada di bawah lingkup Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian pendidikan dan kebudayaan Republik Indonesia, Kamis (25/8/2016) mengumpulkan para seniman dan budayawan Banten untuk berdialog mengenai revitalisasi kebudayaan lokal dalam dinamika budaya global.

Kepala Balai Pelestarian Nilai Budaya Jawa Barat, DKI Jakarta, Banten, dan Lampung Toto Sucipto mengatakan, pergeseran budaya nusantara sudah sangat mengkhawatirkan, banyak pergeseran.

"Karenanya kami ingin mendengarkan pendapat para budayawan Banten dari dialog yang kita bangun hari ini," katanya ketika memberikan sambutan dalam pembukaan acara tersebut di salah satu Hotel di Jl Raya Serang Pandeglang, Kota Serang tersebut.

Sebagai contoh dari apa yang dikatakannya, Toto menunjukan foto dalam slide yang dipaparkan di hadapan para budayawan se Banten yang menunjukan pergeseran budaya cium tangan, yang nampak sepele, namun menurutnya hal tersebut menjadi penanda pergeseran budaya dari jati diri manusia nusantara.

"Dulu kita cium tangan ya dicium tangannya, dalam foto ini kita melihat bukan lagi cium tangan, tapi menempel pada kening, dan pipi," ungkapnya.

Selain itu, ia mengungkapkan sejumlah warisan kebudayaan nusantara yang diklaim oleh negara-negara lain, seperti produk hasil bumi ubi Cilembu yang sudah dipatenkan Jepang, corak batik Mega Mendung yang berasal dari Cirebon yang diklaim oleh Turki, budaya perfilman yang didominasi film-film Hollywood, sampai lagu-lagu nusantara yang diklaim Malaysia.

"Nah soal lagu-lagu itu, ternyata sejarahnya pada era tahun 80-an banyak guru kita yang bekerja mengajar dari Malaysia, merekalah yang mengajarkan lagu lau itu, sebagai contoh lagu Rasa Sayange," akunya.

Adapun tujuan dari dialog budaya yang kali ini dilaksanakan di Banten, berangkat dari kemajemukan kebudayaan nusantara, ada beberapa tujuan. Diantaranya, mengidentifikasi berbagai permasalahan berkenan dengan kemajemukan yang terdapat di provinsi Banten. Menampung aspirasi para budayawan bagi kerukunan hidup bangsa Indonesia, juga mencari alternatif permasalahan yang mungkin timbul karena perbedaan tersebut. (ctr)

BACA JUGA:

  1. Sambut HUT RI, Pondok Pesantren Ini Gelar Aksi Budaya Religi
  2. Keraton Kanoman Ingin Seni dan Budaya Cirebon Mampu Mendunia
  3. Yuk, Nonton Seren Taun di Kampung Budaya Sindangbarang
  4. Napak Tilas Budaya Tiongkok dalam Festival Cheng Ho Semarang
  5. Puluhan Pelajar Asia Pasifik Belajar Budaya Nusantara di Yogyakarta
#Budayawan #Provinsi Banten
Bagikan
Ditulis Oleh

Ana Amalia

Happy life happy me

Berita Terkait

Indonesia
Budayawan Banyumas Sebut Ucapan Ndasmu dari Prabowo Merupakan Kalimat Kasar
Budayawan dan sastrawan kondang asal Banyumas, Ahmad Tohari, angkat bicara terkait polemik kata 'ndasmu' yang diucapkan capres Prabowo Subianto, yang disebut sebagai bagian dari bahasa keseharian orang Banyumasan.
Mula Akmal - Jumat, 22 Desember 2023
Budayawan Banyumas Sebut Ucapan Ndasmu dari Prabowo Merupakan Kalimat Kasar
Indonesia
Ganjar-Mahfud Dapat Dukungan Seniman dan Budayawan Solo Raya
Ratusan seniman dan budayawan Solo Raya mendeklarasikan dukungan terhadap pasangan bacapres dan bacawapres Ganjar Pranowo-Mahfud MD, dalam Pilpres 2024.
Mula Akmal - Selasa, 07 November 2023
Ganjar-Mahfud Dapat Dukungan Seniman dan Budayawan Solo Raya
Bagikan