Rektor IPB: Pemerintah Tidak Fokus Jaga Ketahanan Pangan

Noer ArdiansjahNoer Ardiansjah - Senin, 09 Februari 2015
Rektor IPB: Pemerintah Tidak Fokus Jaga Ketahanan Pangan

Pekerja menjemur gabah padi hasil panen di Jambu, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Selasa (3/2). Pemerintah mendorong swasembada pangan pada 2018. (Foto: Antara)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

MerahPutih Bisnis - Pemerintah Indonesia kian gencar mengimpor pelbagai komoditas pangan yang sebenarnya bisa diproduksi di dalam negeri. Penyebabnya antara lain rendahnya produktivitas petani.

"Sekarang kenapa kita kurang? Itu yang jadi masalah," ujar Rektor Institut Pertanian Bogor (IPB) Akhmaloka ketika dihubungi merahputih.com, di Jakarta, Senin (9/1).

Impor garam misalnya, menjadi sangat ironi. Pasalnya, luas pantai Indonesia terbesar kedua di dunia.

"Artinya enggak ada fokus untuk pengembangan produksi garam, beras. Kita belum fokus," katanya.

Di samping itu, kebijakan yang diterapkan hanya mencari jalan termudah yakni mengimpor. Jelas ini lebih menguntungkan pedagang bukan kaum petani. Akhmaloka mencontohkan, ketika seorang pedagang, dia membeli dan menjualnya untuk memperoleh untung, tetapi bukan memproduksi.

"Itu kelihatannya yang kurang dilakukan, tidak fokus untuk menargetkan. Konsekuensinya perlu investasi dan harus menjaga policy ketahanan pangan," tandasnya.

BACA JUGA: Tiga Hal Tingkatkan Swasembada Pangan

Sejak Indonesia merdeka 70 tahun Indonesia, lembaga bergengsi di bawah naungan Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) seperti Food and Agriculture Organization (FAO) pada 1985 memberikan penghargaan kepada Indonesia sebagai negara swasembada beras. Namun belakangan, Indonesia sebagai salah satu negara agraris terbesar di Asia malah lebih banyak mendatangkan barang pangan dari luar.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa Indonesia masih aktif melakukan impor berbagai komoditas pangan. Pada kurun waktu Januari hingga Oktober 2013 saja, impor bahan pangan masih tinggi, yaitu sebanyak 15,4 juta ton. Di antara komidotas pangan yang diimpor tersebut adalah beras dengan jumlah mencapai 400 ribu ton, lalu kedelai mencapai 1,4 juta ton, bahkan singkong pun ikut diimpor dengan jumlah mencapai 100,7 ton.

Kementerian Pertanian mencatat, di tahun 2014, impor bahan pangan khususnya komoditas kedelai, gula pasir, dan daging sapi masih terus diimpor. Ditambah lagi, sensus pertanian BPS mencatat adanya penurunan rumah tangga petani 31,17 juta rumah tangga pada 2003 menjadi 26,13 juta rumah tangga pada 2013. (mad)

#70 Tahun Indonesia Merdeka #Swasembada Pangan #Ketahanan Pangan #Kedaulatan Pangan #Produk Impor #Pertanian
Bagikan
Ditulis Oleh

Noer Ardiansjah

Tukang sulap.

Berita Terkait

Indonesia
Presiden Prabowo Sebut Negara Lain Bingung Polisi Indonesia Ikut Urus Persoalan Pangan
Prabowo puji Polri yang Bantu produksi pangan lewat penanaman jagung.
Ananda Dimas Prasetya - Rabu, 29 Oktober 2025
Presiden Prabowo Sebut Negara Lain Bingung Polisi Indonesia Ikut Urus Persoalan Pangan
Merah Putih Kasih
Serahkan Beasiswa Kelapa ke Mahasiswa Unhas, Jerry Hermawan Lo Sebut Pertanian adalah Senjata Rahasia Indonesia
JHL Foundation mengalokasikan beasiswa pendidikan untuk 100 mahasiswa/mahasiswi Fakultas Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian dan Fakultas Vokasi Unhas.
Ananda Dimas Prasetya - Rabu, 29 Oktober 2025
Serahkan Beasiswa Kelapa ke Mahasiswa Unhas, Jerry Hermawan Lo Sebut Pertanian adalah Senjata Rahasia Indonesia
Indonesia
Indonesia Setop Impor Jagung Sepanjang 2025, Mentan Amran Pamer Lonjakan Produksi Beras Tertinggi Sepanjang Sejarah
Ini merupakan lompatan tertinggi sepanjang sejarah
Angga Yudha Pratama - Rabu, 22 Oktober 2025
Indonesia Setop Impor Jagung Sepanjang 2025, Mentan Amran Pamer Lonjakan Produksi Beras Tertinggi Sepanjang Sejarah
Indonesia
Pimpinan MPR Nilai Prabowo-Gibran Berhasil Dorong Kemandirian Pangan dan Jaga Daya Beli Rakyat
Program seperti pendirian Sekolah Rakyat, Sekolah Unggulan Garuda, serta program Makan Bergizi Gratis (MBG) telah menunjukkan hasil yang signifikan.
Dwi Astarini - Senin, 20 Oktober 2025
Pimpinan MPR Nilai Prabowo-Gibran Berhasil Dorong Kemandirian Pangan dan Jaga Daya Beli Rakyat
Indonesia
Bukukan Transaksi Rp 161 M, Pangan Nusa Expo 2025 Cetak Rekor Tertinggi dalam 19 Tahun
Pangan Nusa Expo 2025 juga menarik antusiasme tinggi dari masyarakat.
Wisnu Cipto - Senin, 20 Oktober 2025
Bukukan Transaksi Rp 161 M, Pangan Nusa Expo 2025 Cetak Rekor Tertinggi dalam 19 Tahun
Indonesia
Presiden Prabowo Gelar Rapat Terbatas di Kertanegara, Bahas Pengembangan STEM dan Swasembada Energi-Pangan
Mensesneg hingga Mendkiti Saintek turuh hadir dalam rapat terbatas di Kertanegara.
Ananda Dimas Prasetya - Minggu, 19 Oktober 2025
Presiden Prabowo Gelar Rapat Terbatas di Kertanegara, Bahas Pengembangan STEM dan Swasembada Energi-Pangan
Indonesia
DPR Sebut Swasembada Pangan Cuma Omong Kosong Tanpa Hal Ini
Target swasembada tidak akan tercapai tanpa adaptasi iklim di sektor pertanian
Angga Yudha Pratama - Kamis, 16 Oktober 2025
DPR Sebut Swasembada Pangan Cuma Omong Kosong Tanpa Hal Ini
Indonesia
Kepala Bapanas Amran Janjikan Semua Pulau di Indonesia Swasembada Pangan
Kebijakan pangan ke depan difokuskan pada peningkatan kemandirian pangan di tingkat pulau agar distribusi dan harga pangan lebih stabil di seluruh wilayah Indonesia
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 14 Oktober 2025
Kepala Bapanas Amran Janjikan Semua Pulau di Indonesia Swasembada Pangan
Indonesia
Pengembangan Perkebunan-Holtikultura, DPR Ingatkan Kementan tak Abaikan Petani Kecil
Mengingatkan agar penggunaan anggaran yang besar itu benar-benar diarahkan secara efektif dan berorientasi hasil.
Dwi Astarini - Minggu, 12 Oktober 2025
Pengembangan Perkebunan-Holtikultura, DPR Ingatkan Kementan tak Abaikan Petani Kecil
Indonesia
Ingin Petani Sejahtera, PDIP Dorong Petani Punya Lahan Melalui UU Pokok Agraria
Tantangan global terkait pangan dan perubahan iklim akan mendorong kelahiran petani-petani muda di Indonesia.
Dwi Astarini - Kamis, 25 September 2025
Ingin Petani Sejahtera, PDIP Dorong Petani Punya Lahan Melalui UU Pokok Agraria
Bagikan