Rano Karno Sampai Benyamin Davnie Doyan Makan di Saung Bu Tini


Menu makanan di Saung Ibu Tini Foto: Instagram
Merahputih Kuliner - Saung Sederhana Ibu Kartini yang berlokasi di Kampung Bojong, Kranggan, Setu, Tangerang Selatan merupakan salah satu rumah makan yang masih mempertahankan menu khas Nusantara.
Selain terkenal dengan ademnya lokasi kuliner yang berada dipertengahan sawah dan perkebunan milik masyarakat, saung Bu Tini juga terkenal dengan menu spesialnya yaitu ikan goreng Cere yang dipadankan dengan sambel pedes rawit merah, sayur asem dan lalapan segernya.
Tak diragukan lagi kenikmatannya. Sensasi pedas sambel rawit olahan Bu Tini akan membuat pengunjung kepedesan bercampur segernya alam sekitar.
Sudah banyak kalangan yang membuktikan hal itu, bukan saja sekelas karyawan atau pegawai kantoran, tapi Gubernur Banten, Rano Karno dan sejumlah pejabat daerah Tangsel kerap mencicipi kuliner khas sunda racikan Bu Tini.
"Rano Karno sebulan lalu makan disini, kalau Pak Benyamin sering kesini," ungkap Kartini kepada merahputih.com, saat berkunjung kesaung sederhananya, Senin (18/1).
Selain dikunjungi sejumlah pejabat untuk menikmati menu khas ikan cere, kata Kartini banyak juga pegawai dinas Tangsel yang melakukan obrolan santai sambil makan di saung miliknya.
Kartini menilai ramainya pengunjung kedai sederhananya lantaran disebabkan beberapa faktor unik yang tidak dimiliki warung makan lainnya.
Menu Spesial yang Khas.
"Namanya rezeki ya tergantung juga, tapi kemungkinan suasana alam bebas dan menu khas ikan cere yang ditangkap langsung dari sungai Cisadane," ungkapnya.
Selain faktor itu, kealamiahan menu yang disajikan juga sepertinya menjadi faktor, terlihat dari cara memasak sajian yang menggunakan kayu bakar.
"Olahannya masih menggunakan kayu bakar dan sambelnya juga masih diulek tangan."
Diakuinya dengan ramainya pengunjung yang datang, terkadang tidak bisa terlayani seluruhnya. Pengunjung akan gigit jari jika santapan menu Ikan Cere ludes terjual. Sebab, bahan baku yang tersedia tergantung tangkapan nelayan di kali Cisadane.
"Setiap hari rata-rata ikan habis terjual sekira 50 KG, Cabe rawit merah 5 KG," ungkapnya.
Saung yang dibuka sejak pagi hari, lanjutnya akan ramai dikunjungi pada siang hingga sore hari. Dengan begitu kesibukan akan tampak sekira pukul 11.00- 16.00 WIB.
"Kalau lagi ramai pengunjung bisa ngantri, biasanya akhir pekan."
Agar pengunjung tidak kecewa, menu lain pun sengaja disediakan oleh pemilik Saung, seperti ikan goreng gurame, lele, Mujaher. Tentunya dengan pengolahan yang serupa. (Fdi)
Bagikan
Berita Terkait
Menu Jadul Es Pleret, Manis dan Nikmat untuk Berbuka Puasa

Klepon, Jajanan Sarat Makna Filosofis saat Perayaan Isra Mi'raj

Menilik Bahan-Bahan Dasar Pembuatan Minuman Tradisional 'Sopi' Asal Maluku

Kemenparekraf Dukung Ekspansi Restoran Indonesia ke Luar Negeri
