Puspol Indonesia: JK Diduga Aktor di Balik Pecahnya Golkar dan PPP

Noer ArdiansjahNoer Ardiansjah - Senin, 16 Maret 2015
Puspol Indonesia: JK Diduga Aktor di Balik Pecahnya Golkar dan PPP

Dua kubu Partai Golkar yang berseteru, Priyo Budi Santoso dan Nurdin Halid berjabat tangan saat sidang Mahkamah Partai Golkar, Februari 2015. (Antara)

Ukuran:
14
Font:
Audio:

MerahPutih Politik - Mantan Ketua Umum Partai Golkar Jusuf Kalla dituding bermain di belakang terpecahnya kepengurusan Golkar dan PPP.

Hingga kini perselisihan internal dalam tubuh Golkar tidak kunjung usai. Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham) sudah mengesahkan kepengurusan DPP Golkar hasil Munas Ancol, Jakarta pimpinan Agung Laksono sesuai putusan Mahkamah Partai Golkar.

Atas terbitnya putusan tersebut, kubu Aburizal Bakrie yang didukung Koalisi Merah Putih (KMP) geram dan melakukan perlawanan. KMP di DPR berencana mengeluarkan hak angket yang ditujukan kepada Menkumham, Yasonna H Laoly.

Menanggapi hal tersebut pemikir politik dan sosial Puspol Indonesia, Ubedilah Badrun menilai bahwa rezim Joko Widodo-Jusuf Kalla tengah mengintervensi kemelut beberapa partai politik, khususnya Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dan Golkar. Intervensi tersebut dilakukan karena ketakutan rezim Jokowi-Kalla terhadap ancaman penggulingan kekuasaan oleh partai-partai politik yang tergabung dalam Koalisi Merah Putih (KMP).

Sebagai langkah awal untuk intervensi adalah pengesahan Kepengurusan DPP Partai Golkar versi Munas Ancol oleh Menteri Hukum dan HAM, Yasonna H Laoly.

"Tapi saya lihat Yasonna itu hanya sebagai eksekutor saja, otak dari semua ini adalah Wakil Presiden Jusuf Kalla," ungkap analis politik yang akrab disapa Ubed saat dihubungi merahputih.com, Senin (16/3).

Ubed yang juga dosen di Universitas Negeri Jakarta (UNJ) menambahkan, sebagai wakil Presiden tentu saja Jusuf Kalla mempunyai kepentingan agar rezim Jokowi-Kalla bisa bertahan selama lima tahun ke depan. Segala ancaman berbahaya harus diantisipasi sedini mungkin.(Baca juga: Safari Politik, Agung Cs Sambangi Kediaman Mega)

"Sebagai langkah awalnya ya mengobrak-abrik partai. Korbannya adalah PPP dan Golkar," sambung mantan aktivis pergerakan mahasiswa 1998 itu.

Ubed juga mengaku bahwa dirinya menerima informasi penting terkait pertemuan Presiden Joko Widodo dengan Jusuf Kalla. Dalam pertemuan tersebut JK yang juga Ketua Palang Merah Indonesia (PMI) diberikan tugas untuk melakukan penyusupan dan operasi senyap (silent operation) di beberapa partai politik yang berseberangan dengan pemerintah.

"Ini adalah kemunduran demokrasi," cetus Ubed.

Masih kata Ubed, sikap Kemenkumhan juga semakin aneh ketika Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) sudah mengabulkan gugatan yang dilayangkan mantan Ketua Umum PPP, Suryadharma Ali, namun demikian Kemenkumham tidak segera menempuh langkah hukum untuk mengesahkan kepengurusan DPP PPP hasil Muktamar Jakarta yang kini dipimpin Djan Faridz.(Baca juga:Putusan PTUN Jakarta Bukti Nyata Kemandirian Peradilan)  

"Ini kan aneh dan terkesan pemerintah lebih memihak kepada kubu PPP pimpinan Romy (M Romahurmuziy/red)," tandas Ubed.

Sebelumnya, Jusuf Kalla menilai keputusan Mahkamah Partai Golkar harus diikuti dengan islah dengan kubu Aburizal Bakrie dalam penyusunan kepengurusan DPP yang berlaku hingga Oktober 2016. Meski demikian, JK tetap menghormati langkah hukum yang dilakukan kubu Bakrie.

Satu hal, JK menyatakan sikap kubu Agung Laksono mendukung pemerintahan Jokowi-JK tidak serta merta memberikan posisi tertentu kepada figur-figur yang ada di kubu tersebut. (bhd)

#Kubu Aburizal Vs Kubu Agung Laksono #Mahkamah Partai Golkar #Jusuf Kalla #Partai Politik #Kisruh Golkar
Bagikan
Ditulis Oleh

Noer Ardiansjah

Tukang sulap.

Berita Terkait

Indonesia
Jaksa Mulai Cari Relawan Jokowi Silfester Matutina Buat Segera Dibui
Burhanuddin menegaskan bahwa pihaknya terus berupaya mencari terpidana tersebut.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 02 September 2025
Jaksa Mulai Cari Relawan Jokowi Silfester Matutina Buat Segera Dibui
Indonesia
Ahmad Sahroni cs Hanya ‘Diliburkan’ Sejenak dari Keanggotaan DPR, Pengamat: Ketika Situasi Mereda Mereka Bisa Aktif Lagi
Formappi berharap Partai memberikan langkah tegas dengan menghentikan penuh status mereka di DPR.
Ananda Dimas Prasetya - Senin, 01 September 2025
Ahmad Sahroni cs Hanya ‘Diliburkan’ Sejenak dari Keanggotaan DPR, Pengamat: Ketika Situasi Mereda Mereka Bisa Aktif Lagi
Indonesia
Pakar Hukum Tata Negara UI: Tidak Ada Aturan Nonaktif Anggota DPR
Aturan penonaktifan anggota DPR tertuang dalam Peraturan DPR Nomor 1 Tahun 2020 tentang Tata Tertib DPR.
Ananda Dimas Prasetya - Senin, 01 September 2025
Pakar Hukum Tata Negara UI: Tidak Ada Aturan Nonaktif Anggota DPR
Indonesia
Para Ketum Parpol Sepakat Pecat Anggota DPR Bermasalah Mulai 1 September
Keputusan tersebut merupakan komitmen para ketum parpol untuk memastikan wakil rakyat tetap berpihak pada kepentingan masyarakat.
Dwi Astarini - Minggu, 31 Agustus 2025
Para Ketum Parpol Sepakat Pecat Anggota DPR Bermasalah Mulai 1 September
Indonesia
JK Tekankan Generasi Muda Jika Kuliah Harus Punya Ide, Bukan Cuma Pinter Lalu Buta Arah
JK berharap seluruh perguruan tinggi di Indonesia mulai menanamkan ideologi yang tepat
Angga Yudha Pratama - Rabu, 27 Agustus 2025
JK Tekankan Generasi Muda Jika Kuliah Harus Punya Ide, Bukan Cuma Pinter Lalu Buta Arah
Indonesia
Ditunda Sepekan, PN Jaksel Gelar Sidang PK Silfester Kasus Pencemaran Nama Baik JK
Pada tingkat kasasi, vonis Silfester diperberat menjadi 1,5 tahun penjara. Namun, hingga saat ini, vonis hukuman penjara Silfester belum juga dieksekusi.
Wisnu Cipto - Rabu, 27 Agustus 2025
Ditunda Sepekan, PN Jaksel Gelar Sidang PK Silfester Kasus Pencemaran Nama Baik JK
Indonesia
Sidang PK Silfester Terpidana Pencemaran Nama Baik JK Ditunda, Sakit Dada Dirawat 5 Hari
Surat Edaran Mahkamah Agung (MA) Nomor 1 Tahun 2012 mengatur pengaju atau pemohon PK harus hadir dalam persidangan.
Wisnu Cipto - Rabu, 20 Agustus 2025
Sidang PK Silfester Terpidana Pencemaran Nama Baik JK Ditunda, Sakit Dada Dirawat 5 Hari
Indonesia
Puan: Parpol Bukan Sekadar Kendaraan Kekuasaan, tetapi Jembatan untuk Rakyat
Parpol harus jadi tempat para pemimpin yang bukan hanya pandai berbicara, tetapi juga mampu berpihak, bekerja, dan berani mengambil risiko demi rakyat.
Frengky Aruan - Jumat, 15 Agustus 2025
Puan: Parpol Bukan Sekadar Kendaraan Kekuasaan, tetapi Jembatan untuk Rakyat
Indonesia
Penundaan Eksekusi Silfester Matutina yang Merupakan Relawan Jokowi Rusak Prinsip Keadilan Hukum
Ketua Umum Solidaritas Merah Putih (Solmet) Silfester Matutina tak kunjung ditahan meski sudah divonis 1,5 tahun penjara dalam kasus fitnah terhadap Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK).
Frengky Aruan - Rabu, 13 Agustus 2025
Penundaan Eksekusi Silfester Matutina yang Merupakan Relawan Jokowi Rusak Prinsip Keadilan Hukum
Indonesia
Partai Tengah Lagi Bikin Strategi Simulasi Pemilu dan Pilkada
Setelah melakukan simulasi, menurut dia, berbagai partai politik tersebut akan memutuskan sikap untuk sistem penyelenggaraan pemilu atau pilkada ke depannya.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 29 Juli 2025
Partai Tengah Lagi Bikin Strategi Simulasi Pemilu dan Pilkada
Bagikan