Puncak Peringatan Serangan Oemoem 1 Maret di Benteng Vredeburg

Luhung SaptoLuhung Sapto - Selasa, 28 Februari 2017
Puncak Peringatan Serangan Oemoem 1 Maret di Benteng Vredeburg
Museum Benteng Vredeburg. (Foto: @irfiantos Instagram)

Rangkaian peringatan Serangan Oemoem 1 Maret pada tahun ini akan digelar lebih meriah dibanding tahun sebelumnya, meskipun rencana menjadikan peringatan tersebut menjadi peringatan nasional belum terwujud hingga saat ini.

"Rangkaian peringatan peristiwa Serangan Oemoem (SO) 1 Maret sudah digelar sejak hari ini hingga puncaknya akhir pekan, Minggu, 5 Maret. Ada berbagai acara yang digelar dan lebih banyak pihak yang terlibat tahun ini. Kami berusaha agar peringatan ini menjadi lebih semarak," kata Ketua Paguyuban Wehrkreis III Yogyakarta, Soedjono di Yogyakarta, Senin (27/2).

Berbagai kegiatan yang diselenggarakan di antaranya adalah kerja bakti di tetenger SO 1 Maret 1949 yang berada di Keben Keraton Yogyakarta. Kegiatan akan dilanjutkan dengan upacara pada 1 Maret diteruskan dengan pameran Potret Kejuangan oleh Museum Benteng Vredeburg pada 1-5 Maret.

Puncak peringatan SO 1 Maret akan dilakukan pada Minggu, 5 Maret dengan aksi teatrikal mengenai peristiwa heroik yang terjadi pada 1 Maret, 68 tahun silam. Seperti tahun sebelumnya, aksi akan dibawakan oleh Komunitas Djogdjakarta 1945 di halaman Benteng Vredeburg.

Aksi teatrikal tersebut akan didukung oleh sejumlah peralatan di antaranya adalah panser yang sengaja didatangkan dari Bandung serta aksi "fly pass" atau pesawat yang terbang rendah.

Sedangkan upaya untuk menjadikan peristiwa SO 1 Maret sebagai peringatan berskala nasional, lanjut dia, terus dilakukan.

"Mimpi besar itu menjadikan peringatan ini sebagai peringatan skala nasional. Terakhir, kami dibantu GKR Hemas," katanya.

Sudjono menegaskan, peristiwa yang terjadi 68 tahun lalu tersebut memiliki nilai sangat penting terhadap keberadaan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) karena melalui peristiwa tersebut, warga dunia mengetahui bahwa Indonesia masih berdiri.

"Meskipun hanya berlangsung enam jam, namun peristiwa ini mampu menunjukkan bahwa Indonesia masih berdiri. Saat itu, Yogyakarta menjadi ibukota Indonesia," katanya.

Pada Rabu, 1 Maret, juga akan diperdengarkan raungan sirine di beberapa lokasi sekitar pukul 06.00 WIB untuk mengingatkan masyarakat terhadap peristiwa bersejarah tersebut. "Harapannya, masyarakat tidak terkejut. Ada beberapa sirine yang akan dibunyikan, di antaranya dari Beringharjo, Lempuyangan, Gading dan sekitar Bioskop Permata," katanya.

Sumber: ANTARA

#Serangan Umum 1 Maret #Yogyakarta
Bagikan
Ditulis Oleh

Luhung Sapto

Penggemar Jones, Penjelajah, suka makan dan antimasak
Bagikan