PSSI-Kemenpora Bentuk Lembaga Pengawas Sepak Bola Usia Dini Tingkat Pelajar
Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) bersama Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) membentuk Badan Liga Sepak bola Pelajar Indonesia (BLISPI). Lembaga ini akan mengontrol kegiatan sepak bola usia dini serta tingkat pelajar.
BLISPI akan menjadi operator pelaksana kejuaraan sepakbola usia muda dan tingkat pelajar. Menurut pendiri BLISPI, Subagja Suihan Liga Sepak bola Pelajar (LSP) Piala Menpora U-14 dan U-16 menjadi kontribusi membantu PSSI dalam membina sepakbola usia muda. Saat ini, ia mengaku pihaknya tengah menyeleksi 18 pemain inti Timnas U-15 yang dipersiapkan untuk Gothia Cup di Tiongkok, Juni mendatang.
"Pembinaan usia muda sudah semestinya ditangani lebih serius karena ini merupakan dasar atau fondasi lahirnya calon pemain sepakbola handal ke timnas," ujar Subadja di Wisma Kemenpora, Jakarta, Kamis (16/2) hingga malam WIB.
“Untuk itu BLISPI akan mendorong PSSI untuk merancang konsep bagaimana menata program, kompetisi, pelatih dan unsur pendukung. Dalam kaitan penataan ini tak lepas dari tim pemandu bakat sehingga pemain-pemain yang berlaga di kompetisi usia muda itu tidak sia-sia,” sambungnya.
Subagja juga optimistis BLISPI yang didiraknnya itu mampu berperan aktif dalam pembangunan sepakbola usia muda saat ini. "Apalagi kita sudah mendapat sambutan positif dari Pak Edi Rahmayadi selaku Ketua Umum PSSI." ungkapnya.
Ia menjelaskan, nantinya dalam BLISPI untuk pemandu bakat pihaknya memanfaatkan mantan pemain timnas yang sarat pengalaman seperti Rully Nere, Francis ”Enal” Wewengkang, Maman Suryaman, Elly Idris dan Denny Syamsuddin, Alexander Saununu, dan Rudy W Kelcjes.
Sementara itu, Deputi III Pembudayaan Olahraga Kemenpora, Raden Isnanta mengatakan ke depan program pembinaan sepakbola usia muda harus dikelola bersama yang ditata secara konsepsional dan profesional.
“Pelaksanaan kompetisi atau turnamen harus bersinergi terutama dengan PSSI. Kalau selama ini terkesan pembinaan usia muda tak terkoordinasi dengan baik, di mana antara program Kemenpora dan PSSI sering tak menyambung. Ke depan ini tak bisa lagi karena ujungnya adalah demi Merah Putih,” tutur Isnanta.