Polemik Warteg di Bulan Suci Ramadan


Suasana warteg saat siang hari di bulan Ramadan, Depok II, Jawa Barat, Senin (6/6). (Foto: MerahPutih/Noer Ardiansjah)
MerahPutih Nasional - "Selamat datang bulan suci Ramadan!" Umat muslim bersuka cita menyambut bulan yang penuh berkah. Pada hari pertama berpuasa, panas terik matahari pun tidak menjadi penghalang bagi mereka untuk menahan diri dari makan-minum hingga waktu berbuka tiba.
Bahkan dengan rutinitas seperti biasa, sebagian umat muslim lainnya masih ada yang begitu semangat dengan kegiatannya. Berpuasa tidak menghalangi diri untuk tetap bekerja. Seperti Ibu Sumirah, pedagang Warung Tegal (Warteg) Bahagia. Ia tetap berpuasa.
Meski bulan suci Ramadan, wanita yang memiliki tiga orang anak itu mengatakan tetap menjual aneka rupa masakannya walaupun jam operasional lebih dimundurkan.
"Tetap buka, Mas. Namun jadi siang. Saling menghormati saja, saya pun insyaallah masih berpuasa," ucap pemilik Warteg Bahagia di Jalan Kerinci, Depok II, Jawa Barat, Senin (6/6).
Warteg Bahagia. (Foto: MerahPutih/Noer Ardiansjah)
Imbauan pemerintah Kota Depok pun seolah seperti berlalu. Sumirah yang tetap menjajakan makanannya mengaku masih ada beberapa orang yang singgah menikmati hidangannya meskipun tak sebanyak bulan biasa.
"Tidak semua orang Islam. Tidak semua pula orang berpuasa. Dan ada juga sebagian kecil muslim yang tidak puasa. Pasti mereka punya alasan sendiri, Mas," ucapnya.
Masih di tempat yang sama, beberapa pengunjung warteg pun perlahan berdatangan. Dan lucunya, ada di antara mereka yang mindik-mindik memasuki arena perjamuan itu. "Tidak enak saja, Mas," kata salah seorang pengunjung yang tidak ingin disebut namanya.
Meski beragama Islam, bekerja sebagai tukang ojeg tak urung membuat dirinya tidak kuat menahan lapar dan juga haus. Ia pun mengatakan, jika sedang kuat berpuasa, tidak akan melipir meski barang sebentar ke warteg mana pun termasuk Warteg Bahagia.
Warteg Bahagia. (Foto: MerahPutih/Noer Ardiansjah)
Menanggapi ihwal demikian, Sumirah kembali mengatakan bahwa untuk menghormati orang, tidak hanya yang berpuasa. Yang tidak puasa pun tetap diberikan ruang untuk sama-sama dihormati.
Untuk itu, masih kata Sumirah, dibutuhkan rasa toleransi yang tinggi sehingga bulan suci Ramadan ini benar-benar berkah untuk semua.
Dalam hal ini, pemikiran Sumirah pun hampir serupa dengan petuah almarhum Gus Dur. Katanya, "jika kita merasa muslim terhormat, maka kita akan berpuasa dengan menghormati orang yang tidak berpuasa." (Ard)
BACA JUGA:
Bagikan
Berita Terkait
Masjid Istiqlal Gelar Sejumlah Program Ramadan, Ada 4 Ribu Boks untuk Buka Puasa dan Sahur Tiap Harinya

Jam Kerja ASN DKI Disesuaikan Selama Ramadan, Senin - Kamis Pulang Jam 3 Sore

3 Bacaan Doa yang Disarankan ketika Berziarah Kubur Jelang Ramadan

Jadi Lokasi Pemantauan Hilal 1 Ramadan 2025, Pelataran Puncak Monas Ditutup Sementara

50 Ucapan Selamat Menunaikan Ibadah Puasa Penuh Makna dan Berkah di Bulan Ramadan

50 Ucapan Menyambut Ramadan 2025, Menyentuh Hati!

Disdik DKI Minta Sekolah Gelar Kegiatan Ramadan Seperti Tadarus Al-Quran Hingga Kajian Keislaman
Cegah Lonjakan Harga saat Bulan Ramadan, Pelaku Penyelewengan Bahan Pokok Diancam Pidana

Pemprov DKI Masih Rumuskan Materi Pembelajaran Anak Sekolah Selama Ramadan

Legislator Senayan Dukung Libur Sekolah Selama Bulan Ramadan
