Pidato Soekarno, 'Roh' KAA 1955


Screenshoot YouTube
MerahPutih Nasional - "Ya, memang ada perbedaan di antara kita, siapa yang bisa membantah fakta itu? Negara besar dan kecil terwakili di sini, yang mewakili semua agama di bumi ini. Mari kita lahirkan Asia baru dan Afrika Baru." Itulah sepenggal pidato Soekarno di Konferensi Asia Afrika (KAA) pada 18 April 1955 yang menghentakan dunia, khususnya kekuatan Blok Barat dan Blok Timur ketika itu.
Awalnya KAA dipandang negara barat seperti Amerika dan Sovyet sebagai suatu ide konyol yang sulit direalisasikan, tapi justru menjelma jadi kekuatan baru yang ditakuti. Indonesialah yang memiliki gagasan KAA, Soekarno bersama beberapa pemimpin negara Asia dan Afrika membicarakan prihal gagasan KAA pada Desember 1954, Indonesia pun direstui menjadi tuan rumah KAA pertama melalui konferensi Kolombo.
KAA Akhirnya tercetus dan diselenggarakan dengan sukses, Bandung diramaikan oleh para delegasi 29 negara Asia dan Afrika. KAA menjadi kekuatan baru yang melahirkan negara-negara merdeka, menjadi semangat dan jiwa baru dari negara-negara yang baru lahir dan berkembang.
Soekarno pun menggemparkan dunia melelui KAA dengan pidato 'garangnya' memerangi penindasan dan penjajahan. Bagi soekarno kala itu, kolonialisme belum mati, kolonialisme harus diperangi dan saatnya bangsa-bangsa baru lahir untuk membentuk kekuatan baru.
"Dan pada hari ini di dalam gedung ini berkumpullah pemimpin-pemimpin bangsa-bangsa yang tadi itu! Mereka bukan lagi menjadi mangsa kolonialisme. Mereka bukan lagi menjadi alat perkakas orang lain dan bukan lagi alat permainan kekuasaan-kekuasaan yang tak dapat mereka pengaruhinya. Pada hari ini tuan-tuan menjadi wakil bangsa-bangsa yang merdeka, bangsa-bangsa yang mempunyai tokoh dan martabat lain di dunia ini."
"Orang sering mengatakan kepada kita, bahwa "kolonialisme sudah mati". Janganlah kita mau tertipu atau terninabobokan olehnya! Saya berkata kepada Tuan-tuan, kolonialisme belumlah mati. Bagaimana kita dapat mengatakan ia telah mati selama daerah-daerah yang luas di Asia dan Afrika belum lagi merdeka."
Hari ini, Indonesia kembali menjadi tuan rumah KAA setelah 60 tahun semangat itu berkobar. Semangat KAA dahulu dan kini tentulah tak sama, kini negara-negara di Asia Afrika sebagian besar telah merdeka. Cita-cita Soekarno dan para pencetus KAA setidaknya terwujud dengan kemerdekaan negara-negara di Asia dan Afrika.
Tapi Soekarno juga pernah mengingatkan di pidatonya tentang Neo Kolonialisme, atau penjajahan dalam bentuk baru. Lihatlah saat ini, rasakanlah, apakah negara-negara Asia dan Afrika termasuk Indonesia sudah terbebas dari bentuk penjajahan baru itu?
Bahkan penjajahan dalam bentuk sesungguhnya masih terjadi di negara Asia dan Afrika sebut saja Palestina dan Tibet, kemerdekaan bangsa mereka masih direnggut oleh keegoisan negara-negara 'powerfull' yang tak memiliki semangat KAA 1955.
BACA JUGA:
Orasi Jokowi di KAA, IMF dan Bank Dunia Harus Dibubarkan
Fadli Zon Selfie Bareng Presiden Zimbabwe dan Raja Yordani di KAA
Orasi Jokowi di KAA, IMF dan Bank Dunia Harus Dibubarkan
Fadli Zon Selfie Bareng Presiden Zimbabwe dan Raja Yordani di KAA
Bagikan
Berita Terkait
Prabowo Kasih Pujian dari Soekarno hingga Jokowi, Berhasil Jaga Keutuhan NKRI hingga Selamatkan Indonesia dari Krisis

Melihat Aksi Pukulan Padel dalam Ajang Soekarno Padel Open 2025 di Jakarta

Arteria Berikan Kursinya di DPR untuk Romy Soekarno demi Layani 'Royal Family'

Setelah Soekarno, ANRI Desain Pusat Studi Arsip Presiden Soeharto

Bali Juarai Liga Kampung, Ganjar Pranowo Anugerahkan Piala Soekarno
Pemain Terbaik Liga Kampung Akan Dikirim Belajar ke Spanyol

Babak Final Liga Kampung Soekarno Cup Dilaksanakan di GBK Besok
Mengagumi Kemegahan Tiga Mobil Dinas Presiden Sukarno

Berpedoman Nasihat Bung Karno, PDIP Bikin Acara yang Fokus di Sektor Pertanian
Gibran Ajak Timnas U-17 Lihat Kamar Soekarno dan Jokowi di Loji Gandrung
