Petral Sarang Mafia Migas?

Ana AmaliaAna Amalia - Sabtu, 06 Desember 2014
Petral Sarang Mafia Migas?

Ukuran:
14
Font:
Audio:

Merahputih Politik- Lagi-lagi keberadaan anak Perusahaan Pertamina, Pertamina Energy Trading Ltd (PT Petral) kembali dibicarakan publik. Petral dituding sebagai sarang tempat bercokolnya para mafia minyak dan gas (migas) di tanah air.

Ketua Alumni Akademi Migas, Ibrahim Hasyim memaparkan bahwa masalah mafia migas di Indonesia, tidak pernah lenyap dari peredaran. Meski rezim kekuasaan berganti mafia migas tetap eksis.

Apalagi, permasalahan mafia migas kerap dikaitkan dengan anak usaha Pertamina, Petral. Padahal, selama ini masyarakat sendiri sejatinya tidak mengetahui permasalahannya seperti apa.?

"Ngomongin Petral tidak pernah habis, jadi masyarakat harus jelas tahu di mana ada bisnis besar pastinya ada mafia," ujar Hasyim di bilangan Cikini, Sabtu (5/12).

Hasyim mengaku bukan perkara mudah memberantas praktek mafia migas yang sudah mendarah daging.

Namun demikian dirinya tetap mengapresiasi Kementrian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) yang membentuk Tim Reformasi Tata Kelola Minyak dan Gas. Meski dikritik banyak pihak, tim kecil pimpinan Faisal Basri diharapkan dapat bekerja menjalankan tugas memberantas mafia migas.

"Tentu tim ini diharapkan bisa memperkecil ruang gerak para mafia. Karena mafia ini adalah orang yang mencari untung banyak. Jadi mafia ini memang bikin kita semua jadi ketar-ketir," tandas Hasyim.

Di sisi lain, Analis ekonomi dari Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia, Salamuddin Daeng mencibir pembentukan Tim Reformasi Tata Kelola Migas oleh Kementrian ESDM dinilai terlalu cepat bahkan terburu-buru.

Dikatakan terburu-buru, tim yang dikomandoi oleh Tokoh Ekonom nasional Faisal Basri itu hanya menyasar ke Pertamina dan Petral paska dibentuk.

"Tim ini seperti grasak-grusuk, tidak sistematis dan seperti langsung nabrak-nabrak," ujar Daeng dalam acara serupa.

Daeng mengatakan, semestinya sebelum dibentuknya tim ini harus dimatangkan terlebih dahulu berbagai kajian serta apa persoalan utama yang harus dikerjakan terkait sektor migas. Namun Daeng justru hanya melihat kalau tim tersebut hanya take and insentive.

Mestinya dilihat dulu dari hulu dan hilir, lihat dulu regulasi terutama UU 22 tahun 2001, lihat dimana kelemahan pemerintah. Kalau main grasak grusuk ini malah dicurigai mafia lama hilang, mafia baru akan datang," jelas Daeng.

@foto:Cartonaday.com

#Mafia Migas
Bagikan
Ditulis Oleh

Ana Amalia

Happy life happy me

Berita Terkait

Bagikan