Pesan Menag Lukman dalam Gerak Jalan Kerukunan Beragama Nasional


Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin saat Gerak Jalan Kerukunan Umat Beragama, Car Free Day Jakarta, Minggu (6/11). (Foto: MerahPutih/John Abimanyu)
MerahPutih Nasional - Kementerian Agama menggelar acara Gerak Jalan Kerukunan Beragama Nasional yang melibatkan seluruh umat lintas agama, di Car Free Day Jakarta. Gerak Jalan Kerukunan Beragama Nasional ini dalam rangka memperingati ulang tahun Prisadha Budha Dharma Niciren SyoSyu Indonesia (NSI) Niciren Syosyu.
Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mengatakan, acara ini menyimpan pesan damai kepada masyarakat untuk menjaga kerukunan antarumat beragama.
"Saya merasa bersyukur pagi hari ini kita bisa hadir di sini dalam rangka gerak jalan kerukunan dalam rangka memperingati ulang tahun Syosyu. Gerak jalan kerukunan ini tidak hanya semata menjaga kerukunan antarumat beragama, tetapi juga dapat menjaga stamina dan kesehatan. Namun, tidak kalah penting ini dimkasudkam agar kerukunan tetap bisa kita jaga serta dapat terpelihara dengan baik," kata Menag Lukman Hakim saat ditemui di depan kantor Kemenag, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Minggu (6/11).
Menurut Lukman, kerukunan antarumat beragama sebenarnya sudah menjadi karakter bangsa. Indonesia sebagai bangsa yang besar telah memiliki keragaman tersebut.
"Kerukunan menjadi sesuatu yang tidak asing bagi kita. Namun kita tetap harus menjaga, mempertahankan, dan merawat agar selalu kuat dalam menghadapi suatu masalah," tuturnya.
Lukman menjelaskan, agama menjadi faktor penting untuk tetap rukun dan tetap utuh.
"Saya sering mengatakan di banyak kesempatan, dari pada menggunakan agama untuk menilai perilaku orang lain kepada kita, lebih baik menggunakan agama untuk bersikap lebih baik dan santun kepada orang lain," jelasnya.
Menag Lukman melanjutkan, kerukunan sering kali ini terganggu karena kita menggunakan agama sebagai patokan menilai kepada seseorang.
"Sebaiknya, agama menjadi landasan bagi kita untuk bersikap pada orang lain," ucapnya.
Pada hakikatnya, keberagaman adalah pegangan hidup kepada Tuhan. Bagaimana setiap manusia bisa saling menghormati dan menghargai perbedaan dengan orang lain.
"Apabila kita menghormati dan menghargai pihak lain dan tidak menuntut untuk dipahami dan dihargai, kita tentu bisa yakin bahwa kita bisa hidup rukun damai toleransi di tengah keberagaman masyarakat," tandasnya. (Abi)
BACA JUGA:
- Jelang Pilkada DKI, Jokowi Minta Tokoh Agama Ikut Dinginkan Suasana
- Isbedy Stiawan: Keragaman Budaya Adalah Berkah
- Si Gale-gale Bagian dari Keberagaman Wayang Nusantara
- GMJ akan Serbu Mabes Polri Terkait Dugaan Penistaan Agama oleh Ahok
- Tokoh Agama Budha: Kerukunan Agama di Indonesia Lebih Baik Dibandingkan Negara Lain
Bagikan
Berita Terkait
Polri Harus Menjadi Sahabat Umat Beragama, Tanda Negara Hadir Melalui Sentuhan Kemanusiaan

Pembubaran Retret Pelajar Kristen di Sukabumi Cederai Pancasila, DPR Desak Semua Pelaku Ditangkap

Pramono Tegaskan Jakarta Inklusif bagi Semua Umat

Paus Fransiskus Teken Deklarasi Istiqlal Bersama para Tokoh Agama, ini 4 Poinnya

Kunjungan Paus ke Indonesia, DPR Sebut sebagai Bukti Indonesia Tempat Terbaik Toleransi Beragama
