Penurunan Harga Minyak Mentah Dipicu Merosotnya Pasar Saham Shanghai


Perajin menunjukkan miniatur Rig pengebor minyak yang dibuat dari kuningan di Mutihan, Banguntapan, Bantul, Yogyakarta, Jumat (27/3). (Foto: Antara/Sigid Kurniawan)
MerahPutih, Bisnis-Harga minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman September di New York Mercantile Exchange. Penurunan lima hari terakhir ini setelah pasar saham Shanghai menukik tajam.
"Saat ini pasar (minyak) terus mencari posisi terendah," kata Gene McGillian dari Tradition Energy pada Selasa (28/7) dikutip dari AFP.
Seperti diketahui, pada Senin (27/7), pasar saham Tiongkok ditutup menukik 8,5 persen di pasar saham Shanghai, penurunan satu hari terbesar mereka sejak Februari 2007, setelah data ekonomi yang lemah menghidupkan kembali kekhawatiran tentang kesehatan ekonomi terbesar kedua di dunia itu.
Penurunan tajam Shanghai mengguncang pasar keuangan global. Itu terjadi meskipun baru-baru ini pemerintah Tiongkok melakukan upaya-upaya yang belum pernah terjadi sebelumnya untuk menopang saham yang telah merosot sejak pertengahan Juni.
McGillian mengatakan bahwa kekhawatiran permintaan telah menekan pasar minyak.
"Kejatuhan di pasar saham Tiongkok meningkatkan kekhawatiran pertumbuhan ekonomi kemungkinan melambat," katanya. Pedagang mengantisipasi penurunan permintaan energi "terutama di Tiongkok" dan khawatir tentang "tingkat rekor produksi yang Anda lihat di seluruh dunia."
Joseph George, seorang analis di Schneider Electric, mencatat bahwa jumlah rig minyak AS meningkat pada pekan lalu untuk ketiga kalinya sepanjang bulan ini, sebanyak 21 rig menjadi 659 rig.
"Produsen-produsen AS terus mengebor pada tingkat tercepat dalam tiga dekade meskipun harga minyak lebih rendah," kata dia. "Produksi AS belum menunjukkan tanda-tanda penurunan substansial dan pasar minyak tetap kelebihan pasokan." (Ant/Luh)
Baca Juga:
Stok Berlimpah di AS dan Timur Tengah, Harga Minyak WTI Turun
Bagikan
Berita Terkait
Konflik Timur Tengah Berkepanjangan Ancam Harga Minyak Mentah, Pemerintah Diminta Siapkan Skenario
