Pencurian Pasir Rawan Terjadi di Kepulauan Seribu


Pemerintah Kabupaten Kepulauan Seribu masih lakukan pengawasan ketat (akun facebook Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kepualauan Seribu)
MerahPutih Megapolitan- Pasca insiden pencurian pasir yang dilakukan Kapal Christobal Colone berbendera Luxemburg yang dikawasan Kepulauan Seribu pada pertengahan Maret silam, Pemerintah Administasi Kabupaten Kepulauan Seribu terus memperketat pengawasan terhadap ratusan kapal di kawasan tersebut.
Bupati Kepulauan Seribu, Tri Djoko Margianto menjelaskan, sejauh ini pihaknya sudah melakukan koordinasi dengan aparat kepolisian untuk mencegah aksi pencurian pasir yang dilakukan oleh pihak-pihak tidak bertanggungjawab.
"Untuk mencegah terjadinya pencurian pasir, kami sudah melakukan kerjasama denga pihak polisi," kata Tri Joko seperti dilansir dari BeritaJakarta.com, Sabtu (4/4).
Tri mengaku sudah melaporkan temuan tersebut kepada Gubernur DKI Jakarta dan Bareskrim Polri. Namun sayangnya hingga kini belum ada tindak lanjut dari pihak kepolisian.
"Kalau pengawasan kurang bisa habis pasir yang ada di Kepulauan Seribu. Dulu saja Pulau Pari yang berbentuk gunungan pasir, sekarang sudah lenyap entah kemana," tandas Tri. (Baca: Pemprov DKI Pastikan Hilangnya Pulau Disebakan Faktor Cuaca)
Sekedar informasi, Kapal Christobal Colone yang berbendera Luxemburg dipergoki sedang melakukan perbuatan melanggar hukum di kawasan kepulauan Seribu. Kapal tersebut sedang malakukan kegiatan penambangan pasir.
Saat dilakukan pengecekan terhadap kelengkapan dokumen, ijin penambangan kapal berbendara asing tersebut telah habis pada Desember tahun 2014.
Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta, Abraham Lunggana, akrab disapa Haji Lulung pada Selasa 16 Desember 2014 juga menyampaikan bahwa dalam setahun terakhir sebanyak delapan pulau di Kepulauan Seribu hilang.Diduga, pulau-pulau itu menjadi korban pengerukan pasir yang merajalela di wilayah perairan Jakarta.
Kader PPP itu menyatakan telah mengonfirmasi kebenaran kabar tersebut kepada Sekdaprov Saefullah. Ternyata memang benar. Hanya, Saefullah tidak mampu menjelaskan secara detail penyebab lenyapnya delapan pulau tersebut. Bahkan, nama delapan pulau itu belum diketahui.
"Sampai saat ini, pemprov belum bisa menjelaskan kenapa aset itu hilang secara tiba-tiba dalam jangka waktu setahun," kata Haji Lulung. (bhd)
Bagikan
Berita Terkait
Lestarikan Keanekaragaman Hayati, Ancol Lepaskan Penyu Sisik di Pulau Bidadari

DPR Minta Pemerintah Patuhi Putusan MA Soal Larangan Ekspor Pasir Laut

Warga Pesisir Jakarta dan Pulau Seribu Diimbai Waspada Banjir Rob Hingga Akhir Juli

Pramono Akui Banyak Wisatawan Mancanegara Kunjungi Pulau Onrust, tetapi Belum Dipersiapkan secara Optimal

Warga Kepulauan Seribu Ngeluh ke Pramono, Kesulitan Air Bersih untuk Mandi

Menilik Eksotisme Destinasi Wisata Alam dan Laut Kepulauan Seribu Jakarta

Anggota Dewan Fraksi PSI DKI Tegas Tolak Wisata Kucing di Kepulauan Seribu, Soroti Fungsi Wilayah Konservasi dan Kawasan Strategis Provinsi

Pemprov DKI dan OJK Kolaborasi Wujudkan Kepulauan Seribu Jadi Digital Island

Berisiko Ganggu Ekosistem di Kepulauan Seribu, PSI Minta Pramono Batalkan Rencana Buat Pulau Kucing

Wagub Rano Lebas 13 Kapal Laut Angkut Pemudik ke Kepulauan Seribu
