Pembicaraan Tentang Etika Perburuan Bug para Hacker

Beberapa waktu lalu seorang hacker memberitahukan celah keamanan pada situs Starbucks. (Foto: Reuters)
MerahPutih Teknologi - Belum lama ini ada seorang hacker yang melaporkan celah keamanan pada situs Starbucks, yang memungkinkan hacker mengambil keuntungan melalui voucher hadiah Starbucks. Atas kejadian ini, ada sebuah perdebatan yang sedang berlangsung tentang etika berburu bug para hacker.
Pembicaraan mengenai etika kalangan hacker yang berburu bug dari target mereka membuat beberapa orang berpikir bahwa hacker telah menerobos izin perusahaan sebelum menemukan celah keamanan pada situs atau perangkat lunak perusahaan, seperti yang dialami Starbucks.
"Saya bisa menghargai mengapa Starbucks tidak puas," kata ahli keamanan BBC , Graham Cluley. “itu (Starbucks) tidak ingin semua orang menggali sistemnya untuk mencari bug. Dalam dunia ini idealnya anda harus mendekati perusahaan, sehingga jika anda ingin menggali masalah tidak menemukan jalan buntu.”
"Starbucks harus bersyukur bug ini ditemukan oleh seseorang yang bekerja dalam hal itu untuk mengatasi masalah," tambah Graham. Sebenarnya pengungkapan masalah seperti hacker yang bertanggung jawab dan mengikuti prosedur, dapat memberikan perusahaan terkait waktu untuk membenahi masalahnya dan mengonfirmasi perbaikan secara online.
Mungkin juga, seharusnya Starbucks bisa berlaku bijak atas masalahnya, seperti yang telah dilakukan perusahaan teknologi besar seperti Moxilla, Google, dan Facebook. Mereka menawarkan insentif tunai pada hacker yang melaporkan celah keamanan pada sistemnya dan mau memberikan solusi perbaikan.
Baca juga:
Doodle Google untuk Inge Lehmann
Internet akan Kelebihan Kapasitas
Bagikan
Berita Terkait
Makan Bergizi Gratis Masuk Program 100 Hari Kerja Wantannas

12 Langkah Mudah untuk Lebih Aman Secara Daring
