Parcel Mahal, Tidak Masalah
MerahPutih Bisnis- Pedagang parcel makin padat menjelang natal dan tahun baru. Hal ini terlihat di sekitar stasiun Cikini, Jakarta Pusat. Produk yang terdiri dari bahan makanan, minuman dan barang pecah belah tersebut ramai di kunjungi pemesan.
Seorang pedagang parcel, Ossi, mengatakan, parcel merupakan sebuah usaha yang sangat membantu di dalam kehidupannya. Baginya, hanya usaha ini yang tidak akan mati dan banyak diburu orang ketika hari-hari tertentu. Misalnya, natal dan tahun baru, lebaran dan lain sebagainya. Buktinya saja, bisnis makanan semakin melonjak akibat adanya penaikan bahan bakar minyak.
“Harga bahan pokok makin meningkat dan melonjak. Sedangkan harga parcel kenaikannya sangatlah dikit,” ucap perempuan yang berusia 40 tahun ini.
Di dalam mengarungi bisnis parcelnya tersebut, ia tidak bosan dengan usaha yang dijalaninya ini, walaupun sudah puluhan tahun ia bergelut di dunia usaha parcel. Baginya, pekerjaan yang ditekuninya kini, merupakan bisnis yang selalu bersinar. Dan akan dicari-cari orang.
Ia membenarkan, bahwa usahanya ini ada kembang-kempisnya. Namun harga tersebut masih saja di uber pembeli. “Harga mahal ya tetap saja di uber pembeli. Apalagi harga murah, banyak yang pesan parcel. Kan, orang paling males jika disuruh membungkus hadiah, iya kan mas,” ucapnya kepada merahputih.com.
(GMS)
Bagikan
Berita Terkait
Alasan Prahara Banyak Startup Bangkrut & Gagal Versi BRIN
FLEI 2025 Dorong Jenama Lokal Tembus Pasar Global, Kadin Sebut Potensi Ekspor maki Terbuka
Dharma Jaya Catat Lonjakan Bisnis 190 Persen Sambil Jaga Ketahanan Pangan
‘KPop Demon Hunters’ Mewarnai Lorong Camilan di Korea Selatan, dari Mi Instan hingga Cake Bikin Perusahaan Cuan Besar
Tersangkut Kasus Pajak, Ketua Ferrari Jalani Hukuman Kerja Sosial
Unsur Politis Harus Dihindari Dalam Rencana Bisnis Kopdes, Bisa Gagal Jika Ambil Alih Bisnis Eksisting
Pendapatan KAI Melonjak 29 Persen, Catatkan Laba Bersih Rp 2,21 T di 2024
Indonesia Ingin Ada Peluang Bisnis Baru Dengan Prancis
Tupperware Hentikan Bisnis di Indonesia Setelah 33 Tahun Beroperasi
Biang Kerok IHSG Anjlok, Dari Ketegangan Geopolitik Sampai Perang Tarif Uni Eropa dan AS