PAPDI: Canangkan Imunisasi untuk Dewasa


Ilustrasi Kartu imunisas massal usai anaknya mendapatkan vaksin Difteri Pertusis Tetanus (DPT) di posyandu Puskesmas Air Tawar, Ulak Karang, Padang, Sumatera Barat, Rabu (4/2). (Antara Foto)
MerahPutih Kesehatan- Imunisasi merupakan salah satu upaya pencegahan yang efektif. Program Imunisasi Nasional (PIN) yang melayani imunisasi bagi seluruh bayi dan anak di Indonesia telah berjalan sejak tahun 1990. Beberapa provinsi telah berhasil mencapai angka cakupan diatas 80 % namun juga ada provinsi yang cakupannya masih dibawah 80 %.
Di sisi lain, menurut SATGAS Imunisasi Dewasa PAPDI, Iris Rengganis, imunisasi pada dewasa ini belum lama mendapat perhatian. Pada kongres PAPDI tahun 2003 di Manado, misalnya, kata dia, Perhimpunan Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) mencanangkan kegiatan imunisasi pada dewasa. Kegiatan ini dianggap penting karena sebenarnya cukup banyak penyakit yang dapat dicegah penularannya dengan vaksinasi pada orang dewasa dan usia lanjut.
"Pada kongres tersebut juga telah diluncurkan buku konsensus imunisasi dewasa yang merupakan kesepakatan para pakar di lingkungan PAPDI tentang jadwal imunisasi dewasa di Indonesia. Selanjutnya konsensus tersebut dikembangkan menjadi buku Pedoman Imunisasi Dewasa yang memuat informasi yang lebih lengkap tentang jadwal, macam-macam vaksin serta berbagai masalah yang berkaitan dengan imunisasi dewasa," kata Iris saat menjadi pembicara pada acara Temu Media bertajuk "Perkembangan Program Imunisasi di Indonesia" di FKUI, Salemba, Jakarta Pusat, Rabu (4/3).
Menurutnya, sebenarnya imunisasi dewasa ini dapat mencegah kematian 100 kali lebih banyak daripada anak. Jadi manfaatnya jelas. Namun pada tahap permulaan biaya imunisasi dewasa perlu ditanggung terlebih dahulu oleh masyarakat. Untuk dapat menyebarluaskan kegiatan imunisasi dewasa perlu dilakukan sosialisasi kepada masyarakat, sektor pembiayaan yang mendukung serta kesiapan petugas kesehatan. (Baca: Sehat untuk Anak-anak itu Murah)
"Hingga saat ini layanan imunisasi dewasa masih lemah. Layanan tersebut tersebar secara sporadis, layanan vaksin yang ada juga tak lengkap sehingga menyulitkan layanan untuk masyarakat. Berbagai upaya perlu dilakukan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat, serta peningkatan kesiapan petugas kesehatan," katanya.
Ia menambahkan bahwa Satgas Imunisasi Dewasa PAPDI bertugas meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap imunisasi dewasa serta memperkuat layanan imunisasi dewasa. Selanjutnya Satgas Imunisasi dewasa juga telah melatih sekitar 2000 orang tenaga vaksinator di seluruh Indonesia melalui pelatihan vaksinologi. Sebagian tenaga yang dilatih adalah dokter umum, dokter perusahaan serta dokter spesialis yang berminat. Diharapkan mereka akan dapat memelopori kegiatan imunisasi dewasa di masyarakat. Jumlah tenaga vaksinator masih dirasakan kurang karena itu kegiatan pelatihan vaksinologi masih perlu diteruskan.
"Seluruh tenaga kesehatan di Indonesia diharapkan memahami manfaat imunisasi dewasa serta dapat ikut dalam melayani imunisasi dewasa dalam rangka meningkatkan taraf kesehatan masyarakat termasuk kelompok usia dewasa dan usia lanjut," katanya. (hur)
Bagikan
Berita Terkait
Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak

Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian

DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong

Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut

Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat

Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular

Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran

Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar

Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional

Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa
