Otak-otak Alew Khas Bangka dengan Cita Rasa Lidah Orang Bandung

Widi HatmokoWidi Hatmoko - Rabu, 15 Februari 2017
Otak-otak Alew Khas Bangka dengan Cita Rasa Lidah Orang Bandung
Alew (56) menjajakan otak-otak khas Bangka yang dikreasi dengan selera lidah orang Bandung. (MP/Rina Garmina)

Kalau lewat ke Jalan Lengkong Besar, Bandung, jangan lupa mampir ke Pusat Jajanan Serba Ada (Pujasera) yang terletak di sisi kiri jalan. Di sana terdapat "Otak-otak Alew" yang selalu ramai didatangi pembeli sejak 1995.

Alew (56), sang pemilik, mengaku mendapatkan resep tersebut dari hasil eksperimennya. Tidak usah heran, di kota kelahirannya, Bangka, otak-otak memang menjadi salah satu kuliner terkenal yang menjadi ciri khas di sana. Meski begitu, Alew lebih memilih untuk menjual otak-otak yang cita rasanya telah disesuaikan dengan lidah warga Bandung.

Salah satu penyesuaian dapat dilihat dari cocolannya. Ia biasanya langsung menyuguhkan cocolan berupa bumbu kacang yang bercita rasa gurih dan agak manis. “Orang sini nggak semuanya suka tauco,” terangnya.

Namun, ia tetap membuat cocolan berbahan dasar tauco seperti cocolan otak-otak khas Bangka. Otak-otak Alew buka dari pukul 15.30 hingga 23.00 WIB.

Otak-otak Alew, kiliner khas Bangka yang dikreasi dengan cita rasa lidah orang Bandung.(MP/Rina Garmina)

Pada saat merahputih.com singgah di tempat penjualan Otak-otak Alew, ratusan otak-otak yang berjejer di tempat bakaran begitu menggoda untuk dipesan. Terlebih hawa dingin mulai menyelimuti Kota Bandung. Hangatnya otak-otak akan terasa nikmat jika ditemani semangkuk wedang ronde atau segelas susu kedelai. Cocok untuk menghangatkan tubuh.

Ya, Alew memang tak hanya menjual otak-otak. Tapi juga pempek, wedang ronde, kembang tahu dan susu kedelai. Itu adalah makanan dan minuman khas yang dijualnya sejak 1995. Sekarang, ia menjual pula liang tea.

Saat itu, Alew tampak gesit membakar dan melayani pembeli otak-otak. Ia dibantu dua karyawannya yang terlihat sibuk menyiapkan makanan dan minuman lain untuk pembeli.

Dalam sehari, Alew menghabiskan 12 kilogram ikan tenggiri dan 2 kilogram tepung tapioka untuk membuat otak-otak. Satu bungkus otak-otak ia jual dengan harga Rp3.500. Dalam satu hari, ia bisa menjual rata-rata 500 bungkus otak-otak.

Jika suka otak-otak yang aroma dan rasa ikannya terasa, Sahabat Merahputih tinggal datang ke Pujasera Lengkong, di Jalan Lengkong Besar Nomor 55, Cikawao, Bandung.

Artikel ini berdasarkan liputan Rina Garmina,kontributor atau reporter merahputih.com yang bertugas di wilayah Bandung dan sekitarnya.

#Kuliner Bangka Belitung #Otak-otak Labuan #Kuliner Bandung
Bagikan
Ditulis Oleh

Widi Hatmoko

Menjadi “sesuatu” itu tidak pernah ditentukan dari apa yang Kita sandang saat ini, tetapi diputuskan oleh seberapa banyak Kita berbuat untuk diri Kita dan orang-orang di sekitar Kita.
Bagikan