Menyusuri Enggano Raya, Sisi Malam Pelabuhan Tanjung Priok

Noer ArdiansjahNoer Ardiansjah - Selasa, 15 September 2015
Menyusuri Enggano Raya, Sisi Malam Pelabuhan Tanjung Priok
Pemandangan salah satu kafe di Jalan Enggano Raya, Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, (14/9/2015). (Foto: MP/Fadhli)

MerahPutih Megapolitan - Menyusuri sisi lain Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara tak lengkap jika belum menikmati hiburan malam di sekitar pelabuhan. Ada jalan di sekitar pelabuhan yang menyediakan hiburan untuk orang yang suka berjaga pada malam  hari.

Penat dengan pemandangan peti kemas bejubel dan asap kontainer yang pekat, sejenak perlu rehat dengan hiburan malam ala cafe dangdut yang bertebaran di sekitar pelabuhan. Dari sana, dimulai hiburan malam di Pelabuhan Tanjung Priok.

Malam itu, Senin (14/9), Jakarta Utara sebentar diguyur hujan. Hujan sudah lama tak turun basahi di Pelabuhan Tanjung Priok.

Aspal penuh debu seketika membecek digenangi air hujan. Hujan yang turun sekira 2 jam cukup membuat tanah sekitar pelabuhaan kembali hidup.

Aktivitas pelabuhan tak berhenti meski hujan turun malam itu. Hilir-mudik kontainer pengangkut peti kemas tak pernah berhenti. Mereka antre keluar masuk pelabuhan. Antrean kendaraan besar mengular manakala ada genangan air di depan gerbang Pelabuhan Tanjung Priuk. Mobil kontainer memelankan laju kendaraan sebelum menginjak genangan air.

Di sisi lain, Jalan Enggano Raya menyala dengan kelap-kelip lampu cafe dangdut yang berjejer sepanjang jalan. Dentuman suara sound dengan musik remix ala club malam membuat penikmat cafe semakin terbuai. Ditemani sebotor minuman dan para gadis aduhai, penikamat malam semakin betah berlama-lama di cafe Enggano Raya. Menikmati sisi lain Pelabuhan Tanjung Priok.

Santi, mantan gadis cafe yang sekarang alih profesi berdagang, mengatakan dentuman musik dangdut remix yang diputar di cafe-cafe Enggano Raya baru berhenti pukul 4 pagi.

Cafe dangdut juga menyajikan minuman bir. Buka sejak pukul 21.00 WIB hingga pukul 04.00 pagi. Sepanjang waktu itu pengunjung tak pernah putus datang dan pergi. Cafe-cafe yang berada di sepanjang Jalan Enggano itu selalu dipadati penikmat dangdut dari berbagai kalangan, mulai dari supir, karyawan, pegawai, hingga pengusaha.

"Hampir setiap malam selalu dipadati pengunjung, selain buka hingga pagi, minuman di cafe terbilang murah, Rp40 ribu - Rp50 ribu per botol," kata Santi.

Semakin larut malam, dentuman musik semakin kencang, penikmat cafe mulai ramai memenuhi bangku yang tersedia di dalam. Perempuan penjaga cafe beraksi memanjakan pengunjung dengan rayuan maut untuk menghabiskan berbotol-botol minuman hingga teler.

"Gadis cafe, kerjanya begitu menemani tamu, merayu, menggoda biar botol minuman keluar berkerat-kerat," lanjut Santi.

Tak heran ketika banyak pengunjung sampai mabuk berat berlama-lama di cafe. Pengunjung dicekoki minuman keras hingga pagi hari oleh "gadis-gadis". Semakin lama mereka berada di dalam, semakin lupa berapa botol bir yang telah diminum. Jika tak pintar-pintar mengerem diri, pengunjung akan pulang dengan kantong kosong. Tak sepeser pun uang tinggal di tangan. (fdi)

 

Baca Juga:

Marak Ojek Online, Begini Ojek Pangkalan Pelabuhan Tanjung Priok Bertahan

Arus Balik di Pelabuhan Tanjung Priok

Pelabuhan Tanjung Priok Bersih Pungli

#Liputan Khusus #Kafe Unik #Jalan Enggano Raya #Pelabuhan Tanjung Priok
Bagikan
Ditulis Oleh

Noer Ardiansjah

Tukang sulap.
Bagikan