Mengenang Eksekusi Mati Rani Andriani

Eddy FloEddy Flo - Senin, 19 Januari 2015
Mengenang Eksekusi Mati Rani Andriani

Penjagaan ketat di dermaga Cilacap menuju ke Lapas Nusakambangan (Foto: Antara)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

MerahPutih Nasional - Malam di Nusakambangan tampak senyap. Sepasukan regu tembak beranjak menuju lokasi eksekusi. Derap langkah dengan hentakan sepatu boot kian menambah kekalutan malam itu. Seakan sedang merasakan semakin dekatnya malaikat maut menjemputnya, Rani Andriani terus melafazkan al-fatiha. Sementara di antara regu tembak, tak ada satupun yang tahu, senjata siapa yang berisikan peluru. Dalam benak mereka bergolak satu pembenaran, hanya menjalankan tugas meski hati kecilnya terselip kecut. Lampu penerangan di tempat eksekusi sengaja dibuat remang-remang demi menghindari momen sentimentil antara eksekutor dan calon korban. Semua telah diatur sedemikian rapi, agar begitu terdengar letusan dor, selesai semuanya.

Disamping Rani berdiri seorang rohaniwan memanjatkan doa sekaligus memberikan peneguhan. Pelbagai ayat dan hikayat, nasihat dan wejangan mungkin terasa tak berarti lagi bagi Rani. Pasalnya setelah letusan dor, dia telah berada di dimensi yang lain. Dimensi pemisah antara yang gelap dan terang, salah dan benar, dosa dan suci.

Rani Andriani tegar, berusaha menguatkan dirinya sendiri sambil menunggu saatnya tiba. Terngiang kembali status BBMnya terakhir,” Pasrah, bukan berarti menyerah. Kerjakan yang terbaik, Allah yang menyelesaikan sisanya," Sebelum sisanya dicerna kembali, regu tembak sudah bersiaga di depannya. Kepala lembaga pemasyarakatan Nusakambangan membacakan surat keputusan kejaksaan agung dan penolakan grasi dari presiden sebagai ‘ritual pembenaran’ di malam penghabisan itu. Selesai pembacaan surat, kepada Rani diajukan pertanyaan perihal permintaan terakhirnya. Rani tak menjawab, ia hanya menggelengkan kepala sambil mulutnya terus komat-kamit mengucapkan doa. Selintas Rani langsung terkenang orangtua dan keluarganya, lalu berbicara lirih,” Tolong sampaikan kepada mereka, jangan menangisi kepergianku. Semoga mereka semua kuat, tabah dan pasrah.”

Begitu ucapan Rani selesai, rohaniwan dan beberapa petugas lapas meninggalkan area eksekusi. Tak seberapa jauh kaki mereka melangkah, kira-kira lima belas meter, dari tempat eksekusi terdengar letusan dor. Rani Andriani telah pergi, demikian ujar mereka serempak membatin. 

Baca Juga: Koruptor Lebih Pantas Dieksekusi Mati Ketimbang Pengedar Narkotika?

Demikianlah kurang lebihnya situasi yang terjadi saat eksekusi mati, Rani Andriani. Situasi di atas bukanlah yang sebenarnya, hanya sebuah rekaan, adegan imajiner. Bisa jadi apa yang terjadi di LP Nusakambangan tak jauh berbeda dengan yang digambarkan, tapi bisa juga sangat bertolak belakang. Yang pasti Rani telah dikebumikan di tengah kaum keluarganya di Cianjur, Jawa Barat. Eksekusi Rani adalah pertama kalinya bagi anak negeri yang terlibat kasus narkotika. Banyak yang menyayangkan keputusan presiden, tapi tak sedikit yang mendukung. Tapi kenapa harus Rani? Wanita muda yang masih bisa diberi kesempatan berubah dan insyaf. Rani masih 27 tahun. Coba bayangkan jika Rani diganjar hukuman lain, ia tentu dapat memberikan sumbangsih walau dari balik jeruji besi. Semua pasti benci narkoba, tapi semua tentu sayang Rani bila melihat pelanggarannya. Cicero seorang orator ulung pernah berujar, qui leges sine moribus, apalah artinya hukuman tanpa moralitas? Moralitas bisa menyelamatkan Rani dari hukuman mati. Artinya dengan pertimbangan moral seyogyanya aparat penegak hukum hingga presiden memberikan hukuman lain kepada Rani. Tak perlu hukuman mati. Petuah lama menandaskan, bencilah perbuatannya tapi bukan pelakunya. Kita sepakat membenci perbuatan Rani sebagai kurir narkoba tapi bukan nyawa Rani yang harus dilenyapkan.

Rani terjerat kasus penyelundupan 3,5 kilogram heroin yang divonis mati Pengadilan Negeri Tangerang 22 Agustus 2000. Dalam kasus tersebut, Rani ikut jaringan peredaran narkotika yang dikendalikan sepupunya, Meirika Franola dan seorang lurah di Rancagoong, Deni Setia Marhawan yang juga masih saudara.

Kisah Rani telah berakhir kemarin Minggu 18/1. Ia dimakamkan di pemakaman keluarga RT 1/8 Desa Ciranjang, Kecamatan Ciranjang, Cianjur. Dalam persepsi hukum, Rani tak mati sia-sia. Peluru yang menembus tubuhnya bakal memberi efek jera kepada siapapun yang coba-coba berurusan dengan narkoba. Namun mari berempati dengan keluarga yang ditinggalkan. Mereka kehilangan orang yang dicintai, kematian Rani seperti layaknya sebuah perampokan yang tiba-tiba membawa Rani pergi dari keluarga untuk selamanya. Andai saja Rani meninggal karena sakit atau kecelakaan, mungkin keluarga bisa berkata, ini kehendakNYA. Atau yang lebih satir, sudah takdirnya. Kalau ditembak mati atas nama hukum, apakah itu kehendak Ilahi? Apakah itu takdir? Bukankah kita semua percaya bahwa hanya Allah yang berhak mengambil nyawa umatNya?

 

Jangan lupa Follow Twitter Kami @MerahPutihCom dan Like Juga Fanpage Kami di MerahPutihCom.

 

#Terpidana Mati #Kasus Narkoba #Eksekusi Mati #Rani Andriani
Bagikan
Ditulis Oleh

Eddy Flo

Simple, logic, traveler wanna be, LFC and proud to be Indonesian

Berita Terkait

Indonesia
207 Ribu Ekstasi 'Tak Bertuan' Ditemukan di Tol Bakauheni, Polisi Duga Jaringan Narkoba Lintas Provinsi Terlibat
Bareskrim Polri menduga 207.529 butir ekstasi yang ditemukan di Tol Trans Sumatera terkait jaringan narkoba lintas provinsi, dengan nilai Rp 207,5 miliar.
Ananda Dimas Prasetya - Senin, 24 November 2025
207 Ribu Ekstasi 'Tak Bertuan' Ditemukan di Tol Bakauheni, Polisi Duga Jaringan Narkoba Lintas Provinsi Terlibat
Indonesia
BNN Buka-bukaan Soal Ancaman Narkotika di Lingkungan Kampus, Mahasiswa Diminta Waspada
Mahasiswa diharap dapat menjadi agen pencegahan dan berkontribusi aktif dalam mewujudkan visi Indonesia Emas yang bersih dari narkoba
Angga Yudha Pratama - Senin, 24 November 2025
BNN Buka-bukaan Soal Ancaman Narkotika di Lingkungan Kampus, Mahasiswa Diminta Waspada
Indonesia
BNN dan Polda Metro Jaya Didorong Perkuat Pengetatan Jalur Udara dan Tempat Hiburan Malam, Target Utama Sindikat Narkoba
Rudianto juga menyinggung dinamika keamanan terkini di Jakarta
Angga Yudha Pratama - Sabtu, 22 November 2025
BNN dan Polda Metro Jaya Didorong Perkuat Pengetatan Jalur Udara dan Tempat Hiburan Malam, Target Utama Sindikat Narkoba
Indonesia
Perlawanan Sengit di Kampung Bahari! Petugas Diserang Busur Panah dan Sajam, Negara Tak Boleh Kalah dari Bandar Narkoba
Inisiator GNK, Habib Syakur, dukung penuh langkah tegas aparat terhadap bandar narkoba demi selamatkan generasi muda
Angga Yudha Pratama - Kamis, 06 November 2025
Perlawanan Sengit di Kampung Bahari! Petugas Diserang Busur Panah dan Sajam, Negara Tak Boleh Kalah dari Bandar Narkoba
Indonesia
BNN Bikin Jaringan Bandar Narkoba di Kampung Bahari Ketar-Ketir, Ternyata Ada Tangan Dingin Komjen Suyudi Ario Seto
Aksi ini dinilai bukti implementasi arahan Presiden Prabowo memberantas narkoba hingga ke akar dengan penindakan tegas dan rehabilitasi.
Angga Yudha Pratama - Kamis, 06 November 2025
BNN Bikin Jaringan Bandar Narkoba di Kampung Bahari Ketar-Ketir, Ternyata Ada Tangan Dingin Komjen Suyudi Ario Seto
Indonesia
Ganja dan Ekstasi Hampir Merusak Karier Onad, Untung Cepat Diselamatkan Polisi dan Direhabilitasi Berkat Permintaan Keluarga
Artis Leonardo Arya alias Onad (OL), terduga pengguna ganja dan ekstasi, disetujui BNNP untuk rehabilitasi rawat inap di Ultra Jakarta Selatan atas permohonan keluarga
Angga Yudha Pratama - Selasa, 04 November 2025
Ganja dan Ekstasi Hampir Merusak Karier Onad, Untung Cepat Diselamatkan Polisi dan Direhabilitasi Berkat Permintaan Keluarga
Indonesia
Terbongkar, Onad Pakai Narkoba karena Punya Masalah Pribadi
Untuk sementara ini, Onad berstatus korban penyalahgunaan narkoba.
Dwi Astarini - Selasa, 04 November 2025
Terbongkar, Onad Pakai Narkoba karena Punya Masalah Pribadi
Indonesia
Onad Jalani Tes di BNN, Tentukan Bisa Tidaknya Jalani Rehabilitasi Narkoba
BNNP akan merekomendasikan apakah tersangka layak menjalani rehabilitasi atau tetap diproses secara hukum.
Dwi Astarini - Senin, 03 November 2025
Onad Jalani Tes di BNN, Tentukan Bisa Tidaknya Jalani Rehabilitasi Narkoba
Indonesia
Badai Kasus Narkoba Tak Goyahkan Cinta! Onad Kirim Pesan Menyentuh untuk Sang Istri Tercinta
Artis Onad (Leonardo Arya), vokalis Killing Me Inside, jalani asesmen di BNNP DKI terkait kasus narkoba atas pengajuan keluarga
Angga Yudha Pratama - Senin, 03 November 2025
Badai Kasus Narkoba Tak Goyahkan Cinta! Onad Kirim Pesan Menyentuh untuk Sang Istri Tercinta
Indonesia
Polisi Ungkap Pemicu Onad Terjerumus Narkoba, Ada Masalah Pribadi yang Begitu Berat?
Keluarga ajukan rehabilitasi dan kini Onad jalani asesmen di BNNP DKI Jakarta
Angga Yudha Pratama - Senin, 03 November 2025
Polisi Ungkap Pemicu Onad Terjerumus Narkoba, Ada Masalah Pribadi yang Begitu Berat?
Bagikan