Mengenal Sadranan, Tradisi Unik Warga Lereng Gunung Merapi

Muchammad YaniMuchammad Yani - Senin, 22 Mei 2017
Mengenal Sadranan, Tradisi Unik Warga Lereng Gunung Merapi
Sejumlah warga membawa keranjang tenongan saat mengikuti tradisi sandranan di lereng Merapi (ANTARA FOTO/Aloysius Jarot Nugroho)

Tradisi unik biasa dilakukan warga di beberapa daerah menjelang bulan suci Ramadan, termasuk warga lereng Gunung Merapi. Beberapa hari sebelum memasuki bulan Ramadan, sejumlah warga lereng Gunung Merapi akan membawa kerangjang tenongan untuk mengikuti tradisi Sadranan.

Sadranan sendiri merupakan tradisi yang dibuat oleh wali songo sebagai alat dakwah. Saat itu para wali mengutus Kiai Haji Ibrahim untuk berdakwah di daerah lereng Gunung Merapi. Setelah Kiai Haji Ibrahim meninggal, para keturunannya tetap melanjutkan tradisi tersebut hingga sekarang.

Pada tradisi Sadranan ini sejumah warga akan membawa makanan yang ditempatkan di kerangjang tenongan untuk dibagikan kepada warga lain. Sebelum pembagian makanan dimulai, seorang pemuka agama akan pemimpin doa untuk para leluhur.

Usai melakukan upacara Sadranan, para warga akan pulang ke rumah masing-masing. Nantinya setiap warga sengaja membuka pintu rumah mereka lebar-lebar untuk menyambut tamu, baik sanak saudara ataupun teman.

Jika menengok ke belakang, tradisi Sadranan sebenarnya sudah ada sejak zaman kerajaan Hindu-Budha sebagai pemujaan pada arwah leluhur. Masyarakat kala itu membuat sesajen berupa makanan mentah, daging mentah, dupa dan darah.

Namun semenjak masuknya Islam, tradisi ini bukan lagi dipersembahkan untuk para leluhur tetapi lebih sebagai sarana mendoakan leluhur agar damai dan tentram. Makanan yang semula berbahan mentah pun diganti dengan makanan dan minuman yang baik-baik hasil pertanian dan peternakan warga.

Selain untuk memnyambut bulan Ramadan, tradisi turun temurun ini juga bertujuan untuk mempererat persaudaraan dan tali silaturahmi antar warga. Bahkan ada warga yang sengaja pulang kampung hanya untuk menjalani tradisi Sadranan.

Selain artkel ini Anda juga bisa baca Tari Rampak Gedruk Buto, Gambaran Kemarahan Raksasa

#Tradisi Unik #Gunung Merapi #Tradisi Nyadran
Bagikan
Ditulis Oleh

Muchammad Yani

Lebih baik keliling Indonesia daripada keliling hati kamu
Bagikan