Mengenal Lebih Dekat Eiji Tsuburaya Bapak Para Monster

MerahPutih Cinema - Google doodle memberikan kredit khusus kepada Eiji Tsuburaya, seorang ahli special effects dari Jepang. Eiji Tsuburaya lahir di Sukagawaa, Fukushima, Jepang tanggal 7 Juli 1901. Siapakah Eiji Tsuburaya sehingga google memasang karyanya pada laman utamanya?

Eiji Tsuburaya tercatat sebagai salah satu sineas besar Jepang selain Akira Kurosawa. Perjalanan hidup Eiji Tsuburaya penuh liku. Pada masa kecilnya bersama kedua adik dan orang tuanya pindah ke Tiongkok. Di sana sang ayah mempunyai jaringan usaha. Meski begitu Eiji Tsuburaya dibesarkan oleh pamannya Ichiro. Pengalaman masa kecilnya dianggap sebagai sesuatu yang penuh emosional dan berwarna. Pada tahun 1915, saat berusia 14 tahun, Eiji Tsuburaya menyelesaikan pendidikan setingkat SMA. Mengingat situasi Jepang kala itu sedang gandrung dengan teknologi dirgantara, Eiji remaja meminta kepada keluarganya untuk mendaftar ke sekolah penerbangan di Haneda. Cita-cita Eiji Tsuburaya jadi seorang pilot kandas lantaran pendiri sekolahnya tutup usia dan bersamaan dengan itu sekolahnya ditutup. Eiji Tsuburaya kemudian banting setir melanjutkan sekolahnya ke bidang perdagangan. Ia kemudian cukup sukses bekerja pada bagian penelitian dan pengembangan perusahaan mainan, Utsumi. Dalam sebuah pesta di perusahaan itu terjadilah semacam titik balik dalam kehidupan Eiji Tsuburaya. Ia bertemu dengan sutradara Yoshiro Edamasa, yang kemudian melatihnya menjadi kameraman film.

Sebagai orang Jepang Eiji Tsubaraya adalah pemeluk Budha. Namun tahun-tahun berikutnya ia memilih memeluk agama Katolik mengikuti jejak isrinya yang sudah lebih dulu dibaptis menjadi Katolik Roma. Tahun 1930 Eiji Tsuburaya dengan Masano Araki. Hajime, yang pertama dari tiga putra mereka, lahir setahun kemudian. Selama tahun 1930-an, ia pindah antara sejumlah studio dan menjadi terkenal karena karya yang penuh dengan ketelitiannya. Selama periode ini bahwa Eiji Tsuburaya melihat sebuah film yang akan menunjuk ke arah karir masa depannya. Setelah sukses internasional dengan Godzilla pada tahun 1954, ia berkata, "Ketika saya bekerja untuk Nikkatsu Studios , King Kong datang ke Kyoto dan saya tidak pernah lupa film itu. Saya berpikir, 'Aku suatu hari nanti akan membuat film rakasa seperti itu.

Perjalanan karir Eiji Tsuburaya sebagai sineas bemula dari posisinya sebagai asisten sinematografi di Nippon Katsudou Shashin Kabushuki-kaisha. yang kemudian lebih dikenal dengan namanya Nikkatsu di Kyoto. Tahun 1921-1923 Eiji Tsuburaya bergabung dengan Ogasware Productions dan menjabat sebagai kepala kemareman. Perubahan terjadi ketika Eiji Tsuburaya menjadi kepala teknik special effects di Toho Tokyo Studios. Apa yang dirancangnya dari tahun 1927-1930 mulai diterapkan. Eiji Tsuburaya memperkenalkan teknik pembuatan film inovatif termasuk penggunaan crane kamera dalam film Jepang.

Selama perang pasifik bergejolak dan Jepang dibombardir sekutu, Eiji Tsuburaya terlibat dalam propaganda negaranya sehingga dirinya sulit mengembangkan karya-karyanya. Tsuburaya akhirnya membangun perusahaan film sendiri dan mendirikan penelitian Tsuburaya Visual Effects sampai ia kembali ke Toho awal tahun 1950-an.

Pencapaian terbesar dalam karir Eiji Tsubaraya yakni penciptaan efek khusus pada film Godzilla dan Ultraman. Tahun 1940 Tsuburaya mendirikan laboratorium special effects di rumahnya. Melalui Tsuburaya Productions meluncurkan serial televisi Ultra kemudian pada bulan Juli 1966 menjadi Ultraman. Ultraman menjadi live-action serial televisi Jepang pertama yang diekspor ke seluruh dunia, dan melahirkan serial Ultra yang berlanjut hingga sekarang.