Mengenal Angklung Diatonis Penemuan Daeng Soetigna


Pementasan Angklung Diatonis dari Saung Angklung Udjo (Foto: Instagram @angklungudjo)
MerahPutih Budaya - Daeng Soetigna yang hari ini Jumat (13/5) jadi tema google doodle memiliki gelar Bapak Angklung Modern. Salah satu jasa Daeng Soetigna yang dikenang sampai sekarang adalah penemuan Angklung Diatonis.
Melalui temuannya itu, alat musik tradisional Angklung bisa memainkan lagu-lagu modern termasuk lagu barat sekalipun. Apa sih Angklung Diatonis itu dan bagaimana memainkannya? Angklung Diatonis merupakan perkembangan dari Angklung Buhun yang bertangga nada Pentatonis seperti Angklung Buncis, Angklung Baduy dan Angklung Gubrag yang sudah sejak lama terdapat di Tatar Sunda.
Untuk nada-nadanya Angklung Diatonis dibagi dalam dua kategori yakni Angklung Melodi dan Angklung Akompanyemen. Angklung Melodi yaitu nada-nada Angklung untuk melodi, sedangkan Angklung Akompanyemen berfungsi sebagai pengiring layaknya gitar.
Pembagian Angklung Melodi terdiri dari Melodi tidak bernomor, jumlahnya ada 11 yaitu : 5 nada dari do (tangga nada) Oktaf Besar (Baskan) ditambah 6 nada dari Oktaf Kecil (Diskan) (G - Gis - A - Ais - B - C - cis- d-dis-e-dan f ). Angklung Melodi Besar ini tidak diberi nomor, cukup diberi nama nada mutlaknya pada masing-masing tabung nadanya yang letaknya vertical atau pada tabung dasarnya yang letaknya horizontal. Dengan demikian jelas bahwa pada Angklung Daeng Soetigna nada Angklung terendah adalah G dari tangga nada Oktaf Besar (Baskan). Melodi Bernomor jumlahnya ada 31, mulai dari fis Oktaf kecil sampai dengan C". (c#). Angklung Melodi Kecil ini diberi nomor dari nomor 0 = fis tadi sampai dengan nomor 30 = c# dengan jarak 1/2 nada (kromatis). Dengan demikian jelas pada Angklung Daeng Soetigna, luas oktaf dari yang terendah sampai dengan yang tertinggi : 3 1/2 oktaf.
Sedangkan Angklung Akompanyemen dibagi atas Akompanyemen Mayor 12 buah dan Minor 10 buah yaitu Akompanyemen Mayor terdiri dari A7 - Bes7 - B7 - C7 - Cis7 - D7 - Es7 - E7 - F7 - Fis7 - G7 - As7 dan Akompanyemen Minor terdiri dari: Am - Besm - Bm - Cm - Cism - Dm - Em - Fm - Fism - Gm. Dengan demkian Ko - Akompanyemen, jumlahnya sama dengan Akompanyemen, namun ukurannya Iebih kecil dari Akompanyemen.
Dari pengolahan dan penemuan nada-nada seperti ini, maka tak heran lagu keroncong populer Aryati bisa dimainkan dalam bentuk Orkes Angklung seperti yang dipentaskan dalam acara Tribute to Daeng Soetigna berikut ini:
Untuk pertama kalinya Angklung Diatonis ini dipentaskan secara massal pada PON ke-6 di Lapangan Siliwangi Bandung yang di mainkan oleh 1000 orang pemain Angklung, kemudian dilanjutkan pada Pekan Olahraga Internasional seperti Asian Games dan Ganefo dengan menampilkan 300 orang pemain Angklung.
BACA JUGA:
- Saung Angklung Udjo, Berawal dari Kecintaan Terhadap Seni Budaya Sunda hingga Mendunia
- Perbedaan Angklung Buhun dan Angklung Modern
- Mitologi Terciptanya Angklung dan Dewi Sri
- Saung Angklung Udjo, Wisata Edukasi di Bandung
- Bandung Lautan Angklung Pecahkan Rekor Dunia
Bagikan
Berita Terkait
Film Pendek 'Kita Berkebaya' Segera Rilis 24 Juli 2025, Angkat Keresahan Tradisi Berkebaya Agar Tak Ditinggalkan

Makna Filosofi Tarian Anak Coki, yang Viral Mendunia Lewat Video Aura Farming

Merdunya Petikan Instrumen 'Kecaping' Asal Sulawesi Selatan

Cara Merakit Sasando, Instrumen Musik Tradisional Asal Maluku

Indonesia Emas 2045 Tak Akan Tercapai Tanpa Perubahan Budaya Ilmiah

Mengenal Polopalo, Alat Musik Tradisional Gorontalo

Mengenal Polopalo, Alat Musik Tradisional Asal Gorontalo

Panting, Alat Musik Petik Bermelodi Ceria Khas Kalsel

5 Musik Tradisional Unik asal Jawa Timur

Mengenal Genggong, Alat Musik Tradisional Sumatera Selatan yang Mirip Harmonika
