Mendiang Sitor Situmorang, Sastrawan Pengagum Bung Karno


MerahPutih Budaya - Sastrawan terkemuka Sitor Situmorang telah berpulang ke pangkuan ilahi. Sitor menghembuskan nafas terakhirnya diusia 91 tahun di Apeldoorn, Provinsi Gelderland, Belanda pada Sabtu (20/12) pukul 21.00 atau pada Minggu (21/12) pukul 03.00 waktu Indonesia. Hingga kini jenazah Sitor masih di Negara Kincir Angin.
Plt Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto mengatakan bahwa sosok Sitor adalah seorang sastrawan yang mengagumi dan menjalankan ajaran-ajaran Presiden RI pertama Soekarno. Dalam catatan PDIP, sastrawan asal Sumatera Utara tersebut pernah memimpin Lembaga Kebudayaan Nasional (LKN) dari tahun 1959-1969. LKN sendiri adalah sebuah lembaga kebudayaan yang berafiliasi kepada Partai Nasional Indonesia (PNI) bentukan Bung Karno.
Berkaca dari realitas historis itulah Hasto dan PDIP meminta kepada pemerintah Joko Widodo-Jusuf Kalla untuk memulangkan jenazah Sitor ke tanah air.
"Sitor Situmorang tidak hanya sastrawan angkatan 45 yang berpengaruh. Konsistensi perjuangan dan kesetiaan dengan Bung Karno menjadikan sosok sastrawan tersebut sebagai simbol kesetiaan seorang pejuang," kata Hasto di Jakarta, Selasa (23/12).
Untuk diketahui di masa tuanya, Sitor memang menderita Alzheimer yang membuat berat tubuhnya susut hingga 37 kg. Sudah tak terhitung karya sastra, baik puisi, esai dan cerpen yang dibuat sastrawan yang berpulang di usia 91 tahun. (MP/BHD)
Bagikan
Rendy Nugroho
Berita Terkait
Pramono Sebut Jakarta Harus Punya Lembaga Adat Betawi, Jadi Identitas Kuat sebagai Kota Global

Keberagaman budaya Indonesia Masih Jadi Magnet Bagi Wisatawan Mancanegara

Genre Imajinasi Nusantara, Lukisan Denny JA yang Terlahir dari Budaya Lokal hingga AI

Menbud Pastikan Pacu Jalur yang Kini Viral Sudah Lama Masuk Daftar Warisan Budaya Takbenda Nasional

Pemprov DKI Segera Rampungkan Perda yang Melarang Ondel-ondel Ngamen di Jalan, Rano Karno: Mudah-mudahan Sebelum HUT Jakarta

Wajah Baru Indonesia Kaya Konsiten Usung Budaya Indonesia dengan Konsep Kekinian

Komisi X DPR Soroti Transparansi dan Partisipasi Publik dengan Menteri Kebudayaan

Fadli Zon: Kongres Perempuan 1928 Justru Diperkuat dalam Sejarah Indonesia

5 Museum Jakarta Buka Sampai Malam, Pengunjung Melonjak Hingga Ribuan

Mekotekan: Warisan Budaya Bali Setelah Kuningan, Simbol Keberanian dan Tolak Bala
