Kisah Inspiratif Seorang Perokok yang Sembuh dari Kanker


bit dapat membantu proses penyembuhan kanker. (foto: istimewa)
MerahPutih Kesehatan - Henri David, ayah dari tiga orang anak, seorang yang menderita kanker paru-paru. Ia memperjuangankan hidupnya dengan tak menyerah melawan kanker. Kanker paru-paru tersebut disebabkan karena ia adalah perokok berat. Ia bisa menghabiskan tiga bungkus rokok per hari. Ia mulai merokok sejak SMA hingga terakhir Januari 2004.
Henry benar-benar berhenti merokok ketika ia divonis menderita kanker paru-paru stadium IIIB, saat ia berusia 39 tahun. Sebelum ia divonis terkena kanker paru-paru, kira-kira selama enam bulan menjelang Januari 2004, ia selalu mengeluhkan sakit di bagian kepala yang amat sangat, yang terkadang terasa dan kadang tidak. Selain itu, ia juga merasakan tengkuk yang selalu berkeringat dingin, batuk-batuk dan nafsu makan yang mulai menurun. Tapi ia menggangap itu karena kelelahan dan tekanan kerja.
Puncaknya, 28 Januari 2004, ketika ia bangun pagi. Sesak dan sakit di dada sebelah kanan seperti ditusuk-tusuk. Untuk sekadar tarik nafas pun terasa sakit yang menimbulkan nyeri yang amat sangat. Bagian punggung sebelah kanan tak kalah menyiksa, sakitnya bukan main, sampai harus dibantu dengan alat pernafasan.
Tidak berputus asa, ia menjalani kemoterapi untuk kesembuhannya sebanyak delapan kali, dengan interval setiap tiga minggu sekali. Kemoterapi yang ia jalani sangat menyiksa dan menyakitkan. Ia mengaku hampir menyerah karena tak sanggup menjalaninya.
Mengingat ketiga anaknya, anak pertamanya berusia lima tahun dan yang bungsu berusia 11 bulan, ia memohon kepada Tuhan. Memohon kesembuhan atas penyakitnya, penyakit kanker paru-paru yang kemungkinan sembuhnya sangat kecil.
“Tuhan beri saya kesempatan untuk ikut melihat dan membesarkan anak-anak saya.” ujarnya.
Demi anak-anaknya yang masih membutuhkan sosok sang ayah, demi keluarga dan dirinya, serta berkat semangat teman-teman ia bertekad untuk sembuh. Berusaha memupuk semangat yang besar untuk bangkit dari keterpurukan dan ia tak ingin dikalahkan oleh kanker meskipun perjuangannya sangat berat. Berkat semangatnya ia bisa bertahan sampai saat ini.
Disamping ia menjalani kemoterapi, ia juga mulai mengkonsumsi sejenis umbi-umbian yang warnanya merah, yaitu bit, yang disajikan dengan cara diblender sebanyak dua kilo setiap hari. Minumnya diatur dua atau tiga kali sehari dengan cara dibagi rata. Ia juga mengkonsumsi buah mengkudu matang dengan cara direbus kemudian diperas, air perasannya diambil kira-kira dua gelas setiap hari.
Tiga tahun belakangan ini sampai sekarang, ia rutin meminum 1,5 liter air putih pada saat bangun pagi. Awalnya memang berat, tetapi efeknya ia rasakan sangat luar biasa, dapat memberi kebugaran dan ketahanan fisik. Sampai saat ini sekali setahun ia tetap melakukan check up, dan juga tetap siap dan tetap menjalankan langkah-langkah antisipatif, serta yang paling penting adalah selalu positive thinking.
Bagikan
Widi Hatmoko
Berita Terkait
Stop! Bahaya Asap Rokok di Baju Mengancam Nyawa Bayi, Begini Cara Menyelamatkannya

Bahaya Asap Rokok Bisa Tingkatkan Risiko Kanker Paru-paru

Waspada Kanker Tulang Pada Anak

Ancaman Penyakit Kanker Payudara di Indonesia Tinggi, Kemenkes Tekankan Perkuat Deteksi Dini
