Kisah Idris, Si Manusia Patung di Kota Tua


Foto: Arie Majorca
MerahPutih Nasional- Banyak Profesi pekerjaan yang bisa dipilih, tapi menjadi seorang Manusia Patung adalah pilihan yang sangat langka. Pasti ada alasan tersendiri bagi mereka yang memilih menjadi manusia patung untuk mencari nafkah.
Idris misalnya. Pria 37 tahun ini yang berasal dari Bogor, Jawa Barat. Ia sengaja mengadu nasib di Jakarta, dan tak tanggung-tanggung ia memilih menjadi Manusia Batu atau Patung untuk menghidupi keluarganya.
"Saya datang ke Kota Tua ini tanggal 14 Juni 2012. Awalnya, saya sendiri yang menjadi Manusia Batu disini tapi saat ini sudah ada 10 manusia patung di Kota Tua," ungkap Idris.
Sebenarnya menjadi manusia patung bukan pilihan namun keterpaksaan. Maklumlah, ia hanya lulusan SMP. Inginnya dagang, namun apa daya, ia tidak mempunyai modal. Ia mencari pekerjaan lain. Putar otak. Hingga ia pun pilih jadi manusia batu di Kota Tua.
Baca Juga: Kisah Bung Karno dan Keris Pusaka dari Majapahit
"Saya harus berpikir pekerjaan alternatif yang bisa saya lakukan. Saya memilih menjadi manusia batu," ujar Idris.
Ia mengaku pada awalnya hanya mendapatkan Rp 30 ribu sehari. Uang yang di dapatkannya ini tidak cukup untuk ongkos bolak-balik Bogor-Jakarta. Tetapi kini, ia dapat memperoleh Rp 200 ribu-Rp 300 ribu. Ia harus berdiam diri selama lima jam. Tidak ada usaha yang sia-sia. Ia sudah bisa kos di Jakarta dan mengirimkan sebagian rezeki untuk keluarganya di Bogor.
Ia sudah tiga tahun jalani profesinya sebagai manusia patung. Suka dan duka ia lalui dengan senang.
"Dukanya waktu pertama kali di sini saya dibilang stress. Gila, ga punya pekerjaan. Saya ga mau ambil pusing apa kata mereka yang penting saya senang menjalankannya. Kalau sukanya ada yang bilang saya persis kaya patung beneran terus banyak yang minta foto sama saya. Makanya sampai sekarang saya suka sekali menjalani profesi ini," tegas Idris (cpy)
Bagikan
Berita Terkait
Kota Tua Jakarta Siap Sambut Wisatawan untuk Liburan Tahun Baru 2025

Proyek Penataan Trotoar Kota Tua Jakarta Telan Biaya Rp 39 Miliar

Pj DKI 1 Mesti Tertibkan Lautan PKL Kota Tua Jakarta
