Kisah Haru Mantan Taekwondo Indonesia Berbakat yang Rendah Hati


Budi Setiawan, mantan atlet Taekwondo Nasional. (Foto: Youtube N3 Channel)
MerahPutih Olahraga - Mungkin bagi kebanyakan orang di Tanah Air tidak begitu mengenal nama ini, terkecuali para pecinta olahraga bela diri Taekwondo dunia khususnya Indonesia yang sudah tidak asing lagi dengan nama yang pernah mengharumkan Merah Putih Indonesia.
Ya, dia adalah Budi Setiawan, mantan atlet nasional taekwondo yang berbakat. Ia pernah menjuarai berbagai kejuaraan tekwondo baik tingkat nasional maupun internasional.
Seperti dituturkan Budi lewat program Di Balik Gelanggang, N3 Channel. Di era 80-an nama atlet yang kini berusia 53 tahun itu sangatlah dikenal. Pasalnya, ia merupakan atlet taekwondo yang sanggup menorehkan prestasi tertinggi di dunia olahraga Indonesia.
Budi yang memulai belajar Taekwodno sejak tahun 1973 itu berhasil menctatkan namanya di tingkat asia pada tahun 1982. Pada saat itu Budi meraih juara dua di Asia Pacific Malaysia.
Pada tahun 1986, Budi Setiawan pun meraih medali perunggu Asian Games ke-10 di Seoul Korea Selatan. Pada saat itu Budi bisa saja meraih lebih dari perunggu, jika cedera kaki yang dialaminya pada saat itu tidak terjadi.
Nama Budi Setiawan kerap mencuat kala dirinya sukses mendulang medali perak di kelas Fly putra dalam ajang World Taekwondo Championships Barcelona, Spanyol tahun 1987. Di final ia kandas di tangan lawannya asal Korea, Ang Chang Ma.
Setahun berselang, Budi Setiawan berhasil meraih medali emas di Kejuaraan SEA Games 1987 di Jakarta. Selain itu prestasi lain pun kerap ia dapat di berbagai kejuaraan internasional di Taiwan, Australia dan Thailand.
Sederet prestasi, baik tingkat nasional maupun internasional yang diraihnya itu tak urung menjadikannya sebagai atlet nasional taekwondo yang tercatat di Museum Rekor Dunia Taekwondo Indonesia (MURTI).
Meski berprestasi di berbagai kejuaraan, kehidupan Budi-pun tidak selalu mulus. Budi bahkan pernah terpaksa menggadaikan semua medali yang pernah diperolehnya seharga Rp250 ribu untuk biaya pengobatan anaknya.
"Arti Taekwondo buat saya adalah sesuatu kehidupan karena Taekwondo adalah yang menunjang kehidupan saya dalam setiap karir yang saya lakukan saat ini," ujar Budi Setiawan dalam sebuah wawancara khusus dengan N3 Channel yang diunggah ke laman Youtube.
"Saya pikir dengan saya menjadi juara saya bisa mengahasilkan uang banyak, tapi nyatanya saya kurang, malah dominan dalam pelatihan mengajar anak-anak baru bisa menghasilkan uang, kejuaraa-kejuaraan itu hanya mendapat penghargaan jadi duta bangsa Indonesia. Jadi waktu itu juara tidak mendapatkan uang," tuturnya.
"Namun, ketika punya anak saya bingung untuk bekerja dimana nih? Enggak bisa kerja, paling cuma bisa bekerja di pabrik tekstil, tapi gaji tidak seberapa. Ketika anak saya sakit tipes, saya enggka ada uang, ketika itu saya menggadaikan piala. Saya gadain piala ke teman serta medeli kejuaraan dunia, bahkan piala paling gede saya gadain buat kesembuhan anak. Waktu itu kalau tidak salah saya gadaikan Rp250 ribu," cerita Budi.
"Saya sangat sedih waktu itu karena saya tidak bisa berbuat apa-apa," tutup Budi sambil menghela nafasnya.
Kesedihan yang dialami Budi -pun dirasakan oleh sang Istri Dewi Kusuma Anggraeni. Istrinya inilah yang membuat Budi menjadi bangkit dalam keterpurukannya. Pada saat itu, sang istri yang menyarankan untuk Budi membuka klub-klub di setiap sekolah-sekolah.
"Namanya perempuan pasti rasa putus asa selau ada, tapi di saat saya melihat seperi itu, saya bilang ke suami saya (Budi) 'Kamu kian punya keahlian, kamu kemampuan skill, bagaimana kalau kita membuka klub-klub taekwondo di setiap sekolah,' dan pada saat itu kita mulai di sekolah Mardi Yuana di Depok pada zaman dahulu," ungkap Dewi.
"Kami memulai iuaran kalau tidak salah, per-anak Rp4.000, tahunnya saya lupa, dan dari situlah kami mulai bisa bertahan untuk hidup," sambung sang istri.
"Kalau saya tidak punya keahlian taekwondo mungkin saya tidak tahu akan menjadi apa, mungkin kalau kerja cuma sekedar jadi apa-lah. Oleh sebab itu, taekwondo adalah hidup saya. Saya bisa mengajar dan saya bisa terjun ke dunia entertainment karena taekwondo," pungkas Budi. (gie)
Baca juga:
Bagikan
Berita Terkait
Gerald Vanenburg Ingin Gelar Persiapan Panjang jika Ditunjuk Tangani Timnas SEA Games 2025

Bela Negara Run 2025 Sukses Digelar, Menyatukan Olahraga dan Patriotisme

Makin Naik Kelas, Kejurnas Layangan Aduan 2025 Resmi Digelar!

PSMS Punya Presiden Klub Baru, Fendi Jonathan Pimpin ‘Ayam Kinantan’ kembali ke Level Atas

Juara Umum Asian Cup Woodball Championship, Ketua NOC Indonesia Yakin Bisa Borong Medali Emas di SEA Games Thailand 2025

Badan Boleh Kecil, tetapi Tekad dan Semangat 2 ‘Bocah’ Woodball Indonesia Besar di Kejuaraan Asia

Woodball Disebut Cocok untuk Semua Kalangan, Hanya Butuh Konsentrasi dan Konsistensi

Atlet Hong Kong Puji Acara Pembukaan Asian Cup Woodball Championship 2025, Sebut Venue JSI Resort yang Terbaik

Asian Cup Woodball Championship 2025 Jadi Diplomasi Olahraga, Ketum IWbA: Kami Ingin Tunjukkan Indonesia Negara yang Maju dan Kreatif

PSM Makassar Jalin Kemitraan dalam Mendukung Sepak Bola Indonesia
