Kini, Konflik Internal Golkar Terbuka Lebar


MerahPutih Politik- Mantan anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD), Laode Ida menilai dilaksanakannya Musyawarah Nasional (Munas) Partai Golkar ke IX oleh Kubu Agung Laksono di Ancol, Jakarta sebagai upaya merebut dukungan politik dari pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-Kalla).
"Itu tampak dari pernyataan yang secara terbuka berada di belakang Jokowi-JK," kata Laode dalam keterangan tertulis kepada redaksi, Senin (8/12).
Ia yang merupakan mantan Senator asal Sulawesi Tenggara menambahkan, sikap Munas tandingan sekaligus berupaya meminta dukungan administrasi politik parpol dari KemenkumHam agar mempersulit Golkar kubu Aburizal Bakrie dipandang sebagai upaya intervensi pemerintah dalam konflik internal dalam tubuh partai beringin.
"Pihak ARB sendiri tentu tak boleh anggap remeh manuver kubu Munas tandingan ini, apalagi jika dikaitkan dengan status parpol berkonflik," ujar Laode.
Masih menurut Laode yang juga Caleg gagal dari Partai Amanat Nasional (PAN), dalam konteks ini, jika pemerintah menganggap masih ada konflik internal parpol, apalagi sudah terjadi dualisme kepemimpinan seperti Golkar sekarang ini, maka tak boleh tergesa-gesa sahkan salah satu di antaranya.
Pihak pemerintah juga harus belajar dari konflik internal Partai Persatuan Pembangunan (PPP) di mana pihak KemenkumHAM tergesa-gesa mengesahkan kubu M. Romahurmuziy.
Kubu Romi sendiri dipandang sebagai kubu yang pro terhadap pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla.
"Ini artinya, peluang untuk terus berlanjutnya konflik internal Golkar dan PPP akan terus terbuka lebar," kata Laode.
Sekedar kilas balik, Agung Laksono terpilih sebagai Ketua Umum DPP Partai Golkar dalam Munas di Ancol, Jakarta.
Bekas Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat (Menko Kesra) era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) meraih 147 suara dan berhasil mengalahkan Priyo Budi Santoso (77 suara) dan Agus Gumiwang Kartasasmita.
Bagikan
Berita Terkait
Luhut Tolak Wacana Munaslub Golkar, Minta Kader Beringin Solid
