Keraton Kasepuhan Cirebon Gelar Ritual Siraman Panjang

Eddy FloEddy Flo - Rabu, 07 Desember 2016
Keraton Kasepuhan Cirebon Gelar Ritual Siraman Panjang
Keraton Kasepuhan Cirebon, Jawa Barat menggelar ritual Siraman Panjang jelang Maulid Nabi Muhammad SAW (Foto: MP/Mauritz)

MerahPutih Budaya - Keraton Kasepuhan Cirebon, Jawa Barat menggelar ritual Siraman Panjang. Siraman panjang merupakan salah satu dari rangkaian kegiatan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW yang digelar keraton-keraton di Cirebon, salah satunya Keraton Kasepuhan.

Pada puncaknya nanti, akan dilaksanakan tradisi Panjang Jimat yang merupakan pawai alegoris kelahiran manusia laki-laki di malam hari, dalam hal ini Nabi Muhammad SAW.

"Siraman panjang ini dilaksanakan setiap tanggal 5 bulan Maulid," jelas Sultan Sepuh XIV Keraton Kasepuhan, Pangeran Raja Adipati (PRA) Arief Natadiningrat, Selasa (6/12).

Tradisi Siraman Panjang ini, piring piring para Wali Songo yang telah berusia ratusan tahun dibersihkan dengan cara dicuci menggunakan air yang diambil dari sumur kramat yang berada dalam kompleks Dalem Agung Pakungwati. Tradisi ini mengingatkan keberadaan air sebagai sumber kehidupan.

"Tradisi mencuci piring para Wali Songo ini hanya satu tahun sekali dikeluarkan dan dicuci, dimana piring itu adalah piring yang digunakan oleh para wali ketika mereka melakukan musyawarah di Cirebon ," papar Sultan Arif.

Tradisi mencuci piring para wali di Keraton Kasepuhan Cirebon (Foto: MP/Mauritz) 

Menurut Sultan Arif, saat ini menurut kalender Jawa merupakan tahun Je, dari sembilan piring Wali Songo, hanya tujuh piring saja yang boleh dikeluarkan untuk dicuci.

"Dari delapan macam tahun menurut kalender Jawa, yaitu tahun Alip, Ehe, Jimawal, Je, Dal, Be, Wawu, Jimakir, hanya pada tahun Dal saja, sembilan piring Wali Songo dikeluarkan untuk dicuci," kata Sultan Arif.

Selain piring, dibersihkan pula guci serta botol-botol pusaka lain. Seluruh barang pusaka itu diyakini sebagai peninggalan masa Sunan Gunung Jati yang telah berusia 700 tahun.

Siraman panjang sendiri diawali iring-iringan kaum dan abdi dalem yang membawa benda-benda pusaka dari tempatnya tersimpan di gudang pusaka, di bagian belakang Bangsal Keraton Kasepuhan. Semua benda itu dibungkus kain putih.

Di Bangsal Pungkuran Keputren, semua benda pusaka diletakkan di atas meja. Di tengah ruangan, terdapat sebuah bak kayu berisi air, sementara keluarga dan kerabat keraton duduk mengelilinginya. Satu per satu benda pusaka dicuci dan diakhiri doa bersama.(Mauritz)

BACA JUGA:

  1. Yuk, Wisata Sejarah ke Situs Pejambon Cirebon
  2. Keraton Kesepuhan Cirebon Dibanjiri Wisatawan
  3. Ini Tradisi Keraton Kanoman Cirebon ketika Gerhana Matahari
  4. Jehan Ungkapkan Pesan Prabu Siliwangi Usai Berkunjung ke Cirebon
  5. Keturunan Prabu Siliwangi dan Kawasan Sangga Buana

 

#Cirebon Jawa Barat #Wali Songo #Keraton Kasepuhan #Maulid Nabi
Bagikan
Ditulis Oleh

Eddy Flo

Simple, logic, traveler wanna be, LFC and proud to be Indonesian
Bagikan