Juru Padam Kebakaran Depok: Kerja Ikhlas Justru Dibalas Hinaan Warga

Aang SunadjiAang Sunadji - Minggu, 22 Maret 2015
Juru Padam Kebakaran Depok: Kerja Ikhlas Justru Dibalas Hinaan Warga

Ilustrasi Foto. (ANTARA FOTO/Maril Gafur)

Ukuran:
14
Audio:

MerahPutih Megapolitan- Pria ini bekerja dengan ikhlas. Tanpa pamrih dan tidak mengharapkan belas kasihan. Namun di balik kerja kerasnya yang telah mengabdi menjalani tugas sebagai Juru Padam Kebakaran selama delapan tahun ini, ia malah dihujat oleh warga.

Bagaimana penuturan kisah si penyemprot air untuk memadamkan api serta penolong korban bencana kebakaran ini? Simak kisahnya berikut ini.

Bambang K adalah namanya. Ia sebagai ayah dari dua buah hatinya. Anaknya yang pertama duduk di SMP. Jantung hatinya yang kedua masih menyelami pendidikan di SD. Istrinya sebagai ibu rumah tangga yang bermukim di wilayah Bogor, Jawa Barat. Saat diitemui merahputih.com di Tempat Kejadian Perkara (TKP) saat usai memadamkan api Margo City, Depok, Minggu (22/3) pria yang berkacamata ini menuturkan lika-liku perjalanan pekerjaannya kepada merahputih.com.

Delapan tahun sudah ia melakoni rutinitasnya ini. Di dalam Korps Pemadam Kebakaran (Damkar) sehari-harinya ia harus siap siaga selama 24 jam nonstop saat tugas dan ketika libur. Di Korps Damkar wilayah Bojong Sari, Depok, Jawa Barat, terbagi dua shift, 24 jam nonstop. Dan, 24 jam nonstop berikutnya digantikan dengan petugas Juru Padam lainnya. (Baca:17 Damkar Padamkan Api Margo City)

"Pokoknya pagi, siang dan malam harus siap siaga. Apalagi ketika saya sedang libur ketika teman-teman memerlukan bantuan ya saya harus turun," ujar Bambang.

Di dalam pekerjaannya ini, ia jalankan dengan hati ikhlas. Tanpa harap pamrih dari siapa pun. Baginya sudah menjadi hal yang biasa, bila sedang bertugas padamkan api dicaci maki warga sekitar TKP. Namun ejekan tersebut ia tepiskan.

"Warga saat itu tidak mengerti trik padamkan api yang benar dan aman. Warga tahunya kan, kebakaran di 'A', yang harus disemprot air ya 'A'. Padahal trik untuk padamkan api tidak seperti itu. Akibatnya, awal saya menyemprot air, badan saya ditarik-tarik warga sembari masyarakat tersebut berkata, pak, ini lho yang terbakar, bukan itu yang Bapak semprot," urai Bambang.

Uniknya, setiap kali ia bertugas, terkadang tidak mendapatkan air minum apalagi makan. Padahal, menurutnya, tugas yang diembannya ini adalah kewajiban untuk keamanan masyarakat, amanah yang sangat berat. Terkadang juga, ia pernah mendapatkan perhatian dari beberapa warga lainnya yang tidak tertimpa kebakaran di TKP.

"Saya tidak mengharapkan belas kasihan. Namanya saja orang yang terkena musibah kebakaran. Tapi ada juga beberapa warga di sekitar musibah ada yang memberikan minum bahkan makan kepada saya dan teman-teman. Perlu diketahui dalam satu unit Damkar terdapat enam personel. Ada juga warga yang puji saya dan teman-teman Juru Padam," ucap pria pegawai negeri ini. (Baca:Kisah Anak Tunarungu di Film Sebuah Lagu untuk Tuhan)


Dapat Telepon Gelap
Masih menurut pria yang bertubuh tinggi ini, antara penelepon gelap dan yang benar yang memberitakan adanya kejadian kebakaran tidak bisa terdeteksi.

"Kalau ada telepon berdering di kantor, saya angkat dan menanyakan di mana lokasi kebakaran tersebut. Setelah si penelepon memberitahukan tempat peristiwa kebakaran, saya dan teman-teman, dua unit pemadam kebakaran langsung ngibrit ke mobil dan nyalakan sirine serta tekan pedal gas secepat-cepatnya hingga sampai lokasi. Tapi apa yang terjadi di lokasi? Ternyata, kami semua dikerjai oleh si penelepon gelap. Padahal waktunya tengah malam lho si penelepon gelap itu menghubungi markas Bojong Sari, Depok, Jawa Barat," kata Bambang sembari menggelengkan kepala.

Ia dan teman-temannya menerima telepon gelap tersebut bukan sekali dua kali, bahkan sering. Menurutnya, akibat beberapa kali dibohongi oleh penelepon yang tak bertanggung jawab itu, ia dan teman-temannya membuat langkah.

"Usai telepon gelap tersebut ditutup, dari tim kami hanya memberangkatkan tim penyisir terlebih dahulu ke lokasi kebakaran. Tujuannya untuk cek apakah benar atau tidaknya kebakaran tersebut. Jika benar kebakaran, tim tersebut akan hubungi saya dan teman-teman yang berada di kantor dengan handytalky (HT). Barulah saya lari bersama unit mobil Damkar ke TKP," ungkap Bambang. (aku)

#Kisah Juru Padam Kebakaran
Bagikan
Ditulis Oleh

Aang Sunadji

Coffee is a life

Berita Terkait

Bagikan