Jumlah Pejabat yang Melarikan Diri dari Korut Meningkat Tajam
Presiden Korea Utara, Kim Jong-un. (ANTARA FOTO/REUTERS )
MerahPutih Internasional - Jumlah diplomat atau elite yang melarikan diri dari Korea Utara (Korut) dikabarkan meningkat tajam. Demikian laporan dari intelijen Korea Selatan (Korsel).
Setidaknya, ada 20 orang yang keluar dari negara tertutup tersebut. Hal ini sangat jauh berbeda jika dikomparasikan dengan tahun 2013 yang dilaporkan hanya 8 orang.
Tokoh yang diyakini melarikan diri ini termasuk Choe Ryong Hae, salah satu orang terdekat dan kepercayaan Presiden Kim Jong Un.
Seperti diberitakan Metro (9/11), nama Rong Hae tidak ada di antara 170 nama yang dikabarkan hadir di pemakaman Ri Ul Sol, pejabat Korut yang meninggal karena kanker paru-paru.
"Hampir tidak mungkin Rong Hae dihapus dari posisinya tersebut," berikut pernyataan dari Cheong Seong Chang, seorang analis dari lembaga think-thank Sejong Institut di Seoul.
"Saya menduga bahwa Choe mungkin terlibat dalam masalah serius seperti skandal korupsi besar atau pencemaran nama baik," lanjutnya.
BACA JUGA:
Bagikan
Adinda Nurrizki
Berita Terkait
Unjuk Kekuatan Nuklir, Korut Uji Rudal Jelang Kedatangan Presiden Trump ke Korsel
[HOAKS atau FAKTA] : Prihatin, Kim Jong-un Siap Ambil alih Pimpin Indonesia untuk Bersihkan Pejabat Koruptor
Bertemu di Beijing, Rusia dan Korut Bakal Tingkatkan Hubungan Bilateral Bikin Program Jangka Panjang
Ketemu Kim Jong-un di China, Putin Berterima Kasih karena Prajurit Korea Utara Bertempur di Ukraina
Respons Pernyataan Trump, Moskow Sebut Rusia, China, dan Korut Tidak Berkomplot Melawan Amerika Serikat
Misterius Banget, ini Sosok Kim Ju-ae, Anak Pemimpin Korea Utara yang Disebut Calon Penerus
China Pamer Kekuatan Militer dalam Parade Peringatan 80 Tahun Berakhirnya Perang Dunia II
Putri Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un Jadi Sorotan dalam Kunjungan ke China, Disebut Calon Penerus
Korea Selatan Bongkar Pengeras Suara Propaganda yang Mengarah ke Korea Utara, Upaya Awal Rekonsiliasi
Korea Utara Buka Resor Pantai Baru demi Cuan di Tengah Sanksi Ketat