JSI Goes to Sawarna Lintasi Track Terjal dan Mistis


Suasana offroad malam JSI Community di Gunung halimun - Citorek, Banten. (4/9/15) (MP/Rizki Fitrianto)
MerahPutih Otonews – Setelah makan malam di JHL Auto, Serpong, Jumat (4/9) sekitar pukul 20.00 WIB, peserta touring bersiap melakukan start menuju Sawarna, Kabupaten Lebak, Banten. Koordinasi antar-foreider dan anggota Jeep Station Indonesia (JSI) dilakukan. Setelah masuk ke dalam mobil masing-masing komunikasi radio dilakukan. Sebelum berangkat, Ketua Umum JSI lewat radio berpesan untuk seluruh rombongan agar berhati-hati dan mengutamakan keselamatan.
Rombongan mulai jalan melintasi jalan Gading Serpong melintasi ICE, AEON Mall dan berbelok masuk ke jalan tanah dan berdebu di kawasan BSD menuju Cisauk.
"Ini baru awal," ucap foreider lewat radio.
Jalur pun melintasi perkampungan di kawasan Cisauk. Iring-iringan jeep dengan suara gahar mendapat perhatian warga yang malam itu belum terlelap. Dari dalam kaca, rombongan pun memberi senyum ramah kepada mereka yang melihat iring-iringan.
Rombongan pun tiba di track tanah berdebu pekat yang membuat jarak pandang hanya sekitar 20 meter. Tekukan tajam yang dilalui pun membuat para peserta semangat malam itu.
"Daerah ini namanya Gunung Batu, di sini ada hutan akasia dan pembuat batu bata yang dikirim ke Jakarta," ungkap salah satu peserta lewat radio.
Setelah melewati jalan kecil perkampungan, rombongan memasuki memasuki wilayah bernama Gunung Batu. Di sini tanjakan terjal dan berbatuan dengan jurang di sisi kanan dan kiri mewarnai perjalanan.
Ada beberapa titik yang mengharuskan rombongan berhenti untuk mengantre satu per satu agar bisa melintasinya. Rasa puas dan bangga terlihat saat mereka bisa melintasi jalur yang terlihat sukar dan curam. Ketua Umum JSI, lewat radio, menyatakan bahwa ini jalur jahanam karena tanjakan yang berliku debu pekat. Banyak simpangan jalan serta jurang pada bagian kanan kirinya membuat kendaraan yang melintas jika tersasar akan susah untuk menemukan jalan kembali.
Peserta pun tidak henti-hentinya saling memperingatkan untuk menyalakan lampu yang bisa menembus debu.
"Di depan ada gerobak, di depan ada capung," kata-kata itu terus terdengar untuk memperingati rombongan saat memasuki jalan menuju daerah Cipanas yang jalanannya rata dan mulus. Membuat peserta terbuai untuk menancap gas.
Memasuki jalan terjal dan berbatu, tak jarang rombongan yang berada di belakang teringgal. Komunikasi lewat radio pun terdengar untuk memperlambat speed bahkan kadang menepi. Saat menepi, kesempatan diambil untuk buang air kecil di hutan. Perjalanan kali ini mendapatkan beberapa rute dan track, country road, semi off road terkadang off road. Tidak ada lumpur yang biasanya menjadi tantangan tersendiri bagi off roader. Namun, peserta terlihat puas dengan touring malam itu.
"Ayo goyang lagi" ucap foreider di radio.
Peringatan, akan jalan berlubang, jembatan kecil, jurang dan sebagainya sering terdengar saat memasuki track kaki Gunung Halimun. Di sini jalan berbatuan sempit dan berlubang, di kanan dan sisi kiri jurang yang dapat ditempuh dengan jarak kurang lebih 40 km.
Kampung Ilang
Pak Agun yang memang hafal dengan track ini selalu menceritakan tentang hutan, tanjakan dan desa yang membuat pengetahuan peserta bertambah. Apalagi saat dia menceritakan lewat radio bahwa ada satu kampung namanya kampung ilang (kampung hilang) pernah ada di daerah itu.
“Di sini pernah ada namanya kampung ilang, namanya itu diambil karena penduduk setempat sering hilang tidak jelas dan tidak ditemukan. Akhirnya lampung ini benar-benar hilang ditinggal penduduknya," katanya.
Memang aura mistis terasa di jalur ini. Sepanjang jalur lewat radio beberapa peserta bercerita melihat sosok halus yang menghiasi perjalanan. Jika dilewati pada siang hari, jalur ini indah dan memukau. Canda tawa mewarnai perjalanan rombongan malam itu lewat radio. Penambangan emas liar, muara air yang jernih, sampai kampung cantik pun diinfokan oleh Pak Agun.
Sampai akhirnya tiba di jalan aspal yang memang ditunggu oleh peserta.
"Pak Wawan teknisi, mobil saya kenapa ngempos ya. Lampu oilnya nyala terus," ucap Pak Candra saat melintasi tanjakan. Ketua Umum JSI pun menginstruksikan untuk rombongan di belakang mobil Pak Candra berhenti dan Pak Haji Wawan pun turun untuk melihat.
Setelah dicek, ternyata selang yang ada di dalam kap mesin bocor. Setelah menunggu beberapa lama, ketua umum yang telah mendapat persetujuan anggota menginstruksikan mobil jeep merah milik Pak Candra bersama mobil Land Cruiser teknisi dan crew ditinggal. Karena jalur sudah aspal dan hanya beberapa jam lagi sampai di Sawarna.
Rombongan belakang pun melanjutkan perjalanan menyusul foreider dan rombonganan yang telah menunggu beberapa kilometer di depan. Perjalanan dilanjutkan menuju Sawarna Bukit Indah Cotage. Kembali pesereta harus melintasi jalanan berliku, namun rata dan halus, kadang rusak dan bolong dilalui dengam rasa lelah, mengantuk dan lapar.
"Selamat datang di Pantai Sawarna," ungkap Iwan lewat radio, pukul 5.30 WIB, Sabtu (5/9), tepat ketika rombongan tiba. Mobil pun langsung memasuki area parkir dan masuk ke kamar masing-masing untuk sarapan dan istirahat.
Beberapa menit melihat view Pantai Sawarna yang indah dan berkarang. Sesekali ingin mencoba track karang yang menantang. (fyn)
Baca Juga:
Lina, Gadis Cantik Penggemar Touring Jeep
Canda Tawa Hiasi Kebahagian Peserta JSI Touring di Kapal Ferry
Bagikan
Berita Terkait
Libur Lebaran Seru dengan Paket 'Balik Ka Lembur' JSI Resort Megamendung
