Jampe, Mantra Warisan Leluhur Masyarakat Baduy


Seni pertunjukan Baduy. (Foto: Dok Teater Ruhay)
MerahPutih Budaya - Jampe atau mantra sering juga disebut rongkah oleh masyarakat Baduy. Rongkah memiliki peranan kuat dalam membangun kepercayaan diri. Mantra tidak sebatas sastra lisan warisan nenek moyang, tetapi lebih dari itu, mantra memiliki fungsi magis serupa doa.
Kekuatan yang terlahir dari sebuah kepercayaann masyarakat Baduy sebenarnya adalah kepercayaan tentang adanya figur-figur gaib yang sakti dan maha kuasa, semisal para dewa dan arwah-arwah leluhur yang di dalamnya termasuk para raja dan dewi-dewi dalam kepercayaan masyarakat Sunda Kuno.
Rongkah berfungsi menjadi media transformasi energi yang mampu membangkitkan sisi kemanusiaan seorang manusia. Nada sugestif sebuah teks sastra kuno jampe terdapat kalimat atau frasa yang memposisikan si pengucap mantra dalam posisi yang lebih kuat. Seakan-akan kelemahan tubuhnya hilang. Semisal tercermin dalam bunyi rongkah berikut; Sahayu mulya// Rayu sakawayhna// Nu gumuling luhureun langit// Nugumelang di awang-awang// Nuhurip teu jeung getih// Nu herang teu jeung nyawa// Yaisun sampurna// Sampurna kukarsaning Widi.
Kuatnya nada repetitif dan bunyi asosiatif yang sangat kuat, menimbulkan efek imperatif, desakan, atau pun perintah, di mana pada saat bersamaan merupakan imbauan yang sekaligus sebuah permohonan yang mendedahkan persuasi yang juga sama-sama kuat, semisal bunyi berikut;
Kai buyut kepel hideung// Nu tapa di leungeun katuhu// Nyai buyut kepel hideung// Anu tapa di leungeun kenca// Sang gumuruh putih// Tangi dampal leungeun aing// Batara karang awak lebur// jagat narima rorongkahannana.
Efek repetitif dan imperatif itulah yang juga menimbulkan efek magis dan menyihir, di mana rima-rima teks sastra tersebut mempunyai beberapa fungsi, yaitu fungsi estetik, fungsi membangun nada, fungsi magis, dan fungsi pengingat bagi mereka yang membacakannya.
Tradisi kesusastraan lisan masyarakat Baduy di Banten tidak bisa dilepaskan dari wawasan masyarakat dalam memandang alam, Sang Pencipta, dan diri mereka sebagai sebuah kesatuan atau kosmologi yang saling berhubungan satu sama lain. (dul)
BACA JUGA:
Bagikan
Berita Terkait
Di Kawasan Adat Baduy Tidak Akan Berdiri Koperasi Merah Putih, Ini Kendalanya

Desainer Syukriah Rusydi Tampilkan Kain Khas Baduy Jawa di Moscow Fashion Week

Pergerakan Tanah Menyusul Cuaca Ekstrem Sebabkan Puluhan Rumah Rusak di Lebak Banten

3 Orang Suku Badui Dalam Meninggal Akibat Tidak Dapat Akses Obat TBC

Rumah Suku Badui Hancur Diterjang Puting Beliung, Ini Nama-Nama Korban

Pemukiman Suku Badui Diterjang Puting Beliung, Kerugian Capai Rp 350 Juta

Jamang Sangsang, Pakaian Adat Pria Suku Baduy Dalam

Alasan Akses Internet di Wilayah Suku Baduy Dalam Diputus
