Ine Febriyanti Pentaskan Monolog Cut Nyak Dien


Artis Sha Ine Febriyanti beraksi di atas panggung saat tampil dalam pementasan monolog 'Cut Nyak Dien' di Balairung Universitas PGRI Semarang, Jateng, Selasa (18/8) malam. (ANTARA FOTO/R. Rekotomo)
MerahPutih Budaya - Artis Ine Febriyanti menggelar pentas monolog Cut Nyak Dien di Balairung Universitas PGRI Semarang, Jateng, Selasa (18/8) malam.
Dalam memerankan sosok perempuan pejuang asal Aceh itu, Ine menunjukkan karakter Cut Nyak Dien sebagai wanita yang kuat tanpa melupakan perannya sebagai seorang ibu dan istri.
Pentas monolog ini bertajuk "70 Tahun Indonesia Merdeka" yang diselenggarakan oleh Forum Wartawan Balai Kota (Forwakot) Semarang, Universitas PGRI Semarang, dan Rumah Budaya Kawan Kita.
Dalam pentas monolog Cut Nyak Dien, Ine menceritakan kehidupan Cut Nyak Dien semenjak menikah dengan suami pertamanya, Teuku Ibrahim.
Sepeninggal Teuku Ibrahim yang meninggal di medan perang, Cut Nyak Dien kemudian menikah dengan Teuku Umar dan terus mengobarkan perjuangan untuk mengusir penjajah dari Aceh.
Ine Febriyanti menghidupkan kembali karakter Cut Nyak Dien bukan hanya melihat dari kepiawaiannya sebagai pahlawan perang yang memperjuangkan kemerdekaan Indonesia, tetapi juga menunjukkan karakter Cut Nyak Dien sebagai wanita yang kuat dengan sifat-sifat keperempuanannya.
Pementasan monolog "Cut Nyak Dien" pertama kali dipentaskan di Galeri Indonesia Raya pada tanggal 13 April 2014. Ine sendiri mempersiapkan pementasan ini selama empat hari. Hal itu yang menyebabkan dirinya saat itu tampil dengan konsep dramatique reading atau pembacaan naskah cerita dibungkus dramatikal.
Baca Juga:
Rio Motret Terjemahkan Dongeng Indonesia dalam Fotografi Alkisah
Lewat Fotografi "Alkisah", Rio Hidupkan Cerita Rakyat Tanah Air
Bagikan
Widi Hatmoko
Berita Terkait
Mengenang Pramoedya Ananta Toer lewat 'Bunga Penutup Abad'
Mengintip Sesi Latihan Jelang Pementasan Teater Bertajuk Bunga Penutup Abad

Jelang Pertunjukan Teater Bertajuk Bunga Penutup Abad di Jakarta

Teater Koma Bawa Karakter Punokawan Melintasi Ruang dan Zaman dalam Pertunjukan 'Mencari Semar'

Jelang Pementasan Teater Mencari Semar Angkat Cerita Tradisi Punakawan yang Futuristik

Indonesia Kaya Tampil dengan Wajah Baru, Siap Jadi Platform Pioner Lestarikan Seni Pertunjukan Tanah Air yang Lebih Progresif dan Relevan

Panggung Musikal 'Keluarga Cemara' Siap Dipentaskan Kembali
Mengintip Rehearsal Pertunjukan Panggung Musikal Keluarga Cemara di Ciputra Artpreneur

Bersama Fadli Zon, Megawati Hadiri Pertunjukan Teater Seni Musik Imam Al-Bukhari-Sukarno di GKJ

Ketika Romantika Diuji Prahara Politik Nasional Tersaji dalam Teater Musikal 'Mar'
