Importir: Sapi Bukan Barang yang Bisa Ditimbun


Kelangkaan daging Sapi di pasaran membuat Bulog melakukan operasi pasar daging sapi (Foto: ANTARA FOTO/Novrian Arbi)
MerahPutih Bisnis - Kelangkaan daging sapi yang akhirnya membuat harga di pasar melambung tinggi, membuat banyak orang menduga, ada pihak yang sengaja membuat hal itu terjadi. Berbagai pendapat bermunculan dan mengarah kepada penimbun sapi hasil impor sehingga menjadi langka. Para importir pun 'tersentil' dengan hal tersebut, lantaran ditengarai pihak importirlah yang melakukannya.
Seorang importir, sebut saja Mr X yang ditemui khusus merahputih.com, Rabu (12/5) di Jakarta menjelaskan, jika pihak importir tidak mungkin melakukan hal yang sering disebut kartel tersebut untuk mendongkrak harga.
"Saya luruskan, sepanjang yang kami alami tidak ada kartel. Ini masalah suplay and demand," tegasnya.
Menurut lelaki yang mengaku sudah menjadi importir sapi sejak tahun 1990-an itu, pihaknya justru mengkritik kebijakan pemerintah yang malah memberikan kuota sapi impor namun tidak dibarengi dengan produksi sapi lokal yang dapat menutupi permintaan. Saat ini, permintaan di Indonesia diperkirakan sebanyak 250 ribu ekor sapi.
"Pernah ada wacana swasembada daging (sapi). Malah pernah dilakukan sensus yang hasilnya menyatakan ada sekitar empat belas juta ekor sapi lokal. Itu sensus akurasinya bagaimana? Lha, kita cari sapinya enggak ada," ujarnya lagi.
Sebagai pengusaha, ia merasa mendukung rencana pemerintah tersebut. Namun dalam kenyataannya, masih sangat sulit mencari sapi lokal sesuai dengan jumlah permintaan pasar.
"Menurut para petani, perhitungan di lapangan, misalnya satu keluarga memiliki beberapa ekor sapi, nah, itu dihitung semua. Padahal, tidak semua sapi itu merupakan sapi potong. Ada aturan pemerintah yang tidak memperbolehkan sapi betina produktif dipotong termasuk sapi yang masih kecil. Belum lagi perhitungan di pasar-pasar Jawa yang biasanya jika sapi tidak laku, akan dipindah ke pasar lain dan itu dihitung juga. Jadi yang dihitung double," terangnya.
Menurutnya kelangkaan sapi itulah yang mendorong, harga sapi kemudian menjadi naik.
"Begitu impor dibatasi, harga sapi langsung naik. Nah, sapinya kemana?" ujarnya.
Pihaknya juga menyesalkan, sebagian pihak sudah kadung menuduh para importir menimbung sapi setelah mendapatkan jatah impor. Padahal, menurut Mr X, sapi merupakan mahluk hidup yang memang harus segera dijual di pasar (dalam bentuk daging).
"Sapi itu bukan barang elektronik yang disimpan setahun bentuknya masih sama. Sapi datang paling lama enam bulan dalam proses penggemukan, enggak bisa terus dipelihara. Kalau dibilah pengusaha importir itu nimbun, buat apa? Ya, memang diakui ada beberapa yang mengerem penjualan itu pun sudah dalam perhitungan untuk kelanjutan hidup perusahaan. Kita kan pasti sudah menghitung," bebernya.
"Misalkan, sekarang kita impor yang harusnya bisa menghidupi dengan kapasitas impor yang besar, tiba-tiba dapat jatah impor sedikit. Kita harus berhitung lagi agar bisa bertahan. kan kalau kandangnya juga kosong, kita harus berhenti beroperasi, bukan berarti menimbun. Sapi itu enggak bisa ditimbun," ujarnya lagi dengan nada tinggi.
Seperti sudah diberitakan sebelumnya, pemerintah dalam hal ini kementrian perdagangan yang saat itu dijabat Rahmat Gobel, membuka keran impor sapi sejumlah 50.000 ekor. Hal tersebut didasarkan atas kelangkaan daging sapi di pasar Indonesia yang membuat harga daging sapi melonjak menjadi kisaran Rp130.000 - Rp140.000 per kilogram.(wan)
Baca Juga:
Dampak Kenaikan Harga Daging Sapi
Kenaikan Harga Daging Sapi Beri Sentimen Negatif Terhadap Rupiah
Harga Daging Sapi Mahal, Pedagang Bakso Pilih Pulang Kampung
Harga Daging Sapi Meroket, Mafia Daging Bermain?
Bagikan
Berita Terkait
DPR Dorong Pemerintah Libatkan Peternak Kecil dalam Program Sapi Merah Putih

Ribuan Sapi Perah Bunting Asal Australia Masuk Indonesia, Buat Percepat Produksi Susu Nasional

Pemerintah Tidak Lagi Berlakukan Batasan Kuota Impor Sapi Hidup Demi Ketahanan Pangan

Pemerintah Siapkan 525.995 Hektare Untuk Ekosistem Peternakan Nasional, Uji Coba di Sumba NTT

Pemerintah Putuskan Setengah Juta Impor Sapi Hidup di 2025, Bertambah 184 Ribu Ekor

Demi Protein Warga Jakarta, Ribuan Sapi Impor Australia Digemukkan Dulu 2 Bulan

3 Ribu Lebih Sapi Perah Impor dari Australia Sudah Masuk Indonesia, Wamentan Sebut Bagian dari Investasi

Pemprov DKI Pastikan Stok Daging Sapi Aman Hingga Lebaran, Tapi Kenaikan Harga Tak Terpungkiri

200 Ribu Sapi Ditargetkan Masuk ke Indonesia Tahun Ini Dukung Makan Bergizi Gratis

Kebijakan Impor 2 Juta Ekor Sapi Diharap Tak Bikin Peternak Lokal 'Gigit Jari'
