IDI Memperingati Hari Dokter Nasional Dengan Demo Tolak DLP


Program DLP ditolak oleh para dokter Indonesia. (Dok. rri.co.id)
Ironis, Di peringatan hari jadinya yang ke 66 tahun, Ikatan Dokter Indonesia (IDI) justru akan menggelar unjuk rasa.
Demo yang rencananya diikuti 2.000 orang dokter itu, dimaksudkan untuk menolak program pendidikan Dokter Layanan Primer (DLP).
Program yang tertuang dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2013 tentang Pendidikan Dokter itu, dianggap mubazir.
Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia Prof. Dr. Ilham Oetama Marsis SpOG mengatakan akan menggelar aksi damai dalam unjuk rasa hari Senin (24 Okt).
Aksi damai tersebut kata Dr Marsis merupakan puncak dari berbagai usaha yang telah dilakukan untuk menyadarkan pemerintah mengenai persoalan dokter.
Demo para dokter akan dimulai di Tugu Proklamasi, Jakarta Pusat, dilanjutkan dengan jalan kaki menuju ke Istana Negara.
Khawatir memicu kemacetan lalu lintas, para dokter tidak akan berdemonstrasi di kantor Kementerian Kesehatan di Jalan Rasuna Said, Jakarta Selatan.
Menurut Profesor Marsis program DLP mereka tolak karena hanya akan menghabiskan anggaran negara yang cukup tinggi. Dalam hitungan IDI, negara akan mengeluarkan biaya hingga Rp 300 juta setiap tahun untuk satu orang dokter yang akan mengikuti program DLP. Tercatat ada 110 ribu dokter yang membutuhkan peningkatan kompetensi.
“Bayangkan ada 110 ribu dokter yang harus disekolahkan,” serunya.
Program DLP juga memberatkan calon dokter dan merendahkan serta meragukan kompetensi dokter. Pasalnya para dokter sebelum bertugas telah melalui proses uji kompetensi untuk proses sertifikasi dan masa internsip dokter yang juga diatur dalam UU Pendidikan Kedokteran.
Sebagai solusi untuk mengatasi persoalan pelayanan kesehatan, pemerintah disarankan mengatur distribusi dokter agar merata di setiap daerah.
Sebagai ganti program DLP yang mereka tolak, kepada pemerintah, IDI menawarkan Program Pendidikan Kedokteran Berkelanjutan (P2KB).
Sejauh ini IDI telah mengupayakan advokasi agar pemerintah memahami konsep P2KB. (dsyamil)
BACA JUGA
Para Dokter akan Berpuisi di Sastra Bulan Purnama ke-59
Ketum PB IDI Meminta Kejelasan Status Dokter Korban atau Pelaku
Dokter Cantik Eva Carneiro Kembali ke Chelsea?
Bagikan
Berita Terkait
Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa

[HOAKS atau FAKTA]: IDI Publikasikan 19 Minuman yang Sebabkan Diabetes dan Pengerasan Otak
![[HOAKS atau FAKTA]: IDI Publikasikan 19 Minuman yang Sebabkan Diabetes dan Pengerasan Otak](https://img.merahputih.com/media/e5/74/63/e57463822770c6512e7a4fbac4ff353f_182x135.jpeg)
PB IDI Protes Mutasi dan Pemberhentian Dokter Vertikal oleh Kemenkes, Dinilai Tidak Punya Alasan

Pengungsi Gempa Bandung Raya 5.400 Orang, IDI Terjunkan Tim Medis

RS Medistra Minta Maaf Terkait Syarat Diterima Kerja Harus Lepas Hijab

Kemenkes Bantah Terlibat Pemecatan Dekan FK Unair Penolak Dokter Asing

Dekan FK Unair yang Tolak Dokter Asing Praktik di Indonesia Dipecat

IDI Ingatkan Dokter Tidak Boleh Beriklan Terutama Terkait Produk

DPR Ungkap Tanpa Jaminan Kesejahteraan, Pemerataan Dokter Sulit Terpenuhi

Buruknya Kualitas Udara Jakarta Berdampak ke Kesehatan Paru-Paru hingga Intelektual Anak
