Hubungan Indonesia-Australia Panas, Menteri Susi Malah Berguru ke Negeri Kangguru


ANTARA FOTO
MerahPutih Nasional - Ditengah suhu politik yang semakin tinggi antara Pemerintah Republik Indonesia dan Australia, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti menyambangi Australia.
Kedatangan Menteri Susi ke negeri Kangguru adalah untuk belajar dan berguru kepada Australia. Sebab Australia sendiri adalah salah satu negara dengan sumber daya laut terbesar di dunia.
Menteri Susi sendiri berangkat ke Australia pada Selasa malam (17/2) dan akan kembali ke Indonesia pada tanggal 25 Februari mendatang. Selama berada di Australia menteri Susi akan bertemu banyak pihak, terkait pengelolaan sumber daya alam perikanan.
"Ibu Susi studi banding, sampai mendapatkan apa yang beliau inginkan dari hasil studi banding tersebut," kata Kepala Pusat Data dan Informasi Kementrian Kelautan dan Perikanan (KKP) Lilly Aprilya Pregiwati saat ditemui merahputih.com di kantornya, Rabu (18/2).
Saat ditanya apakah dalam kunjungan kerja tersebut, pemerintah Australia akan melobi Menteri Susi terkait rencana eksekusi mati 2 orang terpidana narkotika asal Australia, Kapusdatin KKP mengaku tidak mengetahui hal tersebut.
"Saya tidak mau mengatakan karena takut salah. Nanti saja jika ibu Susi sudah datang. Silakan tanya langsung," tandasnya.
Sebelumnya, seperti diberitakan merahputih.com. sebanyak 2 orang terpidana mati kompoltan "Bali Nine" akan dieksekusi oleh Kejaksaan Agung. Pihak Kejaksaan Agung sendiri berdalih eksekusi layak dilakukan karena mempunyai dasar hukum jelas.
"Putusan pengadilan yang seharusnya dilaksanakan itu pada prinsipnya tidak boleh diganggu gugat," kata Kepala Pusat Penerangan Kejaksaan Agung Tony Tribagus Spontana di kantornya, Senin (16/2).
Sebaliknya Sekjen PBB Ban Ki-moon melalui pernyataannya mengimbau Indonesia, untuk tidak melakukan eksekusi terhadap tahanan hukuman mati kasus kejahatan narkoba, termasuk warga Australia, Brazil, Prancis, Ghana, Indonesia, Nigeria dan Filipina. Dua orang terpidana mati kasus narkotika asal Australia yang akan segera dieksekusi adalah Andrew Chan dan Myuran Sukumaran. ( Baca: Mendadak Sidang Kabinet di Istana Bogor, Menteri Susi Batalkan Kunjungan ke Australia
Menurut Juru bicara PBB Stpehane Dujarric mengatakan, Ban Ki-moon telah berbicara dengan Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi, Kamis (12/2), untuk mengungkapkan keprihatinannya atas penerapan terbaru hukuman mati di Indonesia.
Adapun Perdana Menteri Australia Tony Abbot telah mengatakan akan melakukan balasan diplomatik yang setimpal jika Indonesia mengeksekusi warganya.
Abbott menegaskan, warganya muak dengan rencana eksekusi mati Pemerintah Indonesia terhadap dua warganya, Andrew Chan dan Myuran Sukumaran. Oleh karena itu, Australia akan terus menekan Pemerintah Indonesia untuk membatalkan hukuman mati tersebut.
"Kami akan mencari cara menunjukan ketidaksetujuan kami terhadap masalah ini,” ujar Abbot, sebagaimana diberitakan Sidney Morning Herarld, Ahad (15/2). (cpy/bhd)
Bagikan
Berita Terkait
Langgar Izin PKKPRL, Proyek Reklamasi 2 Pulau di Batam Disegel KKP

Soal Usulan Tambahan Anggaran, DPR Haruskan KKP Prioritaskan Kesejahteraan Nelayan

Pulau Kecil di Bali dan NTB di Kuasai WNA, Menteri KKP Siap Lakukan Legalisasi

DPR Desak Pemerintah Evaluasi Tambang Nikel di Raja Ampat, Bisa Merusak Keindahan Alam Bawah Laut

Pemerintah Bikin Kampung Merah Putih Buat Sejahterakan Nelayan, Tahun Ini Ditargetkan 100 Kampung

Indonesia Masih Jadi Magnet Illegal Fishing, Tahun 2025 Sudah Menangkap 32 Kapal Ilegal

Indonesia Sumbang 15 Persen Pasokan Tuna Dunia, Ini Alasannya

KKP Janji Lanjutkan Pembongkaran Pagar Laut, Terhenti Karena Ramadan

Kades Diklaim Siap Bayar Denda Pagar Laut Rp 48 Miliar, Minta Waktu 30 Hari. Tapi Denda Perusahaan Tidak Disebutkan

Kasus Pagar Laut Dilimpahkan ke Polisi, Pelaku Diklaim Bakal Bayar Denda Rp 48 Miliar
