Harga Cabe Meroket, Pengusaha Bumbu Pecel Tetap Enjoy

Widi HatmokoWidi Hatmoko - Rabu, 15 Februari 2017
Harga Cabe Meroket, Pengusaha Bumbu Pecel Tetap Enjoy
Proses pembuatan bumbu pecel di Kabupaten Kediri. (MP/Mauritz)

Meskipun harga cabai (cabe) meroket hingga kisaran Rp 140ribu per-kilogram, namun produsen sambel pecel atau bumbu pecel di Kabupaten Kediri, Jawa Timur tetap enjoy. Pasalnya, meskipun harga cabe naik, bahan baku lainnya malah turun.

Sehingga, mereka masih tetap bisa berproduksi dengan kualitas bumbu pecel yang gurih dan pedas, tanpa mengurangi takaran bahan baku serta esensi kelezatannya.

Salah seorang produsen bumbu pecel di Desa Tepus, Kecamatan Ngasem, Kabupaten Kediri, Jawa Timur Mukti, mengungkapkan, pada saat harga cabe naik, peminat sambel pecel atau bumbu pecel khas Kediri ini malah semakin membludak. Bahkan, dalam beberapa bulan terakhir ia harus melayani konsumen dari luar daerah seperti Malang, Jakarta dan daerah sekitarnya.

"Meski harganya naik (cabe-red), untuk takaran cabai, kita tetap. Kita tidak berani mengurangi, karena nantinya berpengaruh terhadap kualitas rasa," ungkap Mukti kepada merahputih.com.

Proses pengepakan bumbu pecel atau sambel pecel di salah satu sentra produsen bumbu pecel di Kabupaten Kediri, Jawa Timur. (MP/Mauritz)

Dalam proses pembuatan bumbu pecel ini, setiap harinya Mukti memerlukan sekitar 1 kwintal cabe. Cabe yang digunakan Muki terdiri dari cabe rawit dan dicampur dengan cabe besar. Cabe-cabe ini dibeli langsung di Pasar Grosir Kelurahan Ngeronggo Kota Kediri.

Beruntung, kata Mukti, di saat harga cabe melambung, bahan dasar lain untuk membuat bumbu pecel malah justru turun. Hal Ini yang menjadi salah satu pertimbangan bagi Mukti, tidak menaikan harga bumbu pecel di pasaran dan tetap menjualnya dengan harga Rp 26ribu per-kilogramnya.

Bumbu pecel yang diberi merk MT ini, diklaim bisa bertahan hingga dua bulan. Menurut Mukti, bumbu pecel MT ini tanpa bahan pengawet, melainkan menggunakan bahan dasar dari rempah asli yang masih alami. Sehingga daya tahan kelayakan konsumsi bumbu pecel tersebut bisa bertahan lama.

Proses pembuatan bumbu pecel milik Mukti ini juga masih menggunakan peralatan tradisional alias masih manual. Untuk memanjakan lidah dan selera pelangganya, Mukti membuat bumbu pecel menjadi dua kategori rasa, yakni kategori bumbu pecel rasa pedas sedang dan rasa pedas banget.

Artikel ini berdasarkan liputan Mauritz, kontributor atau reporter merahputih.com pada saat liputan di wilayah Kabupaten Kediri, Jawa Timur.

#Wisata Kediri #Pesona Indonesia #Sambel Dapoer Iteung
Bagikan
Ditulis Oleh

Widi Hatmoko

Menjadi “sesuatu” itu tidak pernah ditentukan dari apa yang Kita sandang saat ini, tetapi diputuskan oleh seberapa banyak Kita berbuat untuk diri Kita dan orang-orang di sekitar Kita.
Bagikan