Geliat Bisnis Dasi Kupu-Kupu Bowsha


Apsha Syawali Aschwianda, pemilik usaha Bowsha, usaha dasi kupu-kupu yang terbuat dari kain batik dan juga terbuat dari kayu, Senayan, Jakarta, Senin (14/3). (Foto: MerahPutih/Venansius Fortunatus)
Merahputih Bisnis - Masih ingat dengan dasi kupu-kupu yang sempat menjadi trend di era 1970-an? Ternyata hingga saat ini dasi menyerupai kupu-kupu banyak diminati oleh semua kalangan. Salah satunya dilakukan oleh pemilik Bowsha Aphsa Syawali Aschwianda sudah menekuni usaha ini sejak 2013.
Pria yang kerap disapa Apsha mengaku awalnya hanya menjalankan sosial project karena tengah menyelesaikan tugas sosial. Ia mempekerjakan para tuna rungu bahkan hingga sekarang ini.
"Waktu saya menjalankan ini dari proyek sosial, karena kebanyakan dari karyawan penyandang tuna rungu. Namun mereka sangat kreatif dalam membuat karya dan mulai saat itu saya coba-coba membuat ini dan memperdayakan mereka," kata Apsha saat ditemui merahputih.com di Pameran Indonesia Fashion Week 2016, Minggu (13/3).
Bowsha, usaha dasi kupu-kupu yang terbuat dari kain batik dan juga terbuat dari kayu, Senayan, Jakarta, Senin (14/3). (Foto: MerahPutih/Venansius Fortunatus)
Apsha menjelaskan meski mereka tidak mendangar tapi kemauan mereka untuk menghasilkan suatu karya sangat besar. Hal ini yang mendorongnya terus mempekerjakan mereka.
"Akhirnya pada Bulan Agustus 2013, saya memutuskan untuk menekuni bisnis dasi kupu-kupu ini. Alasannya karena saya suka memakai dasi dan bentuknya unik. Saat itu modal yang dikeluarkan sebesar Rp 10 juta digunakan membeli bahan baku, gaji penjahit, dan sebagainya," terangnya. (Abi)
BACA JUGA:
Bagikan
Berita Terkait
Rayakan Ulang Tahun ke-150, Piaget Rilis Arloji Polo 79
