Film Action 3 : Konspirasi Negara Berbalut Martial Art


Poster 3 The Movie (Gambar: twitter @3_themovie)
MerahPutih Film - Indonesia di tahun 2036 mengalami banyak perubahan. Liberalisasi dan sekulerisasi menjadi ideologi negara, menggeser agama dari ruang hidup. Hak Asasi Manusia menjadi segalanya. Penggunaan peluru tajam sebagai senjata sudah menjadi ilegal. Aparat menggunakan peluru karet untuk menangkap penjahat dan teroris yang masih tersisa.
Namun, kaum radikal agama masih tetap berjuang mengganti wajah demokrasi. Aparat bergerak hadapi perjuangan tersebut, salah satunya Alif (Cornelio Sunny). Aparat idealis yang bekerja membela kebenaran. Tapi, kematian penjahat oleh aparat sedikit membuka borok konspirasi negara.
Akibat membela idealismenya yang bertentangan dengan kasus tersebut, Alif diskors. Dalam masa hukuman, sahabatnya, Herlam (Abimana Aryasatya) seorang jurnalis yang dipenuhi gejolak idealisme, datang memberikan informasi korban aparat. Informasi yang membawa Alif ke cinta masa lalunya, Laras (Prisia Nasution).
Pertempuran dengan kaum radikal agama masih berlangsung. Dalam pertempuran tersebut, Mimbo (Agus Kuncoro) berdiri sebagai pembela agama yang pada akhirnya mengharuskannya bertarung dengan sahabatnya, Alif. Dirinya tetap berada di tempat terasing, menjadi minoritas.
Film action Futuristik berjudul '3', menceritakan kisah Alif, Lam, Mim dalam pertempuran keyakinan. Anggy Umbara selaku sutradara mengemasnya dalam kisah berbalut aksi, drama, pengkhianatan dan konspirasi. Para penonton pun akan dibuat terus berpikir.
3 The Movie tidak hanya sekedar menjual 'martial art', layaknya gaya film aksi Indonesia sekarang. Anggy pun menawarkan sesuatu yang berkelas yaitu Wacana. Membuat kita sekilas mengingat film The Matrix yang secara jujur diakui Anggy sebagai salah satu film favoritnya.
Tapi lepas dari itu Anggy Umbara berhasil mengemas plot dan narasi dengan sederhana tanpa melupakan detail. Hal inilah yang membuat para penonton tidak merasa bosan. Sebuah hal yang wajar muncul bila menonton film yang menuntut pemahaman lebih dan diisi dengan dialog-dialog panjang.
Teks-teks satir dalam film ini pun membuat penonton bisa menghubungkan dengan kondisi negara. Di mana agama (Islam) disudutkan sebagai teroris, Wartawan yang dibungkam, aparat penegak hukum menjadi "wayang", lalu pemujaan terhadap liberalisasi dan demokrasi. Seakan-akan penonton dipaksa untuk kembali menyelami kisah di masa Orde Baru.
Keberhasilan film ini membuat julukan 'Sutradara Satu Juta Penonton' masih pantas disematkan kepada Anggy Umbara. Tapi kalau kita masih kurang sepakat bahwa kualitas berbanding lurus dengan jumlah penonton. "3" tetap layak menjadi salah satu nominasi film terbaik tahun ini. (rky)
Baca Juga:
Bermain Dalam Film Action, Tika Bravani Ngaku Keseleo Leher
Bagikan
Fredy Wansyah
Berita Terkait
Tayang 23 Oktober, Air Mata di Ujung Sajadah 2 Tampilkan Sisi Lain Kota Solo

Mortal Kombat II Tayang Oktober 2025, Proyek Film Ketiga Langsung Digarap

Bocoran Aksi Petualangan Baru Dwayne Johnson Cs di Jumanji Sekuel Terbaru

Bocoran Sinopsis Film Penerbangan Terakhir: Selingkuh di Ketinggian 30 Ribu Kaki

'Predator: Badlands' Tayang November 2025, Ketika Pemburu Alien dan Android Bekerja Sama untuk Bertahan Hidup

Sinopsis Film Horor 'Di Balik Pintu Kematian', Ketika Karma Datang Meneror

Trailer 'Avatar: Fire and Ash' Resmi Dirilis, Gambarkan Konflik Lebih Gelap dan Cerita yang Kompleks

Baby Yoda Kembali, 'Star Wars: The Mandalorian & Grogu' Tayang 22 Mei 2026

23 Seconds Besutan Peter Taslim Sabet Best Action Film Star City Festival, Lolos Seleksi UASIAFF

Aktor Pedro Pascal Incar Film Behemoth, Berkisah Tentang Pemain Cello
